[ BAB - 18 ]

23.9K 2.7K 3K
                                    

SPAM AGRESHASA SEBELUM BACA👉

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

SPAM AGRESHASA SEBELUM BACA👉

Some typos will be revisi soon!

BAB 18 - HE'S SUCH A BRAVE BOY


“Jeng Shasa~ where are you?”

Intonasi yang bersenandung itu membuat perut Shasa tergelitik. Diletakkannya ponsel yang ia genggam ke meja, lalu beranjak dari tempat tidur. Serius— kalau boleh berkata jujur; di rumah pun Shasa harus selalu menjaga jenis outfit. Sebab, ketidaknyaman dirinya ketika menghadap cctv.

Ia sadar; perbuatan Agres merupakan salah satu tindakan kriminal. Ia perlu mengajukan laporan atas kelakuan pemuda itu— tetapi setidaknya, Shasa masih berusaha memaklumi.

Tadaaa!”

Mamanya menyeru semangat, seraya mengangkat paperbag berwarna cokelat. Nesa mengulas senyum lebar, begitu daun pintu terbuka— ia menyelonong memasuki kamar Shasa.

“Hangga nyuruh Mami beliin kamu parfum baru, ada banyak banget. Mami pusing milihnya, jadi sekalian Mami beliin beberapa. Sini, coba-coba dulu,” ajak Nesa, ia menarik pergelangan Shasa ke sofa.

Di kamar putrinya memang disediakan mini sofa sebagai tempat bersantai selain di ranjang. Nesa menempatkan diri tepat di sebelah Shasa. Dengan antusias ia mengeluarkan isi paperbag.

“Ngapain beli parfum? Parfum aku masih banyak, Mi.”

Nesa mengerutkan kening. “Lho? Kata Hangga kamu butuh parfum—” Ia menjeda. “Udahlah, ganti aroma parfum, aja. Udah Mami pilihin yang cocok sama kesukaan kamu.”

Shasa manggut-manggut, ia mencomot satu merk parfum ternama. Menyemprotkan parfum tersebut ke area dekat nadi. Kemudian, menghirup secara seksama.

“Enak banget aromanya, Mi,” puji Shasa.

“Woiya, dong— sesuai harga, Say! Kenapa? Kamu udah cocok sama yang ini?”

“Iya, ini deh, Shasa suka.”

“Yaudah, enggak usah cium aroma yang lain. Ntar kamu bingung.”

“Ah— Shasa jadi keinget! Mami, Jo ngelamar aku lagi?”

Si lawan bicara Shasa mengangguk. “Bener, dia dan Agres ngebet banget, Sha. Kamu beli pelet di dukun mana, deh?”

“Dukun apaan, Mi! Salah Mami, aku stres mikirin mereka berdua, enggak ada yang bener tau!”

Nesa memiringkan badan. “Jeng Shasa, asalkan cowok yang bucin kamu duluan, it's okay. Kamu tinggal cap-cip-cup kembang kuncup! Tara~ nikah.”

“Mami pikir nikah segampang itu, Mi?”

Mamanya terkikik. “Enggak, sama sekali enggak gampang. Mami dulu pernah hampir cerai dari papi.”

REDFLAGWhere stories live. Discover now