EP. 14 : YAYASAN

17.5K 2K 36
                                    

PART. 14

• • ๑ • •

Sejak menelepon Erise semalam, Jameta dibuat bingung juga kesal. Tujuan dia menelepon Erise adalah untuk memastikan. Jameta tidak sebaik dan sepenasaran itu tentang kabar Kakaknya, dia tidak peduli. Memastikan apakah orang suruhannya sudah menjalankan perintah atau belum.

Melihat bagaimana tanggapan Erise, Jameta menyimpulkan kalau orang-orang itu belum melakukan perintahnya.

Mata Jameta melayangkan tatapan tajam pada layar ponselnya, orang itu tidak bisa dihubungi! Di tambah Jameta telah membayar lunas dan itu tidak sedikit. Dia sangat rugi banyak jika benar preman itu menipunya.

Kalau benar begitu, Jameta tidak bisa berbuat apa-apa selain terpaksa melepaskan uangnya. Dia tidak mungkin membawa masalah ini ke jalur hukum, karena nanti kasusnya akan di ulik semakin dalam dan dia akan ketahuan dari semua sisi. Jameta tidak ingin itu terjadi.

"Kenapa dengan orang-orang ini," gerutunya kesal. Sungguh, mereka tidak ada yang bisa diandalkan. Jameta jadi harus mengandalkan dirinya sendiri.

Suara bel pintu berbunyi, Jameta mendengus. Orang waras mana yang mampir ke tempatnya. Dengan malas dia bangkit untuk membuka pintu, Ibunya sedang tidak ada. Entah kemana wanita tua itu, mungkin sedang bersama teman-teman sosialitanya.

Begitu Jameta membuka pintu, terdapat Vanessa berdiri dengan senyum manisnya bersama sang kekasih. "Hei!" sapa Vanessa.

Jameta dengan cepat merubah raut wajah, senyumnya terlukis. "Halo, tumben sekali," balasnya, membuka pintu lebar untuk mempersilakan Vanessa dan Alvin--kekasih Vanessa--masuk. Sedikitnya Jameta dan Alvin bertatapan lekat sebentar sebelum keduanya mengalihkan pandangan.

Vanessa dan Alvin masuk. "Benar," celetuk Vanessa setelah duduk asal di sofa. "Aku dan Alvin akan mengajakmu untuk berbelanja. Minggu depan adalah acara pelelangan rutin yang diadakan oleh Ee Foundation, apakah kau akan ikut?" jelas Vanessa.

Jameta menoleh bingung, "Pelelangan?" tanyanya.

Vanessa menepuk dahinya sendiri, "Jangan bilang kau lupa."

"Memang."

Menarik napas panjang, Vanessa melakukannya. Alvin tertawa kecil melihat tingkat lucu kekasihnya. "Lama-lama aku capek jika setiap tahun harus menjelaskannya," keluh Vanessa. "Minggu depan adalah acara pelelangan rutin Ee Foundation yang di adakan satu tahun sekali, kau benar-benar lupa tentang ini Meta?"

Jameta membuka mulutnya sebelum mengangguk, kini dia ingat. Ah apa gunanya mengingat, Jameta marah pada foundation itu.

Ee Foundation adalah yayasan dibawah naungan Lim Group. Ee Foundation merupakan sebuah organisasi yang di isi oleh orang-orang yang memiliki kepedulian sosial dan kemanusiaan. Banyaknya mereka membantu panti asuhan, anak yatim piatu, fakir miskin, kaum dhuafa dan orang tidak mampu.

Setiap tahunnya Ee Foundation mengadakan acara lelang, melelang barang yang bernilai tinggi. Hasil dari acara lelang tersebut akan disumbangkan. Target mereka adalah orang-orang old money, jajaran keluarga konglomerat, dan pejabat pemerintahan.

Barang lelangan itu didapat dari relawan atau dari keanggotaan. Untuk menjadi anggota yayasan, kau harus mempunyai penghasilan yang lebih dari cukup. Karena sebagai anggota berarti harus menyisihkan uang untuk donasi dan sumbangan setiap bulannya.

Dan itu yang membuat Jameta marah, mereka tidak menerima dirinya sebagai anggota. Tentu saja karena Jameta tidak punya penghasilan tetap. Salah, salah besar jika menganggap Jameta masuk kesana untuk menjadi orang baik dengan menyumbang. Jameta tentu tidak akan mau melakukan itu.

HusbandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang