20

4.7K 665 17
                                    

Keesokan paginya, Zen sudah bersiap dengan pakaian kasual dan sopan, tidak mungkin jika dia pergi ke persidangan dengan pakaian terbuka atau mewah.

Persidangan dimulai pukul 8 pagi.

Kemarin sore Zen sudah memberitahu semua yang dia alami dari ingatannya walaupun tidak menceritakan siapa dia sebenarnya.

Tentu saja Xaviero, Felixia, dan Zein yang mendengarnya geram dan terlihat amarah di mata mereka.

Jam sudah menunjukkan pukul 07:10, Zen keluar dari perusahaannya dan melihat Henry yang tengah memanaskan mobil sport hitam milik Zen yang dihadiahkan Henry untuk Zen.

"Apa kita benar-benar ke sana menggunakan mobil itu? Bukankah sebaiknya menggunakan yang biasa dipakai?" tanya Zen kepada Henry.

"Tuan Muda sudah setuju untuk memberitahu dunia siapa Anda sebenarnya, saya juga sudah mengundang banyak media ke konferensi pers yang akan di adakan pukul 4 sore nanti" jawab Henry.

Memang benar jika Zen memberitahu Henry kalau dia ingin memberitahu dunia siapa dia dan juga untuk menyelesaikan misi dari sistem.

Yang paling di tunggu oleh Zen adalah ponsel canggih hadiah dari misi, memiliki penyimpanan, baterai dan internet tak terbatas.

Walaupun Zen sudah memiliki ponsel canggih yang baterainya bisa dipakai 1 bulan lebih, siapa yang tak mau memiliki ponsel yang bahkan jika dimainkan selama seharian pun baterainya tidak akan berkurang?

"Baiklah, kita tunggu keluarga Vynes tiba dan langsung berangkat" ucap Zen dan langsung mendapat anggukan dari Henry.

Beberapa menit kemudian sebuah mobil mewah berwarna hitam terparkir di depan perusahaan.

Pintu samping mobil bergeser ke belakang dan terlihat Xaviero dan Felixia duduk di sana.

Lexus LM 350 hitam yang digunakan oleh Xaviero sebagai mobil keluarga, awalnya Xaviero ingin membeli mobil mewah lain yang lebih mahal untuk dijadikan mobil keluarga, tapi dia urungkan karena Felixia memarahinya karena membuang uang hanya untuk mobil.

Felixia hanya menginginkan mobil yang nyaman untuk digunakan, mau itu murah atau mahal.

Dan Xaviero awalnya memilih mobil seharga beberapa puluh milyar hampir mendekati seratus milyar, Felixia yang mengetahuinya langsung marah, untuk beberapa milyar saja dia tidak apa-apa, tapi jika lebih dari itu.

Felixia lebih memilih membangun rumah sakit, sekolah, atau tempat penampungan untuk orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal daripada menghamburkan uang untuk membeli mobil.

Kembali ke waktu sekarang, Zen menatap antusias Xaviero, balutan jas berwarna biru tua dengan dalaman kemeja hitam, dan celana biru tua yang selaras dengan warna jas membuat pandangan Zen tak lepas darinya.

Apalagi Felixia dengan balutan kemeja biru tua dengan rompi berwarna hitam dan juga celana panjang hitam, berbanding terbalik dengan warna yang dikenakan Xaviero, rambut pirangnya yang diikat ekor kuda membuat pesona tersendiri.

Zen tahu jika Felixia itu sedikit tomboi dan lebih senang memakai celana dibanding rok atau gaun.

'Wow! Ketampanan dan kecantikan mereka menentang langit, mereka benar-benar serasi' pikir Zen menatap pasutri itu.

Yang membuat Zen tak habis pikir dengan Felixia adalah, dulunya Felixia seorang ketua pasukan khusus di ketentaraan, walaupun dia wanita, dia bisa menunjukkan bahwa tidak hanya pria saja yang kuat dan tidak semua wanita lemah.

Selain sebagai ketua pasukan khusus, Felixia juga berperan sebagai dokter militer, dan reputasinya sangat tinggi di kemiliteran walaupun dia berasal dari keluarga medis, dan lagi dia lulusan terbaik Universitas ternama di luar negeri, dan lulus S2 jurusan kedokteran, tapi dibanding tetap di militer atau menjadi dokter, Felixia lebih memilih menjadi Ibu rumah tangga setelah menikah dengan Xaviero.

Sistem DominasiDove le storie prendono vita. Scoprilo ora