Cahaya matahari yang menyinari belakang tubuh Heickal membuat pria itu di penuhi oleh bayang bayang. Setelan jaz hitam yang begitu rapih membuatnya terlihat berwibawa dan berkharisma serta setiap gerakan yang di lakukan Heickal terlihat sangat elegan seperti seluruh tubuhnya memancarkan aura bangsawan yang mendominasi dengan kuat.
Berusaha mengatur degup jantungnya, Zehan berjalan mendekati sosok yang masih sibuk berkutat dengan layar laptopnya tersebut.
"Sibuk banget nih?" ucap Zehan tepat di samping telinga Heickal membuat kekasihnya itu langsung menoleh kearahnya dengan guratan kaget yang terlihat jelas di wajahnya.
Zehan menumpukan salah satu tangannya pada meja dengan tubuh yang sedikit membungkuk untuk menyamakan tingginya dengan Heickal yang sedang duduk. Kedua matanya menatap fokus pada layar laptop milik kekasihnya seakan akan paham dengan pekerjaan yang sedang di lakukan Heickal walaupun sebenarnya tidak.
"Dari kapan?" Heickal balik bertanya sembari terus memperhatikan wajah Zehan
"Apa?"
"Dari kapan datang kesini?"
"Barusan"
Heickal berdehem menanggapi ucapan Zehan. Ia bersandar pada kursi yang sedang di dudukinya dengan kedua mata yang tak lepas dari wajah kekasihnya
"Udah waktunya makan siang kan?" tanya Zehan sembari menutup laptop Heickal
"Iya."
"Ayo makan siang bareng"
Heickal mengangguk sebelum beranjak dari duduknya. Ia meraih ponselnya yang berada diatas meja kemudian memasukkannya kedalam saku celananya, setelah itu tangan kekarnya menarik pinggang Zehan supaya tubuh keduanya berdekatan
Zehan dan Heickal berjalan beriringan dan masuk kedalam lift. Tidak ada perbincangan diantara keduanya hingga mereka sampai di lantai empat
Heickal keluar dari dalam lift bersama Zehan yang berada di sampingnya.
Lantai empat ini adalah sebuah restoran. Bisa disebut kantin untuk para karyawan yang bekerja di perusahaan Dimitri. Ada banyak para pekerja yang sedang berlalu lalang bersama rekan rekannya serta ada sebagian yang memilih untuk menikmati pesanannya dengan santai
Suara keramaian yang semulanya terdengar kini berubah menjadi hening seketika begitu Heickal berjalan memasuki restoran. Seluruh pusat perhatian kini mengarah pada Heickal yang seperti biasa menampilkan ekspresi datarnya. Tidak ada senyum maupun ekspresi lain yang ia tunjukkan kepada karyawannya
Tentu saja semua orang yang berada di restoran kini merasa kaget karena atasannya yang tidak pernah menginjakkan kakinya di lantai empat saat ini malah berada di dalam ruangan yang sama seperti mereka. Dan yang membuat mereka semua kembali kaget adalah tangan kekar Heickal yang melingkar sempurna pada pinggang seorang pria yang yang tingginya hanya sebatas dagu Heickal. Pria tampan berkulit putih seperti bayi dengan gaya pakaiannya yang tidak formal serta ekspresi kebingungan yang terlihat jelas di wajahnya
Zehan meremas jaz yang di kenakan Heickal karena merasa malu di tatap oleh banyak orang asing. Ia berusaha sebisa mungkin mengatur degup jantungnya yang berdetak tak karuan
Sedangkan Heickal tetap terlihat tenang. Ia membawa kekasihnya duduk di depan meja yang kosong, berada di pojok ruangan dekat dengan jendela kaca yang langsung menuju pada pemandangan langit yang indah
"Mau pesan apa?" Heickal memberikan buku menu kepada Zehan yang langsung diterima oleh sang empunya
"Ini." Zehan menunjuk gambar pancake dengan toping kinderjoy serta lelehan coklat yang berlimpah
KAMU SEDANG MEMBACA
PASSION [PROSES TERBIT]
Romance(noted : kelanjutan cerita ketos vs badboy season 1, diharapkan untuk membaca versi pertama terlebih dahulu) BAB UNPUBLISH : 13, 28 & 40 (kepentingan penerbit.) Kisah tentang dua sepasang kekasih yang saling memiliki sifat bertolak belakang namun be...
KVB 5 - KANTOR
Mulai dari awal