Menjauh

446 99 21
                                    

🌿Bukan Salah Jodoh🌿
------------By: 2AL-------------
  Almeera dan Aliyanthi
-------------BAB 06-------------

Andin merasa puas, satu langkah dari ide liarnya berhasil. Meski dia cukup terkesiap karena mendengar penuturan Rendy tentang perasaan Aldebaran terhadapnya.

'Hih, jangan harap Gue bakalan suka sama si cupu. Merinding banget dengernya kalau ternyata dia suka sama Gue, no never!'

"Kamu nggak papa, kan?" tanya Rendy khawatir.

"Nggak, kok, justru aku yang khawatir sama kamu, Ren .... "

"Aku? Kenapa?"

"Al, dia suka sama aku. Aku jadi nggak enak deh," protes Andin.

"Tenang, yang penting kamunya suka sama aku, iya, kan?"

"Aku akan setia sama kamu, jangan khawatir juga," balas Andin.

Mereka berbicara dengan mesra di sebuah taman. Sementara Aldebaran berada di toilet, ia menatap wajahnya di cermin. Luka ini tidak seberapa dibanding dengan apa yang baru saja ia dengar. Ia meringis juga menarik napas berat mencoba menetralisir perasaannya yang berkecamuk.

'Suatu saat kuharap kamu berubah, Ndin. Setidaknya peka dan tidak meremehkan orang lain.'

Rendy dan Andin berjalan saling berpegangan. Al yang nampak dari hadapan mereka tak dihiraukan meski lelaki itu menyapa juga coba menghentikan langkah keduanya dengan meminta maaf, tetapi tidak di indahkan hanya mereka peringatkan.

"Al, Gue minta Lo jauhin dulu Andin. Bukan hanya itu, Gue juga minta, Lo,  nggak usah ketemuan kita dulu. Kita mau fokus ke planning pernikahan, ada kamu nanti malah mengganggu moodnya Andin. Gue juga nggak mau tiba-tiba Lo cari kesempatan deketin dia, Gue nggak suka," kata Rendy ketus penuh penekanan.

"Oke, aku ngerti. Hanya saja kejadian tadi membuatmu benci terhadapku Ren, kita sahabat."

"Tergantung sikap, Lo." Rendy menepuk pundak Al yang kemudian berlalu dari hadapannya. Sementara Andin, menoleh dan menatap ke belakang hingga terlihat punggung Al kemudian gadis itu pun menyeringai penuh tatapan sinis.

Sejak saat itu persahabatan Rendy dan Aldebaran seolah renggang. Mereka jarang menghabiskan waktu bahkan jika bertemu di kampus pun tidak saling bertegur sapa seperti sebelumnya sampai membuat siswa lainnya merasa aneh. Sahabat yang dulu kompak kini tak lagi terlihat. Aldebaran menyanggupi permintaan untuk tidak mendekati Andin, hanya saja gadis itu justru semakin membuat lelaki itu serba salah.

"Kenapa sih, Ndin. Lo bertiga ada masalah ya? Gue lihat si Aldecupu tuh kayak takut sama jauhin Lo terus deh, diapain tuh anak?" tanya temannya penuh selidik.

Andin hanya tersenyum dengan berpangku tangan. Al yang asyik membaca buku di kursinya sempat melirik, tapi langsung tertunduk ketika Andin melihatnya. Akhirnya pergi keluar kelas, membaca di perpustakaan atau taman itu lebih baik dan nyaman, pikirnya.

"Bagus dong, emang itu yang Gue pengen dari dulu. Nggak digangguin sama si cupu itu, akhirnya bebas nggak deket sama dia."

"Jangan gitu lah Ndin, kata mbah gue, janganlah kita membenci sesuatu dengan berlebihan karena bisa jadi dia memberikan kesan terbaik dalam hidup atau janganlah kita mencintai seseorang juga dengan berlebihan karena jika pahit akan memilukan."

"Gue nggak benci cuma ilfil tahu nggak sih, ilfil banget."

"Sama aja benci, awas benar benar cinta nanti."

"Mulut Lo mau Gue diplester juga, nih!"

"Ya, gue ingetin doang, kok!"

"Gue sih seneng banget karena ngga nyangka aja, Rendy percaya sama omongan gue soal Aldebaran."

Bukan Salah JodohWhere stories live. Discover now