EP. 01 : AWALAN

33.3K 3.3K 105
                                    

PART 01

• • ๑ • •

Erise membuka matanya cepat, mengambil napas sebanyak-banyaknya seperti habis lari marathon dengan keringat yang membanjiri pelipisnya.

Matanya yang masih melotot itu menatap ke sekitar yang masuk dalam pandangannya. Tunggu, ini kamarnya! Kamar yang sudah lima tahun ini dia tempati bersama suaminya.

Setelah menyadari keanehan, Erise menoleh ke samping. Ada pria tampan yang tertidur di sebelahnya, lengan dan kaki pria itu mendekap memenjarakannya. Pantas saja Erise sedari tadi tak bisa bergerak.

Pria itu suaminya, Nega Lim.

Kesadaran Erise belum pulih betul, wanita itu sekali lagi menatap sekitar lalu bergantian menatap suaminya yang masih tertidur.

Erise ada di kamarnya, sedang tertidur bersama suaminya. Itu fakta yang ada sekarang. Sedangkan yang Erise ingat sebelumnya adalah-Gare!

Dengan penuh usaha Erise mencoba melepas paksa tangan dan kaki suaminya, setelah berhasil Erise langsung berlari keluar dengan kaki dan tangan yang gemetar. Kejadian sebelumnya berputar kembali dalam ingatannya.

Berada di depan pintu kamar anaknya, Erise langsung membuka dan masuk. Pandangannya jatuh pada Gare, anaknya itu tidur menyamping membelakangi pintu. Erise mendekat, menatap wajah yang tertidur itu dengan lekat.

Telunjuknya terulur pada kedua lubang hidung Gare, hembusan napas itu ada. Dan Erise juga melihat dada anaknya kembang kempis menandakan jantung Gare berdetak.

Air mata meluncur dari mata Erise, hembusan napas lega memenuhi rongga dadanya. Anaknya aman, Gare tidak apa-apa. Tidak ada Jameta, adiknya dan Ibunya.

Erise lantas membaringkan tubuhnya di sebelah Gare, memeluk anaknya dari belakang. Pikiran Erise masih berkecamuk, masih bingung dengan apa yang terjadi.

Apakah kejadian itu hanya mimpi? Tapi Erise merasakan dengan jelas bagaimana sakitnya. Tidak mungkin itu mimpi, dan kalau tidak mungkin kenapa sekarang dirinya justru berada di kamar?

Matanya melirik pada jam di nakas samping tempat tidur, Erise mengernyit bingung melihat tanggal, bulan dan tahun yang berbeda. Itu ... tiga tahun sebelum kejadian Gare terjadi!

Erise juga baru sadar kalau tubuh anaknya terlihat lebih kecil. Jikalau dihitung, Gare saat ini masih berumur empat tahun. Berarti semua kejadian buruk itu belum terjadi.

Apakah dirinya benar-benar kembali ke masa lalu? Sepertinya iya, Erise masih ingat betul kejadian yang akan menimpanya di masa depan. Di tambah fakta mengejutkan sebelum kejadian itu terjadi.

Sebuah kesimpulan yang Erise dapat, dia benar-benar kembali ke masa lalu. Entah bagaimana bisa, Erise tidak tahu. Yang jelas, dia akan memanfaatkan waktunya sebaik mungkin.

Kilasan cahaya sekilas terlihat, membuat Erise mengangkat tangan kanannya dan melihat gelang yang terpasang disana. Benar, kilasan tadi berasal dari sana karena ada redupan cahaya yang akan memudar. Gelang pemberian ini sungguh aneh menurutnya, beberapa kali mengeluarkan cahaya seperti lampu padahal gelang itu terbuat dari emas.

Erise menghembuskan napas pelan, pikirannya sudah mulai tenang. Karena hari masih petang, Erise mencoba memejamkan matanya untuk kembali terlelap.

Belum sepenuhnya terlelap, Erise merasakan kasur bagian belakangnya bergerak. Disusul sebuah tangan yang memeluk perutnya.

"Sayang," suara dengan nada datar itu menyapa pendengaran Erise. Tapi wanita itu tak menjawab, matanya masih pura-pura terpejam.

Erise dapat merasakan rengkuhan tangan itu mengerat, semakin mendekapnya erat. Erise menarik sudut bibirnya, dia dapat merasakan kegelisahan Nega, suaminya.

HusbandyWhere stories live. Discover now