22

4.3K 635 14
                                    

4 jam berlalu cepat, tapi serasa lambat untuk 5 orang yang sedang duduk di sofa, menunggu seorang anak berambut putih sadar dari tidur lelapnya.

Xaviero, Felixia, Felix, Zein, dan Henry menunggu Zen sadar, bahkan mereka mengesampingkan urusan penting hanya untuk menunggu Zen membuka matanya.

Xaviero dan Felixia memenangkan persidangan, bahkan membuat keluarga Shakara harus membayar kompensasi yang sangat besar atas apa yang selama ini mereka lakukan pada Zen.

Mereka berdua juga langsung mendaftarkan Zen sebagai anggota keluarga Vynes dalam kartu keluarga.

Felix yang awalnya sedang bertugas dan memeriksa pasien langsung pergi ke ruangan Zen di rawat, dan membiarkan dokter lain menggantikannya.

Zein yang sebelumnya berada di sekolah juga mengambil izin dan langsung pergi ke rumah sakit.

Henry yang dari awal sampai saat ini menjaga Zen hanya terdiam, menunggu Zen sadar dengan gelisah.

Selama 4 jam terbaring, terlihat gerakan kecil dari lengan putih pucat milik Zen.

Perlahan kelopak mata yang awalnya menutup rapat mulai terbuka perlahan.

Mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk dalam penglihatannya.

"Ini… rumah sakit?" gumam Zen pelan.

Walaupun pelan, suaranya tetap terdengar oleh kelima orang yang sedari tadi duduk di sofa, mengalihkan atensi mereka dan melihat Zen yang sudah membuka matanya.

Mereka berlima langsung berlari ke arah Zen terbaring.

Felixia memeluk erat Zen dan membuatnya sesak napas.

"M-mom, se…sak!"

Felixia langsung melepaskan pelukannya, dan menangkup pipi Zen dengan kedua tangannya.

"Maaf Ze, Mom terlalu khawatir dan senang karena kamu sudah sadar, apa ada yang terasa tidak nyaman?" tanya Felixia khawatir, bahkan terlihat air matanya mulai mengalir turun ke pipinya.

"Mom, aku tak apa, tapi…"

"Tapi?"

"Haus"

Zein yang dekat dengan termos yang berisi air hangat langsung mengambil gelas, menuangkan air ke dalam gelas dan memberikannya kepada Zen.

Zen menerima gelas itu, menenggak air sampai habis.

"Makasih, Zein" ucap Zen dan diangguki oleh Zein.

"Ze, setelah kita pulang, ada yang ingin Mom dan Dad bicarakan dengan mu" ucap Felixia.

"Membicarakan apa?"

"Kami akan memberitahumu nanti" jawab Xaviero.

Setelah itu Felix mulai memeriksa keadaan Zen, takut jika ada luka di tubuhnya.

"Untuk sementara, Zen harus beristirahat dulu, dia bisa pulang saat kondisinya lebih stabil" ucap Felix.

Tubuh Zen hanya kelelahan tak ada kelainan apapun di tubuhnya.

"Henry, kau bisa kembali ke perusahaan, aku akan di sini dengan Mom dan juga Dad" ucap Zen.

"Baiklah, kalau begitu, saya permisi dulu" ucap Henry enggan, tapi dia tak bisa menolak perintah Zen apalagi masih banyak berkas yang harus diurus.

Zein izin pergi ke kamar mandi yang masih 1 ruangan dengan ruangan di mana Zen dirawat, dan Felix juga pamit untuk mengurus surat kepulangan Zen, dan tersisa 3 orang di sana.

"Dua jantung" ucap Zen tiba-tiba yang membuat tubuh Felixia menegang.

"Apa kalian ingin membicarakan tentang itu, atau kekuatan yang aku miliki?" tanya Zen yang membuat Xaviero dan Felixia terdiam.

Sistem DominasiWhere stories live. Discover now