THANK YOU VERY MUCH

61 3 0
                                    


Hendery mengajak shotaro untuk berjalan jalan keluar karena kondisi taro yang belum sepenuhnya pulih hendery membelikannya kursi roda. hendery mendorong kursi roda taro dan mereka menikmati suasana saat ini.

ada banyak orang juga terlihat sedang menghabiskan waktu mereka dengan orang yang mereka sayangi. Shotaro kini merasakan seperti apa rasanya menjadi berharga segalanya kini jadi jauh lebih baik tidak ada lagi rasa sakit karena dipukuli, tidak ada suara keras lemparan benda benda yang menghantam kepalanya, tidak ada lagi bentakan bentakan dan cacian  yang menyakiti hati untuk ia terima.

hanya ada cinta dan kasih sayang dari seorang ayah yang dengan tulus merawatnya. bagi shotaro waktu demi waktu yang ia habiskan dengan hendery sangatlah berharga dan tidak akan pernah bisa ia lupa.

Appa aku tau kau sudah melakukan segalanya untukku, kau habiskan seluruh cinta dan kasih sayang mu untukku... Appa setiap detik waktu yang kita lalui bersama sangatlah berharga aku tidak akan pernah melupakan setiap kenangan indah yang kita lalui meski usia ku sekarang sudah tidak lama lagi tapi aku akan menyangi appa selamanya jika aku sudah tiada aku akan menunggu appa dijembatan penuh bunga... appa tidak perduli apapun yang terjadi kepada ku nantinya jangan pernah menyalahkan diri sendiri karena semua yang terjadi adalah kehendak takdir.

Hendery membawa taro ke sebuah taman dan mereka menikmati pemandangan disana. 

"Taro ya... suka pemandangannya?"

taro mengangguk dan tersenyum, dan mulai mengambil bukunya untuk bisa berbicara dengan hendery melalui tulisan.

"Appa bisakan kita disini lebih lama?"

"ne kita bisa disini selama yang kau mau, appa sudah membawa obat mu dalam tas jadi tidak apa apa"

"appa bunga bunga itu sangat cantik"

"kau mau menanam yang seperti itu juga dirumah?"

"memangnya bisa?"

"apapun yang taro mau akan appa berikan, bunga itu hanya masalah kecil"

"appa kolam bunga itu sama seperti yang aku lihat dalam mimpi" 

Hendery mengalihkan padangannya pada kolam bunga teratai yang tidak jauh dari tempat mereka duduk saat ini. Hendery ingat dulu sungchan pernah bercerita tentang kolam bunga teratai yang sangat indah disebuah taman yang ada ditengah kota.

Sungchan... dulu kita ingin membawa bayi kecil tanpa nama itu kesinikan?. sekarang aku telah membawanya ke tempat yang kau inginkan tapi kau malah meninggalkan aku sendirian tidak masalah aku akan membesarkan dia sendiri hingga dia menjadi anak yang hebat seperti mu, sungchan tolong jaga diri mu baik baik disana jangan pernah lupakan kami aku berjanji aku akan menjaga shotaro dan akan ku lakukan apapun untuk membuatnya tetap bahagia.

shotaro menggenggam tangan hendery dan mengacaukan lamunannya. Hendery menatap shotaro dan tersenyum dari mata indah shotaro hendery bisa melihat semua orang yang ia sayangi, tatapan mata anak itu sangatlah berarti baginya karena shotaro adalah satu satunya kenangan yang ditinggalkan oleh Yuta dan Sungchan untuk dirinya.

Shotaro beranjak dari kursi roda dia duduk disamping hendery dan meletakan kepalanya dibahu sang ayah. hendery membalas perlakuan manja shotaro dengan merangkulnya.

"Taro apa kau tau selama sepuluh tahun appa melihat mu disakiti tapi apa tidak bisa melakukan apapun, rasanya sangat menyakitkan setiap kali appa melihat mu terluka karena dipukuli appa akan memukuli diri appa sendiri, saat appa tau kau kelaparan appa juga akan membuat diri appa kelaparan, appa ingin merasakan semua penderitaan yang kau rasakan karena apa tidak ingin kau menderita sendirian"

"Appa..." untuk pertama kalinya setelah sekian lama akhirnya shotaro bisa berbicara, saat mendengar itu hendery sangat terkejut dan dengan reflek dia menatap shotaro tidak percaya.

"kau tadi bilang apa? tidak tidak maksud ku kau tadi bicara?"

shotaro mengangguk dan tersenyum...

"taro ya kau bisa mengatakannya lagi? kau tadi bilang apa nak?"

"Appa"

Hendery langsung memeluk taro dengan rasa bahagia yang tidak bisa lagi digambarkan dengan kata kata. setelah beberapa bulan berlalu akhirnya untuk pertama kalinya shotaro bisa berbicara sebagai seorang ayah yang melihat sendiri bagaimana putranya berjuang melawan maut dan mengalami penderitaan yang tidak berkesudahan kini untuk pertama kalinya hendery merasakan bagaimana rasanya menjadi ayah yang berhasil. Hendery memang menangis tapi ini bukan air mata kesedihan melainkan air mata kebahagiaan.

"taro bisa bicara? kau memanggil aku appa?"

taro mengangguk dan tersenyum.

Taro menatap hendery dengan lekat dia tidak pernah melihat hendery sebahagia ini sebelumnya. dia selalu melihat hendery dengan tatapannya yang sendu dan redup tapi kali ini untuk pertama kalinya shotaro melihat mata hendery begitu bercahaya kebahagiaan terlihat jelas dimatanya siapapun yang melihat pasti akan tau jika dirinya sedang gembira.

"taro bisa bicara... anak appa sudah bisa bicara, ANAKKU BISA BICARA HU HU! KALIAN SEMUA DENGAR! PUTRA KU BICARA DIA MEMANGGIL KU APPA!" Hendery berteriak seperti anak kecil membuat semua orang ditaman melihat ke arahnya tapi hendery seakan tidak perduli.

Hendery mengambil ponselnya dan langsung menelpon Kun.

"Gege datanglah ke taman sekarang, ada kabar bahagia yang harus aku sampaikan"

mendengar hendery yang sangat bahagia Kun malah jadi bingung.

"Ya... kau kenapa? jangan macam macam? ada apa dengan mu?"

"gege aku baik baik saja, aku sangat baik kau tau... baru saja keajaiban terjadi didepan mata ku"

"hendery aku akan sampai dalam lima menit tetap disana " kun langsung menutup teleponnya dia tidak pernah mendengar hendery sebahagia ini dan hal itu justru membuatnya sangat khawatir.

hendery kembali memeluk taro dengan erat, keduanya tertawa saat saling menatap

"Taro mau hadiah apa? apapun yang taro mau akan appa berikan semuanya"

"Appa aku ingin mengunjungi sungchan hyung" ucap taro lirih.

hendery mentap taro penuh arti dia tersenyum karena hendery bisa mengerti perasaan taro dia pasti juga merindukan sungchan sama sepertinya.

"ayo kita pergi besok pagi... taro ya terimakasih, terimakasih banyak sudah berjuang sampai kini appa tidak akan bisa hidup sampai sekarang jika bukan karena mu"

"appa jangan sakiti diri sendiri lagi, jangan menyiksa diri sendiri lagi... berapa banyak bekas luka lagi yang harus membekas di badan appa tolong jangan lakukan itu lagi" ucap shotaro lirih bahkan hampir seperti sedang berbisik.

Hendery hanya mengangguk dia tidak bisa menahan air matanya lagi ketika mendengar ucapan putranya. shotaro menghapus air mata hendery dengan tangannya yang sedingin kelopak bunga teratai.

"Appa... tetaplah menjadi orang baik sekalipun dunia kejam pada mu ku mohon tetaplah menjadi hendery appa yang selalu membantu orang lain" ucap shotaro dalam hati.

I WISH YOU HAPPY (SHOTARO)Where stories live. Discover now