Kutukan Tidur

74 4 0
                                    

   Kutukan Tidur  
By haye_ease12


💤💤💤

Perasaan bersalah terus saja menghantuiku. Putri Lea berbaring lemah di kediamannya, Kediaman Bulan. Banyak tabib sedang memeriksa dia yang tengah berbaring. Raja dan Ratu duduk di samping Putri Lea.

Putri Lea telah terkena serangan dari seorang penyihir hitam. Tubuh cantik Tuan Putri semakin kurus akibat serangan penyihir itu. Serangan itu membuat kesadaran Tuan Putri timbul tenggelam. Saat di siang hari, Tuan Putri terbangun beberapa saat. Namun, tak lama kemudian, ia tertidur lama hingga waktu siang. Tetapi, sudah beberapa hari ini ia tak terbangun sama sekali. Para tabib mengatakan bahwa Putri Lea terkena kutukan tidur langka, Narcophilius.

Kejadian serangan begitu cepat. Saat kami berlatih pedang, seorang penyihir tiba tiba muncul dan menyerang Putri Lea memggunakan energi hitam. Aku sempat merasakan aura dingin menusuk sebelumnya. Namun aku terlambat untuk mencegahnya. Kelalaianku membuat Tuan Putri dalam bahaya. Sebuah kelalaian yang tak dapat ditoleransi.

"Berikan seribu koin emas ke hutan, aku akan memberikan penawar kutukannya." Sang penyihir berucap sebelum menghilang. Aku memberitahu hal itu kepada Raja, dan Raja marah besar atas kelalaian yang kuperbuat.

"Aku akan memasangmu di tiang gantung jika putriku tak sembuh!" Raja berteriak. Mendenga ancaman Raja, membuatku semakin takut. Namun, kemarahannya cepat mereda. Beliau mempersiapkan segala yang dibutuhkan untuk mendapat penawar kutukan langka yang diderita Putri.

"Kuberikan kau tugas, Gregor. Antarkan seribu koin emas ke hutan, lalu ambil penawar kutukan dari putriku." Raja bertitah. "Jika berhasil, aku akan mengampunimu. Namun jika gagal, aku akan memenggalmu dengan tanganku sendiri."

"Baik, Yang Mulia. Akan saya laksanakan." Aku bahagia sekali atas kemurah hatian Raja.

Keesokan harinya, aku dan beberapa kesatria dan penyihir kerajaan berangkat menuju hutan. Penjagaan ini diperlukan, Raja khawatir jika sang penyihir yang mengutuk Putri Lea berbuat macam macam. Putri Lea dibaringkan di dalam kereta kuda, beserta peti yang berisi seribu koin emas. Para kesatria dan penyihir berjalan kaki, sementara aku menjadi kusir kereta. Aku tak boleh melakukan kesalahan yang sama lagi. Ini kesempatanku untuk menebus semuanya.

Setelah beberapa lama berjalan, kami tiba di dalam jantung hutan. Hawa dingin menusuk itu kurasakan sangat tajam disini. Itu artinya, sang penyihir pengutuk itu berada di sekitar sini.

Aku menghentikan kereta. Aku dan lima kesatria yang diutus, mengeluarkan peti dari dalam kereta. Kubuka peti itu, memperlihatkan kilauan emas yang telah dijanjikan.

"Hei penyihir pengutuk Tuan Putri! Aku sudah membawakan seribu koin emas yang kujanjikan!" Aku berteriak memanggil sang pengutuk Tuan Putri.

Tak lama kemudian, penyihir pengutuk Putri Lea muncul. "Hohoho, kau sangat penurut, Kesatria!"

"Sekarang, berikan penawar kutukannya!"

"Kau tahu, itu mustahil. Tuan Putri harus membunuhku dengan tangannya!"

"Dasar licik!" Aku berlari kencang ke arah sang penyihir. Kuhunuskan pedangku padanya. Namun, dari dalam tanah, bermunculan banyak tengkorak hidup yang membawa pedang. Para tengkorak itu mengepung dari segala penjuru. Ia mengepung kami!

Kuayunkan pedang panjangku pada tengkorak yang mengepung. Sebagian penyihir yang mengawal segera merapatkan barisan untuk melindungi Lea. Para kesatria membantuku untuk menghadapi para tengkorak bersenjata ini.

Kualirkan energi sihir pada pedangku. Serangan yang kutimbulkan menyebabkan kerusakan yang banyak, para tengkorak yang berada di dekatku hancur berkeping keping. Penyihir pengawal menembakkan bermacam mantra pada pasukan tengkorak. Namun, para tengkorak terus saja bermunculan dari dalam tanah. Ini berarti aku harus menghadapi penyihir hitam itu secara langsung.

Kutebaskan pedangku ke sekeliling, menghancurkan beberapa tengkorak yang mendekat. Dengan terbukanya jalan, aku segera berlari kencang ke arah penyihir berjubah hitam. Penyihir itu tak tinggal diam, ia menembakkan bola bola hitam ke arahku. Namun serangannya dapat kutangkis dengan mudah.

"Hoo ... kesatria sihir. Menakjubkan," ucap sang penyihir.

Penyihir itu kembali menembakkan banyak bola hitam padaku. Aku melompat, berguling, juga menangkis dengan pedang untuk menghindari serangan bertubi tubi sang penyihir.

Menyadari serangan bertubi tubi telah berhenti, aku segera mengalirkan seluruh energiku ke semua bagian tubuh, menambah kepekaan seluruh indra juga kecepatan bergerakku. Penyihir itu kembali menembakkan bola bola hitam padaku. Tentu saja, dengan kecepatan yang bertambah, aku dengan mudah menghindarinya.

Aku berlari mengitari sang penyihir. Dia terus menembakkan bola bola sihir hitam dengan membabi buta. Beberapa tengkorak bahkan terkena serangannya. Ia kebingungan, jelas terlihat di matanya. Melihat penyihir itu kebingungan, aku segera mendekatinya dengan kecepatan penuh. Menusuk perutnya dengan pedang.

"Arrghh!" Ia langsung tumbang terkena seranganku. Tengkorak yang dari tadi bermunculan, menghilang seketika. Kuseret tubuh sekarat sang penyihir ke arah kereta kuda. Aku masuk ke kereta, membopong Putri Lea dengan tanganku. Kubaringkan Putri Lea disamping penyihir hitam. Kucabut belati dari pinggangku, menggenggamkannya di tangan Lea. Kugerakkan tangan Lea untuk menusuk jantung samg penyihir. Perlahan lahan, Lea membuka matanya yang sayu.

"Syukurlah! Anda telah terbangun!" ucapku penuh kegembiraan.

"Gregor, dimana ini?" tanyanya lemas.

"Ini di hutan, Tuan Putri. Kita harus segera kembali ke Kerajaan untuk menyampaikan kabar gembira ini."

Sejak kejadian ini, aku selalu berada di dekat Putri Lea untuk mengantisipasi kejadian ini terulang. Aku bertekad tak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi.

Jurusan Fantasi The WWGजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें