I love U

684 116 18
                                    

🌿Bukan Salah Jodoh🌿
------------By: 2AL-------------
  Almeera dan Aliyanthi
-------------BAB 12-------------

Part sebelumnya:
https://www.facebook.com/groups/1045197149669281/permalink/1185334028988925/?app=fbl

Seperti janjinya, Rosa datang ke rumah pasangan Al dan Andin. Dia merasa senang karena disambut hangat oleh putra juga menantunyanya.

"Kalian betah, kan, di sini?" tanyanya lembut sembari duduk manis lalu meraih minuman teh yang ada di nakas.

"Betah, Ma tentu saja," jawab Al.

"Iya, kita betah, meskipun nggak ada pembantu. Ternyata Al pandai mengerjakan tugas rumah bahkan memasak, Andin nggak nyangka aja, sih." Andin menempelkan kepala di atas bahu Aldebaran. Keduanya saling lirik meski agak sedikit canggung juga ada rasa gugup tak menentu di hatinya Aldebaran.

Rosa kembali meletakkan cangkir," anak mama memang hobi memasak. Al itu pintar sekali, bahkan setiap weekend kita selalu memasak bersama."

"Sweet nya, Ma. Aku kemana aja sih, baru tau sekarang."

"Al cukup perfeksionis, Ndin. Ya, Rendy kalau ke rumah pasti minta dimasakin sama Al. Iya, kan, Al?"

Al mengangguk. Seketika Andin melepaskan tautan tangannya dari Al. Rosa  merasa keceplosan karena dia baru saja menyebut nama almarhum Rendy.

"Maaf, maksud Mama cuma mengingat mereka, Ndin."

"Nggak papa, kok, Ma. Aku beruntung bisa kenal dua sahabat yang luar biasa dan keduanya sama-sama mencintaiku."

Rosa tersenyum bahagia melihat pasangan ini yang cukup menggemaskan dan terlihat saling memuji. Meski ada keraguan karena takut hanya sandiwara saja, nyatanya binar mata putranya nampak haru. Artinya keduanya mulai saling menerima bahkan kemesraan itu terlihat ketika makan malam di mana keduanya tak henti memamerkan kemesraan dengan saling menyuapi satu sama lain.

"Kalau lihat kalian mesra begini, Mama lega. Jadi nggak sabar pengen cepat momong cucu," ucap Rosa yang menggoda keduanya. Sontak Andin langsung tersedak kemudian Al cepat memberikan air minum padanya.

"Mama bayangin anak kalian berdua pasti lucu, gemesin. Cuma penasaran lebih mirip Al yang kalem sama pemalu atau mirip ibunya Andin yang cantik." Al tersipu mendengarnya.

'Ih ... amit-amit kalau anak Gue mirip si cupu.'

Andin justru menggelengkan kepala hingga membuat Rosa memperhatikan.

"Kenapa, Ndin?"

"Nggak papa, Ma. Lucu pastinya kalau  aku dan Al punya anak sekarang, masalahnya belum terpikirkan ke sana."

"Iya, Ma. Kami sedang  sibuk dengan pekerjaan," timpal Al menjelaskan.

"Ya, meskipun nikah kalian mendadak setidaknya bulan madu jangan ditunda. Pekerjaan nomor dua, yang utama itu keluarga, oke!"

Keduanya saling lirik dan tersenyum pada Rosa. Selesai makan malam, mereka ke kamar masing-masing. Rosa menuju ruang kamar tamu, sedangkan Al dan Andin menunggu perempuan itu agar lebih dulu masuk kamarnya.

"Kalian belum ngantuk? Udah sana ke kamar, nggak usah anterin Mama ke kamar," kata Rosa mengernyit heran.

"Takutnya Mama salah kamar, jadi kita anterin, Ma."

Andin mencubit pinggang Al. Lelaki itu meringis sedikit dan membuat Rosa terkekeh.

"Tenang, mana mungkin Mama nyasar. Nggak akan ganggu kalian, kok. Kalian nggak usah khawatirin Mama. Kalian masuk aja ke kamar duluan."

Andin menggigit bibirnya sedang Al menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal. Rosa merasa aneh dengan sikap keduanya.

"Ya ampun ... Mama lupa, kalian mungkin risih, ya, ada Mama di sini. Biasanya berdua gitu, maaf deh. Mama duluan ke kamarnya, malam!"

Bukan Salah JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang