Sherly

87 4 0
                                    


     Sherly  
Theme : Illuminati |by : PanipunFantasy

⚜️⚜️⚜️

Alex lekas keluar rumah dengan tergesa-gesa. Selepas menyadari sosok Sherly tidak ada di atas ranjang ketika dia terbangun. Ternyata istrinya tengah mengobrol ringan di depan rumah bersama dua ibu muda yaitu tetangga mereka.

Kondisi imun tubuh Sherly sangat lemah sehingga Alex ekstra hati-hati dalam menjaganya. Sherly lebih banyak menghabiskan waktu berdiam diri di dalam kamar sementara Alex pergi bekerja ke kota sebagai pengrajin kayu. Beberapa rekan kerja Alex seringkali menyarankan supaya dia menikah lagi daripada bertahan dengan Sherly. Sang istri mengidap penyakit langka bahkan obatnya pun belum dapat ditemukan. Alex tetap menolak usulan mereka karena rasa cintanya yang begitu besar terhadap wanita itu.

"Sayang, aku akan berangkat bekerja. Cepat masuk jangan terlalu lama di luar rumah."

"Baiklah aku mengerti, hati-hati."

Tetangga mereka menjerit tertahan ketika melihat Alex mengecup kening Sherly lembut tanpa rasa malu sebelum berlalu mengendarai kuda cokelatnya.

"Wah, beruntung sekali kau memiliki suami tampan dan perhatian."

Sherly tersenyum tipis lalu pamit kepada mereka menuruti perkataan suaminya.

***

Gegap gempita ibukota saat malam acara puncak festival musim panas menemani perjalanan pulang Alex. Suara letupan petasan nyaring meluncur mulus ke langit kemudian pecah menjadi kerlipan cahaya warna-warni. Alex terpaksa mengekori langkah temannya menuju bar. Hari ini bos mereka mentraktir secara sukarela sebab bahagia omsetnya melonjak. Karya ciptaannya laris terjual sampai ke negeri seberang.

"Ayolah, tersenyum sedikit mari kita menikmati pesta." ajak teman Alex sambil menyodorkan segelas bir penuh.

Alex menggeleng lalu mengunyah ayam tepung bumbunya dengan malas. "Aku tidak mau pulang dalam keadaan mabuk."

"Ah, kau pasti memikirkan keadaan istrimu yang penyakitan."

"Hei, lebih baik kau tutup mulut jika tidak aku akan melayangkan tinju ke wajahmu dasar bedebah!" Alex mulai geram, dia mendelik kesal dengan kedua tangan terkepal kuat.

Akhirnya teman Alex beringsut menjauh nimbrung dengan rekan kerja yang lain. Seorang wanita bertudung hitam tiba-tiba menghampiri Alex yang duduk sendiri di pojok bar. "Boleh aku bergabung?"

Alex membisu enggan menggubris eksistensinya.

"Perkenalkan namaku Bianca, aku adalah seorang tabib." Bianca mengulurkan tangan namun Alex masih diam. "Aku dengar istrimu sedang sakit, mungkin kau butuh bantuan?"

"Tidak, terimakasih. Tuhan saja tidak bisa membantu menghilangkan penyakit istriku apalagi kau." ucap Alex dengan nada sarkastis.

Bianca tersenyum miring samar. "Aku akan menunjukkan kepadamu sesuatu. Bersediakah kau ikut?"

Alex pun menerima tawarannya, mereka bergegas ke dalam hutan. Bau anyir bangkai rusa menusuk indera penciuman. Sebuah garis pentagram mengelilingi bangkai itu. Bianca maju beberapa langkah meneteskan ramuan miliknya ke mulut hewan. Selepas itu kembali ke tempat semula membentangkan tangan sambil bergumam. Alex mengeryitkan dahi awalnya namun sekejap mata dia terperanjat. Hewan itu bangkit ditambah lukanya pun sembuh.

"Apa sekarang kau percaya padaku?"

"Kau sungguh menakjubkan, tolong periksa penyakit istriku."

***

Sherly meremas ujung selimutnya gusar. Batang hidung suaminya tak kunjung terlihat padahal sudah tengah malam. Setiap sampai rumah raut wajahnya seakan kosong dan kelelahan nampak berbeda dari biasanya. Alex juga bersikap aneh seperti mudah terkejut ketika Sherly memeluknya dari belakang. Pria itu selalu waspada serta refleknya jadi berlebihan.

"Suamiku, syukurlah kau sudah pulang." Alex duduk pada tepi ranjang menatap hangat istrinya. Kedua kantung mata pria itu yang mulai menghitam Sherly usap pelan. "Kau bekerja sangat keras tetapi waktu istirahatmu sangat sedikit. Apa sedang banyak pesanan?"

Alex mengangguk pelan kemudian turun ke lantai bawah ingin membersihkan diri. Diam-diam pria itu juga membasuh ulang pisau kecil di sakunya. Demi menutupi tindakannya yang telah membunuh beberapa anjing notabene syarat dari Bianca. Tabib itu membutuhkan lima puluh kepala anak anjing. Bianca berjanji obatnya akan selesai dalam kurun waktu dekat jika Alex berhasil menyelesaikan permintaannya.

Desas-desus pun perlahan merebak karena menghilangnya anjing di desa secara misterius. Alex mampu bersikap normal tanpa terlihat mencurigakan. Lagipula dia terkenal sebagai pria ramah yang sayang istri.

Sesuai janji Alex menemui Bianca di hutan tempat pertama tabib itu menunjukkan kehebatannya tempo hari. Alex datang sambil menjinjing sekantong plastik hitam. Delapan kepala anak anjing menggenapkan sisa kekurangan. Bianca menyeringai dibalik tudung hitamnya. Dia melemparkan sebotol ramuan berwarna hitam pekat.

"Bolehkah aku menyaksikan kesembuhan istrimu?"

"Tentu saja."

Mereka pun melenggang pergi bersama setelah Alex mengizinkan. Sherly menyambut Bianca sebagaimana tamu meskipun ini pertemuan yang kedua. Sebelumnya tabib itu telah memeriksa kondisi Sherly. Secangkir teh dan kue kering kini tertata rapih di atas meja.

Sherly duduk bersisian dengan suaminya. "Ada apa sayang? Apa dia telah menemukan penawarnya?"

"Iya, silahkan minum ini." Alex membuka tutup botol itu. Kedua alis Sherly bertaut, secercah keraguan mencuat di dalam benaknya.

"Apakah sudah terjamin aman?"

"Kau akan tahu khasiatnya setelah minum." Sherly percaya saja ucapan suaminya lalu meneguknya.

Alex menjengit kaget tubuh istrinya memudar berubah bentuk menjadi cairan lumpur yang lengket. Tangis pria itu membucah sambil meraupnya panik.

"K-kenapa?! Sherly bertahanlah j-jangan pergi dari hidupku!" Alex mengerang histeris. "Apa maksudnya semua ini?! Kau bilang istriku akan sembuh!"

"Oops! Percobaanku gagal lagi...," Bianca berdiri santai kemudian membuka tudungnya. Tanda mata satu di dahinya membuat Alex tersentak. "Aku bukan tabib tetapi penyihir hitam."

"Kau kelompok aliran sesat?!"

"Bukan, kami adalah sekumpulan manusia yang percaya pada iblis." Bianca memapas jaraknya mendekat ke arah Alex yang ketakutan. "Ternyata persembahanmu masih kurang memuaskan untuk Raja Lucifer."

"K-kau penipu! Sherly, bagaimana dengan istriku?!"

"Kau sendiri yang memohon saat ritual ingin menghilangkan penderitaan istrimu selama ini bukan menyembuhkan penyakitnya." Bianca terkekeh pelan, "Raja Lucifer mengabulkannya dengan cara melenyapkan istrimu, dia tidak perlu merasakan rasa sakit lagi bukan?"

Alex tergamang jantungnya langsung tertohok.

"Jadi sekarang bagaimana apa kau berubah pikiran? Raja Lucifer akan berbaik hati kepadamu dengan memberikan hidup dalam kemewahan dan karir yang bagus sebagai gantinya."

"Aku memilih mati daripada hidup tersesat bersama manusia terkutuk sepertimu!"

Alex menggaet botol ramuan sisa minuman dari Sherly. Dia menenggaknya kasar sampai habis. Pria itu pun melebur menyatu bersama hancurnya wujud sang istri.

"Lelaki yang malang."

Bianca kabur menggunakan teleportasi tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.

Setiap mewujudkan keinginan pasti ada suatu hal yang harus kita korbankan. Kendatipun usaha kita belum menghasilkan kepastian. Kegagalan melahirkan sebuah keputusasaan terutama pada Alex. Pria itu menghalalkan cara yang jelas salah. Santapan empuk bagi Bianca ketika menemukan seseorang yang membenci takdir. Mereka yang seringkali menyalahkan Tuhan atas ketidakadilan hidup di dunia.

आप प्रकाशित भागों के अंत तक पहुँच चुके हैं।

⏰ पिछला अद्यतन: Jul 06, 2022 ⏰

नए भागों की सूचना पाने के लिए इस कहानी को अपनी लाइब्रेरी में जोड़ें!

Jurusan Fantasi The WWGजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें