04

8.7K 988 26
                                    

Pukul 10.45, Zen terbangun dari tidurnya, dan melihat siluet seseorang yang sedang duduk di sofa yang ada di seberang.

"Um, siapa?" tanya Zen dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Tuan Muda, Anda membuat kekacauan lagi, dan saya sudah mengatakan untuk tidak menggunakan akun Little White lagi karena akun itu sudah dikenal oleh dunia" ucap Pria yang duduk di seberang Zen.

"Eh? Apa aku menggunakan akun itu? aku tidak melihatnya" ucap Zen membuat pria itu hanya bisa menghela napasnya.

"Oh ya, kenapa Anda datang ke perusahaan?"

"Hm? Aku melarikan diri dari rumah, aku sudah bosan di sana"

"Hah?! Lalu Anda akan tinggal di mana?"

"Di sini saja, lagipula ada ruangan khusus di ruangan ini" ucap Zen.

"Ah, saya melupakan itu"

Hening beberapa saat, dan pria itu bangkit berdiri untuk keluar.

Nama pria itu adalah Henry Gilbert Lenard.

"Henry" panggil Zen kepada pria itu.

"Ya?" Henry yang dipanggil langsung menengok ke arah Zen.

Zen sedikit terpana dengan wajah Henry, wajah yang tegas, mata yang tajam, hidung mancung, apalagi kulit sawo matang, di mata Zen dia terlihat sexy.

Yang paling Zen sukai adalah warna rambutnya yang hitam kecoklatan dan pupil mata berwarna biru cerah, jarang untuk orang Asia memiliki mata berwarna biru., dan jangan lupakan tingginya yang 178 cm.

"Lapar" ucap Zen kepada Henry.

"Kalau begitu, saya akan membeli makanan untuk Anda… tunggu, bukankah seharusnya Anda masih dirawat di Rumah Sakit?" tanya Henry baru sadar jika kulit Zen lebih pucat dari biasanya.

"Bukankah aku sudah bilang jika aku kabur? Dokter di sana memang tampan, tapi aku tidak suka bau obat yang ada di rumah sakit, apalagi makanannya tidak ada rasanya sama sekali" ucap Zen.

"Saya akan memanggil dokter untuk mengecek keadaan Anda" ucap Henry.

"Hm"

Setelah itu Henry pergi dari ruangan Zen.

"Ha~, aku ingin mandi" gumam Zen.

Setelah itu dia bangkit dan menuju dinding di mana dinding itu di cat berwarna biru dan ada cat merah berbentuk lingkaran tak jauh dari sofa tempat Zen tidur.

Mengetuk lingkaran merah itu, dan lingkaran itu bergerak ke atas.

Ya, itu adalah pintu ruangan rahasia.

Ada alat scan sidik jari di sana, dan Zen menempelkan ibu jari miliknya di sana, dan dinding itu perlahan bergeser ke samping.

Zen memasukkan laptop yang sebelumnya ada di atas meja, memasukkannya ke dalam tas dan menarik tas itu.

Saat sudah masuk ke ruangan rahasia itu, Zen melempar tasnya ke atas kasur.

Ruangan itu di desain mirip kamar, ada kasur dan lemari, ada juga sofa dan meja di sisi ruangan, lalu dibalik lemari ada tempat khusus di mana berbagai layar monitor terpasang.

Itu adalah ruangan yang digunakan Zen untuk meretas, bahkan Zen dulu pernah meretas data keamanan negara hanya untuk mencari tahu tentang identitasnya.

Yang membuat Zen tidak percaya adalah golongan darah yang dia miliki, kedua orangtuanya jelas-jelas memiliki golongan darah B, bahkan saudara kembarnya? juga bergolongan darah B, tapi kenapa dia bergolongan darah A?

Sistem DominasiWhere stories live. Discover now