25

3.9K 545 21
                                    

Ketika baru keluar bandara, Zen baru ingat jika Brian adalah manusia, tidak mungkin jika Zen menariknya berlari ke Z'N Company, karena jaraknya cukup jauh.

Zen kemudian memberhentikan sebuah taksi dan menyuruh sopirnya untuk pergi ke Z'N Company.

Setelah sampai tak lebih dari 15 menit, Zen membayar taksi itu dan membawa Brian untuk masuk ke perusahaan.

Brian yang melihat gedung tinggi di depannya hanya bisa terdiam dengan wajah terkejut.

Lagi dan lagi, Zen menarik tangan Brian dan masuk ke dalam perusahaan, menaiki lift langsung menuju kantornya.

Ketika sampai di ruang kantor miliknya, Zen melihat Xaviero, Felixia, Zein, dan Henry yang duduk di sofa.

Zen sangat bingung ketika melihat wajah keempat orang itu yang serius.

"Ze" panggil Felixia tiba-tiba yang membuat Zen sedikit tersentak.

"Y-ya?"

"Kenapa kau bersama anak keluarga itu?" tanya Felixia.

Zen terdiam, menghela napas pelan.

"Mom, Kak Brian sangat baik padaku, selama ini aku bisa bertahan karena ada Kak Brian di sisiku, karena memihak ku Kak Brian harus bersekolah di luar negeri, karena ku juga, Kak Brian harus menderita" ucap dengan suara rendah.

Xaviero, Felixia, Henry, dan Zein menatap ke arah Brian yang ada di samping Zen, dan Zein yang memiliki tatapan paling tajam.

Zein tak terima jika adiknya itu memanggil orang lain Kakak selain dirinya.

Brian hanya terdiam ketika dia ditatap tajam oleh empat orang di ruangan itu.

Cengkeraman tangan Brian mengencang, membuat Zen menatap ke arah Brian.

"Zen, itu tak sepenuhnya benar, wanita itu bukan Ibu kandung ku" ucap Brian yang membuat semua orang di sana menatap Brian bingung dan tak percaya.

"Bukan anak kandung?" tanya Zen, walaupun sebenarnya Zen sudah tahu karena pernah meretas data rahasia keluarga Shakara.

"Golongan darah ku dengan wanita itu memang cocok, tapi aku bukan anak kandungnya, aku hanya anak haram keluarga Shakara. Ayah, sebelum menikah dengan wanita itu, Ayah memiliki hubungan dengan Ibuku, bahkan setelah Ayah menikah, mereka masih memiliki hubungan, bahkan setahun setelah pernikahan Ayah dengan wanita itu, aku terlahir" ucap Brian.

"Kau lahir bertepatan dengan anak sah keluarga Shakara lahir?" tanya Felixia.

"Ya, dan Ibuku meninggal ketika melahirkan ku karena pendarahan, dan karena anak pertama keluarga Shakara tak bisa di selamatkan, Ayah menggantikan anak sahnya denganku waktu itu"

"Seperti kejadian Ze?"

"Ya"

"Kepala keluarga Shakara sangat hebat karena bisa merahasiakan semua itu, bahkan dari istrinya" ucap dingin Henry.

"Karena golongan darah ku sama dengan wanita itu, dia tak curiga sama sekali" ucap Brian.

Ting!

Suara dari laptop Zen terdengar di ruangan itu.

"Tuan Muda, laptop Anda terus berbunyi dari tadi, Anda harus cek karena mungkin itu penting" ucap Henry.

'Itu notifikasi pesan masuk, aku tak pernah berkomunikasi dengan siapapun, siapa yang mengirim pesan?' batin Zen.

Zen melepaskan genggaman tangan dengan Brian, dan langsung berlari ke meja kerjanya.

Duduk di kursi, dan langsung membuka laptop.

Sistem DominasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang