Chapter 30 • The Last Battlefield

339 47 19
                                    

"Jin hyung benar. Kami tidak bisa meninggalkan mu sendirian!" Tambah Namjoon.

"Lagi pula, kami kesini juga memang ada tujuan. Kami sudah mengambil seluruh barang bukti yang diperlukan untuk menahan orang tua mu." Jelas Jin.

"Paman Daehwan dimana? Dan Jisung mana?"

"Pa-paman masih di dalam menghadapi ayah. Aku disuruh membawa Jisung keluar. Jisung bersama dengan Hyunjae sekarang.

"Tunggu! Aku tahu aku membohongi kalian dengan bekerja sama dengan Hyunjae, hanya saja, aku butuh seluruh informasi darinya. Hyunjae juga sudah beru-

"HYUNG! berhenti! Hyunjae menipu mu lagi!"

"Ma-maksud mu apa?" Gagap Taehyung tak mau percaya.

"Flashdisk yang kau berikan pada kami tidak ada rekaman cctv nya. Hanya ada notes dengan tulisan agar kami segera kesini! Bajingan itu menipu mu lagi hyung!" Teriak Jungkook marah sekaligus panik.

"Ki-kita harus menyelamatkan Jisung!" Ucap Taehyung yang sudah berlari kembali ke tempat Jisung dan Hyunjae berada.

Taehyung, Jin, Namjoon, dan Jungkook disuguhkan dengan pemandangan tak biasa. Disana, Hyunjae berdiri dengan Jisung yang sudah terbaring di belakangnya.

"Kim Taehyung, bagaimana kalau ada satu lagi yang mati? Pasti akan menyenangkan, bukan?"

...

Taehyung menatap tak percaya pada Hyunjae yang berdiri sekitar satu meter di depannya. Perasaannya tak bisa lagi ia jelaskan. Padahal beberapa hari ini, Taehyung merasa dapat mempercayai Hyunjae sepenuhnya.

"Kim, ayo, jawab. Kalau Jisung mati juga, tidak apa-apa kan?" Ucap Hyujae yang saat ini berjalan mundur mendekati Jisung.

"Jangan! Aku mohon jangan! Ada apa dengan mu?! Kau bilang aku harus percaya pada mu!" Taehyung bersimpuh pasrah. Memohon agar Hyunjae tidak menyakiti adiknya dan meminta penjelasan.

"Hah... kau ini, kita sejak kecil selalu bersama, masa kau tidak tahu kalau aku begitu licik?" Balas Hyunjae.

"Tidak. Kau bohong. Kau pasti begini karena terpaksa, kan?" Ucap Taehyung yang sudah berdiri dan berjalan perlahan, mendekat.

"Ayolah, sudah berapa kali aku bilang jangan jadi manusia gampangan. Kau ini terlalu cepat percaya. Kau terlalu baik. Terlalu polos. Ini semua memang tujuan awal ku."

Taehyung menggelengkan kepalanya ribut. Ia memang tahu Hyunjae tidak sepenuhnya tulus membantunya selama ini. Namun, mengapa yang bisa Taehyung lihat hanya sorot mata pilu dari mata Hyunjae?

"Hyunjae sialan! Seberapa jauh lagi keinginan mu untuk menyakiti Taehyung?! Adik ku ini sudah kelewat baik menghadapi manusia sampah seperti mu!" Teriak Jin marah.

"Adik? Tidak usah berlebihan. Taehyung itu bukan adik kalian. Dia cuma rekan kerja. Selain itu, rasanya julukan sampah bisa kuterima. Yang salah itu, Taehyung sendiri. Mengapa ia tidak bisa memilah sampah dengan baik?" Tanya Hyunjae sambil menyeringai, tertawa akan ucapannya sendiri.

Taehyung hanya bisa diam di tempat. Rencananya untuk mendekati Hyunjae perlahan ia urungkan setelah mendengar balasan sepupunya itu atas perkataan Jin.

"Aah... membosankan. Reaksi kalian selalu seperti ini." Ucap Hyunjae main-main.

Tangan Hyunjae mencengkram kedua bahu Jisung. Lalu menyeretnya ke pinggir dan menyandarkan tubuh adik Taehyung itu ke tumpukan dus-dus tak terpakai.

Hyunjae lalu menutupi mata Jisung dengan sapu tangan dari dalam jaketnya. Membuat Taehyung sedikit panik dan melangkah mendekat beberapa langkah.

"Sudah, tidak usah kesini. Jisung belum mati. Aku belum ingin membunuhnya." Hyunjae menghentikan kegiatannya lalu menoleh pada Taehyung yang sudah ada tak jauh di belakangnya.

Can You Let Us Smile? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang