WHY?

87 8 0
                                    


shotaro pergi ke dapur dan menyiapkan sarapan wajahnya tampak tak seceria biasanya tapi samar masih terlihat senyuman manisnya. dia menyajikan roti bakar dan dengan banyak pilihan selai karena dia tidak tau yangyang suka yang mana.

yangyang melihat taro yang sedang menyiapkan sarapan dari jauh dia terlihat tidak suka dan seperti biasa dia hanya menatap taro dengan penuh kebencian. 

taro mengambil sebuah kertas kecil dan menuliskan sesuatu.

"aku tidak tau hyung suka selai apa jadi aku siapkan semuanya" tulis taro dan meletakkannya disebelah piring yangyang.

yangyang membaca kertas itu dan langsung membuangnya.

"kalau kau tidak ada kerjaan lebih baik bersihkan kolam renang aku tidak sudi makan bersama dengan mu"

taro hanya tersenyum hambar lalu pergi menuju kolam renang.

"bagaimana cara bersihkan kolam?" ucap taro dalam hati.

taro mulai menyapu pinggiran kolam dan sejenak pandangannya teralih pada seekor kupu kupu yang lucu. dia tersenyum lebar dan mengejar kupu kupu itu.

"aku ingin bisa terbang seperti mu, kata mama aku itu seperti bintang tapi aku tidak ingin jadi bintang aku ingin jadi kupu kupu agar bisa terbang bebas dan membuat yangyang hyung tersenyum" 

yangyang tanpa sengaja melihat taro yang sedang bermain dipinggir kolam dan langsung menghampirinya.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!"

yangyang membentak taro dan membuatnya terkejut.

yangyang menarik tangan taro dengan kasar dan mendorongnya sampai jatuh tersungkur ke tanah.

"AKU MENYURUH MU BEKERJA BUKAN BERMAIN! apa selain bisu kau juga tuli?!"

"kau sudah cukup membuat ku stres dengan kehadiran mu sekarang kau mau melawan ku juga!"

taro hanya diam dan menunduk dia tidak melawan sedikit pun.

yangyang mengambil sapu yang ada didekat taro dan memukul taro tanpa ampun.

BUK~BUK~BUK~~~

Taro menangis kesakitan tapi yangyang terus memukulnya tanpa ampun. Taro tersungkur ke tanah tubuhnya lemas tak berdaya dan darah mengalir dari perutnya luka akibat kecelakaan itu belum sembuh sama sekali dan luka itu jadi memburuk karena yangyang memukulnya dengan keras menggunakan batang sapu.

Taro tidak bisa mendengar apapun kini telinganya berdengung, pandangannya kabur dan perutnya sangat sakit perlahan semua menjadi gelap. yangyang meninggalkan taro yang pingsan dipinggiran kolam dan malah berlalu pergi tanpa rasa kasihan.

Hendry pergi ke sebuah toserba dia membeli buku, pena, dan beberapa cemilan untuk taro.

"taro suka warna apa ya?"

"hm lebih baik aku beli semua"

Hendery menuju rumah taro dan berharap anak itu akan suka dengan hadiah yang ia bawakan. saat sampai hendery melihat yangyang sedang bersiap untuk pergi melihat itu hendery sangat kesal dan langsung menghadang mobil yangyang.

yangyang kesal dan mengetuk kaca mobil hendery.

"ada apa dengan mu? kau punya masalah dengan ku?"

"kau mau kemana meninggalkan taro sendirian dirumah? dia sedang sakit dia melalui operasi yang sulit dan kau mengabaikan dia?"

"kenapa kau sangat perduli dengan si bisu itu?"

"kalau kau sangat menyayanginya bawa saja dia aku muak dengannya"

yangyang berlalu pergi dan hendery mengabaikannya karena percuma berdebat dengan yangyang sama sekali tidak akan ada gunanya.

"yangyang kau pasti akan sangat menyesali perbuatan mu" ucap hendery dalam hati.

hendery melihat pintu rumah tidak terkunci jadi dia masuk saja.

"Taro?... shotaro kau dimana hyung datang coba lihat hyung bawa banyak jelly kesukaan mu" 

setelah menunggu beberapa saat taro tidak juga kelihatan.

"apa taro dikamar? apa si gila itu mengurungnya?"

hendery mencari taro dikamarnya tapi tidak ada siapa siapa disana dia hanya menemukan kotak obat dan perban bekas sepertinya tadi malam taro mengganti perbannya sendiri setelah terkena tumpahan sup panas. melihat itu hendery meradang dan mulai mencari taro dengan membabi buta.

hendery menuju kolam renang dan melihat taro sudah tergeletak disana dengan bersimbah darah.

"Taro ya... wae? taro" hendry menggendong taro dan langsung membawanya ke rumah sakit.

dia sendiri yang menangani shotaro dan dia melihat dengan mata kepalanya sendiri semua lebam dipunggung dan lengan shotaro. jahitan operasi taro juga terbuka dan menyebabkan pendarahan.

melihat itu hendery sangat marah dan dia sangat ingin melaporkan yangyang ke polisi tapi jika dia melakukan itu dia takut taro akan sedih dan itu bisa memperburuk keadaanya.

setelah menangani shotaro hendery menelpon yangyang. 

"kau ada dimana?" suara hendery terdengar berat karena menahan marah.

"aku sedang rapat, kenapa? apa si bisu itu sudah mati?"

"kenapa kau menyakitinya?"

"aku hanya memberi dia sedikit pelajaran tapi dia sangat lemah, nada bicara mu menunjukan kalau dia masih hidup"

"dia masih hidup tapi aku akan membunuh mu" hendery mulai kehilangan kesabaran.

"sebelum kau membunuh ku, aku akan membunuh si bisu itu lebih dulu"

"YAK! YANGYANG!"

yangyang mematikan telponnya dan membuat hendery semakin meradang.

"telpon dari siapa?"

"dari sampah lebih baik kita lanjutkan rapat ini karena aku masih ada jadwal lain"

"tuan yangyang kemarin adalah pemakaman orang tua anda dan saya dengar adik anda menjadi bisu apa itu benar?"

"keluarga ku adalah urusan ku jangan ikut campur! kita disini untuk membahas bisnis jika anda ingin menganggu privacy saya maka dengan terpaksa saya akan membatalkan kerja sama kita"

"maaf tuan saya tidak bermaksud"

yangyang tersenyum sinis.

"aku harus menyingkirkan si bisu itu sebelum dia menjadi masalah untukku"

I WISH YOU HAPPY (SHOTARO)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें