Maafkan Aku

691 121 21
                                    

🌿Bukan Salah Jodoh🌿
------------By: 2AL-------------
  Almeera dan Aliyanthi
-------------BAB 14-------------

Andin bersiap untuk menjalankan tugas dari perusahaan. Dia sempat pamit pada Aldebaran ketika sarapan tadi. Suaminya itu hanya tersenyum dan memintanya untuk menjaga kesehatan juga dirinya sendiri. Merasa tidak enak karena tidak bisa mendampingi Al memberikannya sebuah sapu tangan kecil untuk penggantinya menemani sang istri.

"Anggap saja itu aku yang sedang berada di sisi kamu, aku tidak bisa ikut setidaknya sapu tangan itu ikut denganmu. Masih baru dan pasti kau suka dengan motifnya."

"Terima kasih."

Tanpa disadari Al mengecup pucuk kepala Andin hingga membuat gadis itu memejamkan mata juga merasakan perlakuan yang berbeda. Ada getir karena rasa bersalah, tapi ada pula bahagia bisa menghabiskan waktu bersama Ken nantinya. Benar saja ketika tiba di Bandara, Ken menyambut dan membantunya membawa barang-barang. Mereka berada di pesawat sekarang dan duduk bersebelahan. Perjalanan cukup lama, membuat keduanya terlena dengan pemandangan dari jendela pesawat.

"Kamu gugup?" tanya Ken menatap Andin yang belum berbicara sedari tadi. Perempuan itu hanya menggeleng.

Ken pun meraih tangannya dan menggenggamnya mesra. Tanpa Andin lerai hingga lelaki itu mengecup punggung tangannya lembut. Andin lalu menoleh dan tersenyum manis sebagai balasan dari sentuhan Ken. Menunggu sampai Andin pun memejamkan mata dan terlelap untuk sesaat. Ken terus memandangi dan mengelus rambut bahkan dia hampir tak bisa menahan diri untuk kembali mencium bibir perempuan yang ada di sampingnya. Namun, dia hanya mengecup lembut bibir itu karena tidak ingin mengganggu waktu istirahatnya. Ken pun memejamkan matanya perlahan hingga tidak terasa pilot memberitahu jika sebentar lagi pesawat akan mendarat di Bandara. Andin bangun dan bersiap-siap, begitu juga Ken.

•••

Pesawat mendarat sekitar pukul enam sore. Lepas dari Bandara keduanya menuju hotel yang sudah di reservasi oleh pihak perusahaan. Dua kamar tentunya, tapi kamar mereka berhadapan satu sama lain sehingga mudah untuk mempersiapkan diri jika ada rapat nanti. Mereka masuk ke dalam kamar dan membersihkan diri terlebih dahulu.

'Ndin, kamu udah sampai, kan?'
'Jangan lupa hubungi jika sudah di Semarang.'
'Semoga pekerjannya lancar.'

Deretan pesan yang baru terbaca dari Aldebaran. Andin tersenyum miring lalu kembali meletakkan ponselnya di nakas. Ia pun bergegas merapikan diri setelah barusan mandi. Ada ketukan pintu, padahal dirinya belum berpakaian masih menggunakan pakaian handuk. Dia pun membuka pintu dan ternyata itu Ken.

"Ada apa Ken?" Andin mulai cukup risih karena penampilannya.

"Hanya memastikan kamu baik-baik saja," ucap Ken dengan tatapan lembutnya.

"Aku baru selesai mandi, acaranya besok pagi, kan?"

"Iya, mungkin malam ini kita di net dulu. Baru sampai dan aku lapar, temani aku ya, Ndin."

Andin sempat berpikir lama. Namun, karena dirinya pun tengah lapar akhirnya mengiyakan ajakan dari Ken. Lelaki itu bersedia menunggu di luar ketika Andin tengah berdandan. Menit kemudian, dia keluar dan membuat Ken terpana dengan penampilannya. Dia bahkan tidak berkedip sama sekali.

"Ken ... ayok!" ajak Andin.

Ken mengerjap lalu menggandeng tangan Andin. Mereka melangkah bersama menuju restoran di bawah. Suasana makan malam cukup romantis, keduanya seperti sepasang kekasih yang tengah liburan bersama. Tidak ada rasa canggung bahkan bergantian saling menyuapi. Ken lalu membersihkan sisa makanan yang ada di sudut bibir Andin hingga membuat perempuan itu merona dan tertunduk.

"Aku ingin melamarmu, Ndin."

Seketika Andin kaget dengan pernyataan Ken. Seperti genderang yang bertalu keras di daun telinganya. Ada bahagia, gundah, sedih dan mungkin gelisah. Namun, ia tepiskan perasaan tersebut. Entah sesuatu yang ada di benaknya saat ini adalah waktu kebersamaan dengan Ken begitu ia nikmati.

Bukan Salah JodohWhere stories live. Discover now