Chapter 27 • Pahit, Juga Manis

392 56 12
                                    

Sebelum baca, aku mau minta maaf dulu karena hampir dua minggu ga update. Chapter ini aku buat agak panjang. Semoga ga bosen dan kalian suka, ya! 💜

.
.
.
.
.

Taehyung tertawa kecil setelah memutuskan panggilan. Ia sadar telah berhasil melenyapkan seluruh bagian terpenting dari usaha orang tuanya.

Sebelum keluar, tak lupa Taehyung letakkan kertas kecil di atas meja sang ayah. Ia juga menyiram komputer ayah dan ibunya dengan sisa air di atas meja masing-masing.

"Semoga senang dengan hadiah kalian. Selamat menangis keras dengan apa yang kalian dapatkan." Ucap Taehyung.

Namja tampan dengan perwakan tinggi itu meninggalkan ruang kerja mantan ayah dan ibunya dengan senyum yang setia terlukis di bibirnya.

...

Taehyung dengan cepat naik ke lantai atas rumahnya, menuju tempat dimana kamar Jisung berada. Sebelumnya, Taehyung sudah lebih dulu mengambil barang bawaan miliknya setelah mengemasi beberapa jam lalu.

Tanpa mengetuk, Taehyung memasuki kamar Jisung. Ada serpihan gelas yang pecah di lantai kamar Jisung. Membuat isinya tumpah kemana-mana. Taehyung melirik adiknya yang tergeletak di lantai. Lalu menggendong Jisung di punggungnya.

Taehyung tidak kaget dengan keadaan kamar Jisung. Malah ia tahu akan begini. Karena Taehyung dengan sengaja memasukkan obat tidur dalam minuman sang adik.

Waktu yang Taehyung miliki terlalu sedikit untuk kembali membujuk Jisung. Secepatnya ia harus keluar bersama adiknya dari rumah ini.

Dengan langkah cepat, Taehyung menuruni anak tangga. Melihat keadaan sekeliling rumahnya yang masih sepi. Taehyung mendengar bunyi mesin mobil dari luar. Bergegas ia keluar lalu memandangi kaca mobil yang masih tertutup.

Beberapa detik kemudian, seorang dari kursi kemudi keluar. Tanpa bicara mengambil alih bawaan Taehyung dan membukakan pintu belakang.

Taehyung menurunkan Jisung dan mengusap kepala sang adik singkat. "Maafkan kakak, Jisung. Aku tidak ada cara lain selain ini."

"Ayo cepat. Nanti saja minta maaf yang tidak perlunya."

Taehyung mengangguk cepat. Lalu segera memasuki mobil. Seorang yang membantu Taehyung dengan segera mengendarai mobil yang membawa Taehyung dan sang adik ke tempat yang sudah ditentukan.

...

Taehyung dengan Jisung yang ada di punggungnya memasuki gedung bercat serba putih. Tercium bau disinfektan yang begitu pekat membuat Taehyung merasa bosan menciumnya.

"Taehyung! Disini!"

Teriakan dari seorang yang sudah lama Taehyung rindukan, membuat namja itu berlari kecil menghampiri.

"Baringkan Jisung disini. Dokter akan memeriksa keadaannya."

"Dokternya Seojoon hyung?" Tanya Taehyung setengah menebak setelah membaringkan sang adik di ranjang rumah sakit.

"Bukan. Dokter lain yang aku kenal."

Taehyung mengangguk pelan. Lalu mengikuti gerak ranjang rumah sakit yang dibawa para perawat ke ruang periksa.

"Kau sudah makan?"

"Aku tidak napsu. Sekarang juga sudah jam segini. Terlalu pagi untuk makan." Balas Taehyung setelah melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 02.00 pagi.

"KIM TAEHYUNG!" Teriakan menggema membuat Taehyung menoleh ke belakang.

Dari kejauhan Taehyung dengan jelas melihat segerombol manusia yang ia rindukan.

Can You Let Us Smile? Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt