Melamar

573 97 36
                                    

🌿Bukan Salah Jodoh🌿
------------By: 2AL-------------
  Almeera dan Aliyanthi
-------------BAB 02-------------

Waktu seperti pedang yang tusukannya terasa begitu cepat menyayat. Begitu juga dengan kehidupan manusia, hari ke hari bulan ke bulan hingga tahun ke tahun terlewati. Aldebaran Rendy dan Andin ketiganya masuk kampus yang sama, ini karena kekompakan juga rasa persahabatan yang dimiliki begitu kuat, terutama untuk Aldebaran dan Rendy.

Meski awal Andin akan kuliah di luar negeri, nyatanya tidak lolos, akhirnya dia pun ikut kedua sahabatnya itu dan mengambil kuliah di kampus yang sama. Tidak menyangka juga jurusan Al dan Andin justru sama, Andin pun terkejut karena mereka akan sering bertemu setiap hari.

"Cie ... Aladin udah dateng nih, guys. Pasangan favorit di kampus ini." Teman kampus mereka yang selalu menggoda Aldebaran juga Andin. Bukan tanpa alasan mereka bersikap seperti itu, karena kedekatan Rendy juga Aldebaran lah dan Andin yang berada di antara mereka sehingga para siswa lain pun selalu menggoda mereka bertiga, apalagi Aladin, julukan untuk Al dan Andin.

"Eh ... lihat tuh, Al grogi gitu dipanggil aladin," kata salah satu teman kampusnya lagi.

"Wikwiw, udah deh Ndin pacarin aja si Al, nggak kalah ganteng dari Rendy, kok. Pinter malahan."

"Berisik tau nggak, Lu semua kalau nyerocos itu suka sembarangan," gerutu Andin sambil menoleh ke arah Aldebaran yang justru tertunduk sambil membenarkan kacamatanya. Andin pun mengendikan bahu tanda tidak suka jika selalu ada yang menggodanya bersama Aldebaran.

'Kenapa nggak sejurusan sama Rendy sih?Bisa bisanya Gue sama Aldebaran.'

Al tau jika ledekan dari teman temannya itu membuat Andin tidak nyaman, sehingga Andin yang awal duduk di sisinya selalu berpindah tempat dan menghindari jika kelas sudah selesai. Bahkan, ia selalu ditinggal jika mereka akan bertemu Rendy di taman. Seperti sekarang di mana Andin melangkah dengan cepat sedangkan Al terus mengekorinya dari belakang.

"Andin ... tunggu, kita barengan!" seru Al yang tetap saja tidak dihiraukan.

Sampai di taman, Rendy melambaikan tangan ketika sudah nampak kedua sahabatnya dan menghampirinya cepat.

"Udah selesai kelasnya?" tanya Rendy. Dibalas Andin dengan mengangguk juga tersenyum manis. Sementara itu Al kelelahan dan mengatur napasnya yang masih tersengal-sengal karena tidak berhasil menyusul Andin tadi.

"Al, lu keringatan kayak habis lomba lari gitu?"

"Huhf ... Andin itu perempuan tapi dia hebat, aku selalu nggak bisa menyusul atau melewatinya."

"Bisa aja lu, Al. Udah siap, kan? Kita ke kafe sekarang, Gue yang traktir oke," tutur Rendy dan menoleh bergantian pada kedua sahabatnya itu.

"Ayok, Rendy cepetan, aku udah laper!" Andin mengaitkan lengannya terhadap Rendy dan itu membuat Al tersenyum miring. Ada rasa tidak menentu di hatinya, tetapi langsung ia tepis.

Setelah sampai di sebuah kafe, mereka memesan menu masing-masing dan menyantapnya dengan asyik juga lahap. Andin duduk di samping Rendy, tanpa sengaja ada sisa makanan di mulut Rendy yang membuat Andin menoleh kemudian coba membersihkannya dengan tisu. Al tersedak melihat keduanya hingga pamit sebentar ke toilet.

"Kamu yakin Rendy ... mau lamar aku?"

"Iya, Ndin aku yakin banget. Aku berharap setelah lulus nanti, kita bisa segera melangsungkan pernikahan yang sempat kita rencanakan. Kamu nggak keberatan, kan?"

"Nggak, aku nggak keberatan. Aku malah senang dan bahagia banget, kamu lamar aku." Andin nampak berkaca-kaca melihat Rendy menggenggam tangannya juga mengelus pipinya lembut.

Bukan Salah JodohWhere stories live. Discover now