16

5.3K 707 22
                                    

Setelah tiba di supermarket, Zen mengambil troli belanja langsung berjalan ke arah rak makanan ringan, dan mengambil beberapa camilan.

Tak lupa juga Zen membeli mie instan atau mie dalam cup, setelah itu Zen juga membeli daging, sayur, dan buah-buahan untuk persediaan makanannya.

Ruangan khusus di ruang kantornya, walaupun memang memiliki dapur, tapi tidak bisa disebut dapur juga karena dapurnya kecil, dan terhubung dengan kamar tidur.

Kompor yang digunakan juga adalah kompor listrik jadi lebih praktis menggunakannya.

"Kau tak ingin membeli apapun?" tanya Zen kepada Kaizen.

Kaizen hanya menggelengkan kepalanya, di rumahnya, tepatnya di kamarnya sudah banyak makanan dan camilan yang bisa dia makan kapan saja.

Setelah selesai berbelanja, Zen menuju kasir dan membayarnya.

Saat keluar dari supermarket, Zen menenteng 2 kresek besar.

Zen menekan tombol yang ada di belakang kedua sepatunya, dan roda di tengah bawah sepatu langsung keluar.

"Aku pulang duluan, lagipula ini sudah sore dan sebentar lagi malam, tak apa aku tinggal?" tanya Zen.

Kaizen hanya mengangguk.

Setelah mendapat respon dari Kaizen, Zen melaju di tepi jalan dengan kecepatan sedang, lagipula dia membawa 2 kresek besar, tidak mungkin dia melajukan sepatu rodanya dengan kecepatan tinggi.

Kaizen melihat punggung Zen yang menjauh dan semakin hilang dalam pandangannya.

Beberapa saat kemudian sebuah mobil Rolls Royce Ghost putih berhenti tepat di depan Kaizen.

Kaca pintu depan mobil turun perlahan, terlihat seorang pria berusia 25 tahun yang mengemudikan mobil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kaca pintu depan mobil turun perlahan, terlihat seorang pria berusia 25 tahun yang mengemudikan mobil.

Renan Anggara, sopir pribadi sekaligus pengawal yang ditunjuk oleh Ayah Kaizen untuk menjaga Kaizen.

Renan memiliki rambut berwarna coklat muda dan mata berwarna ungu.

Dari saat Kaizen pulang, Renan terus mengikuti Zen dan Kaizen dari kejauhan, walaupun dia menjadi pusat perhatian para pejalan kaki karena mobil yang dipakainya.

"Tuan Muda, siapa tadi yang bersama dengan Anda?" tanya Renan.

"Bukan urusanmu" jawab Kaizen.

"Tentu saja urusan saya karena saya adalah pengawal Anda dan harus selalu siaga jika yang mendekati Anda adalah musuh" ucap Renan dengan mata ungunya yang berkilat tajam.

"Jika kau berani menyentuh ujung rambutnya saja, aku akan memusnahkan mu" ucap Kaizen menekan semua kata-katanya.

"Jika kau berani menyentuh ujung rambutnya saja, aku akan memusnahkan mu" ucap Kaizen menekan semua kata-katanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sistem DominasiWhere stories live. Discover now