EP. 17 : PERKATAAN

17.6K 2K 38
                                    

PART. 17

• • ๑ • •

Hari senin adalah hari yang sangat sibuk, orang-orang kembali memulai pekerjaannya setelah libur selama satu atau dua hari sebelumnya.

Itu juga yang dirasakan Erise sekarang. Ini bukan tentang floristnya, itu adalah pekerjaan sampingan Erise sebenarnya. Erise di sibukkan dengan statusnya sebagai ibu rumah tangga.

Mendekati acara pelelangan, akan banyak para undangan yang datang ke kota A, kesemuanya adalah orang-orang lingkaran atas kelas sosial. Biasanya mereka akan datang tepat pada D-day, atau satu hari sebelumnya. Hal itu juga sama, Tuan besar Sohee Lim--Ayah Nega--akan datang hari ini, beberapa hari sebelum acara pelelangan.

Dalam setahun, berapa kali Sohee pulang untuk melihat keluarga putranya bahkan anak kecilpun bisa menghitung. Tapi untuk kegiatan ini, Sohee memang rutin pulang untuk menghadirinya. Itu juga yang dilakukan oleh mantan istri Sohee, Soyara. Wanita yang merupakan Ibu Nega itu juga hanya melihat Nega setahun sekali, saat acara ini.

Mereka berada di negara yang berbeda-beda. Nega di kota A, Sohee juga sama, tapi beliau lebih sering berada di luar negeri daripada di negaranya sendiri. Sedangkan Soyara, ketika memutuskan untuk menikah kembali, wanita paruh baya itu turut mengikuti suaminya ke negara E.

Dan, entah ini sebuah kebetulan atau memang direncanakan, kedatangan Sohee ke negara ini bersamaan dengan Soyara dan keluarga barunya. Itu juga yang membuat Erise sibuk untuk menyiapkan beberapa makanan sebagai penyambutan, beberapa pelayan lain juga turut membantu. Sudah hampir selesai.

"Apakah Grandpa masih lama?" Celetuk Gare, wajahnya agak cemberut karena bosan. Anak itu duduk di meja makan menemani sang mama yang sedang kerepotan. Cemilan yang ada di depannya juga sudah habis, gigi susu Gare sudah tak sanggup lagi mengunyah.

Erise membasuh tangannya seraya melirik Gare, "Grandpa sedang di jalan bersama Grandma serta Papa, mungkin sebentar lagi sampai." Langkah Erise mendekati Gare dan membantunya turun dari kursi.

Nega turut disebutkan. Pria itu pergi untuk bekerja, tapi dia akan pulang lebih awal untuk menjemput kedua orangtuanya di bandara.

"Grandma?" cicit Gare mendongkak menatap wajah sang mama.

"Ya, Grandpa."

"Apakah nanti Jim akan datang juga?"

"Tentu saja." Erise menjawab dengan senyum kecilnya.

Soyara menikah lagi, dan di umur dua tahun pernikahannya Soyara melahirkan seorang bayi laki-laki yang bernama Jim, saudara satu ibu dengan Nega yang umurnya selisih dua belas tahun.

Wajah Gare berbinar cerah, "Jim mengatakan pada Gare akan membawakan banyak mainan!" serunya dengan tangan yang bergerak membuat lingkaran besar.

"Itu bagus, Gare bisa bermain dengannya nanti."

"Ya!" anak itu menjawab semangat. "Gare akan balap sepeda dengan Jim, dan yang menang mendapat banyak mainan!"

Erise menyejajarkan dirinya dengan Gare. "Kalau begitu hati-hati. Mama akan ke atas dulu untuk berganti pakaian, Gare bisa menunggu di sofa dengan Bibi Aya, oke?"

Tanpa berkata, Gare mengangguk dengan senyum lucu di wajahnya. Kaki kecil anak itu lantas berjalan pada Aya dan meraih tangannya untuk ditarik keluar.

• • ๑ • •

Iring-iringan tiga mobil memasuki gerbang kediaman besar Lim dan berhenti tepat di depan pintu utama dimana Erise serta Gare sudah berdiri menunggu di sana.

HusbandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang