R2-05: MISI BARU?

1.3K 230 15
                                    


***

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, akan tetapi Radena belum ada niat untuk beranjak dari tempat duduknya. Di depan meja belajar itu, pikirannya sedang bergelut. Bukan lagi hanya berpikir keras tentang tragedi kecelakaannya, kali ini dia mulai dihantui kekhawatiran serta kegelisahan, mengenai nasibnya menjadi si "benda langit". 

Kegugupannya lebih dominan dibandingkan dengan kepercayaan dirinya. Ada sedikit rasa penyesalan juga atas ketidakwarasannya mendaftarkan diri ke SMA Rembulan. Tapi itu juga kemauannya sendiri. Karena sebelumnya dia mengira kalau peraturan di sekolah tersebut tidak akan segila SMA Berlian—bahkan lebih gila. Pengecut jika berkeinginan untuk pindah sekolah. Harusnya dia harus siap berjalan maju atas pilihannya.   

Laki-laki dengan rambut bergaya 90s heartthrob itu lalu menghela napas panjang. Untuk sekarang, dia hanya bisa menerima keadaan. Dan sepertinya, belajar lebih keras akan menjadi acuan baru baginya.

***

Walaupun malas, sebagian besar murid di SMA Rembulan terpaksa mengikuti agenda triwulanan yang sudah biasa dilaksanakan. Penyuluhan Narkoba. Tak hanya itu, tes rambut juga menjadi bagian dari kegiatan.

Agenda tersebut mulai diadakan sejak tahun 2019, di mana pada saat itu tercatat 2,3 juta pelajar di Indonesia pernah mengonsumsi obat-obatan terlarang. Kewaspadaan dan kekhawatiran pun lantas bergejolak. Tak sedikit orangtua yang meminta, bahkan menuntut pihak sekolah untuk lebih memerhatikan anak-anaknya. Maka dari itu, penyuluhan dan pemeriksaan rutin menjadi salah satu upaya yang bisa sedikit menenangkan. Karena pada dasarnya, sangat mustahil untuk tidak kebobolan.

Bulan ini merupakan jadwal untuk kelas 2. Mereka terlihat mengantre di depan auditorium sesuai peringkat kelas, untuk melakukan tes rambut. Dan tentu saja, Radena berada di antrean terakhir. Peringkat ke-25. Sudah dipastikan, tempat duduknya nanti di dalam auditorium akan jauh dari Nona. Posisinya telah diatur berdasarkan antrean. Tidak bisa diganggu gugat.

Beberapa petugas dari Tim Forensik Polrestabes Bandung, tampak sibuk melakukan pengambilan sampel rambut. Dan di posisinya, Radena mulai menghela napas. Sekarang gilirannya. Dia merasa gugup, sebab hal-hal semacam ini selalu mengingatkannya pada kejadian di bulan Mei lalu. Malam yang sedu.

"ANAK NGGAK BERGUNA! SUSAH DIATUR! INI NGGAK AKAN TERJADI KALAU KAMU NURUT SAMA PAPA!"

"Radena Arthur Rajendra?"

Laki-laki itu sedikit terguncang karena sentuhan di tangannya. Dia sudah dipanggil sedari tadi, tapi hanya terdiam dengan tatapan tanpa tujuan.

Deheman kecil keluar dari kerongkongannya. Dia pun segera duduk di kursi, lalu menuliskan tanda tangannya di atas kertas yang berisikan daftar nama murid.

"Maaf ya," kata petugas perempuan itu, sebelum tangannya yang terlapis sarung tangan medis mendekati kepala siswa di hadapannya. Jarak mereka terpisah oleh meja yang lebarnya setengah meter.

Radena hanya mengangguk saja.

Terlihat, petugas menarik 3 helai rambut dari kepalanya, kemudian memotongnya masing-masing sepanjang 1 cm dari ujung pangkal rambut. Prosesnya tidak lama. Mungkin sekitar 3 menit, sampai petugas memasukkan potongan rambut itu ke dalam sebuah wadah kecil dari kaca, lalu menempelkan kertas label yang telah diberi nama pada permukaan luar wadahnya.

"Sudah selesai. Silakan masuk ke auditorium." Walaupun tertutup masker, Radena tahu bahwa petugas tersebut memberikan senyum di akhir kalimat. 

Sebelum beranjak, dia mengangguk kecil. Mulutnya sama sekali tidak terbuka untuk mengucapkan sesuatu.

"Selanjutnya...." Terdengar suara petugas kembali memanggil satu nama setelah dirinya melewati ambang pintu masuk auditorium. 

Kedua matanya mencari keberadaan Nona di sela ia menuju tempat duduknya. Tapi tak sengaja, tatapannya malah bertemu dengan sorot netra Rembulan yang tak berpaling. Gadis itu menatapnya dengan dingin dan tanpa perasaan. Entah harus senang atau tidak, namun Radena merasa lega bila Rembulan tak lagi tertarik padanya. Meskipun mungkin akan ada bayaran yang harus ia terima.

RADENNONA - IF I CATCH YOU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang