[ BAB - 03 ]

48.8K 4.1K 816
                                    

SPAM AGRESHASA SEBELUM BACA👉

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

SPAM AGRESHASA SEBELUM BACA👉

BAB 03 - SI PUSING


Apa yang kini bercokol di kepala Shasa bukan lagi perihal putus atau tidak. Melainkan, pernyataan Agres mengenai pertunangan. Bukankah perkataan Agres sudah mencakup ranah pelamaran? Ah— ataukah laki-laki keturunan Jepang itu berniat melanjutkan hubungan pura-pura mereka sampai ke jenjang pertunangan?

Harusnya perbicaraan mereka ke tahap ending. Shasa memang masih memiliki perasaan yang tersisa untuk Agres yang sejak kecil sudah mengisi hati dirinya. Namun, menikah dan menyukai adalah dua topik yang bertentangan.

Papanya selalu mewanti-wanti Shasa, bahwa menikah porosnya bukan ke cinta. Dalam dunia pernikahan mengedepankan perasaan daripada sisi komitmen akan berakhir melukai diri sendiri.

Antisipasi sebelum Agres melakukan tindakan yang lebih jauh; berkaca dari pengalaman pacaran pura-pura mereka. Shasa perlu menuntaskan semua ikatan mereka disini. Titik!

“Res, lo pikir tunangan itu main-main yang bisa dijadiin sandiwara?”

“Gue enggak ngajak tunangan bohongan, Sha. Lo udah paham gimana gue. Gue bertanggung jawab penuh atas kejadian tadi.”

Kalimat Agres tidak berkesinambungan dengan sikap harian yang selama ini diketahui Shasa. Skenario terburuknya, Agres mungkin menganggap Shasa perempuan yang mudah diperdaya hingga sesantai itu Agres mengajaknya bertunangan.

“Res, keluarga lo tajir. Mustahil lo ngincer harta keluarga gue, 'kan?”

“Gue udah siapin cincin buat jaga-jaga kalau lo ngerasa gue berc—”

“GUE ENGGAK HAMIL!” sentak Shasa.

Teriakan Shasa cukup nyaring, hampir semua pengunjung memandang mereka. Ups! Shasa keceplosan lantaran paniknya. Ia menarik paksa lengan Agres yang hendak mengeluarkan sesuatu dari kantong celana.

“Lo enggak usah bertanggung jawab, Res! Serius! Gue ..., lagian gue—”

Maniknya bergulir ke kiri atas, seolah berpikir keras melanjutkan perkataan yang akan keluar. Shasa terjebak di situasi darurat, milyaran kosa kata yang ia pelajari mendadak terkunci pada suatu tempat dalam otak hingga ia tak mampu melontarkan sesuatu.

“Sha, gue enggak bisa sembarangan nyentuh anak perempuan orang. Makanya, gue mau tanggung jawab. Lagian, lo sendiri yang ngomong, gue nyuri ciuman pertama lo. Ah, atau lo mau nikah? Gue bakalan obrolin ke keluarga besar gue.”

Shasa mengernyit. “Res, lo salah minum obat? Kenapa ngebet amat mau mempersunting gue?”

Ia meremat kain pakaian yang melekat di badan. Shasa menuding bahwa Agres kerasukan salah satu jin pria dewasa yang dituntut menikah oleh keluarga.

REDFLAGWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu