SUNGCHAN

72 4 0
                                    

"Kenapa hyung menunggu aku?"

"kelak kau akan tau" sahut sungchan yang langsung memeluk shotaro dengan sangat erat.

"aku sangat tidak beruntung... bahkan untuk bisa memeluk mu saja aku harus menunggu selama ini"

"Taro dengarkan aku baik baik jika nanti kau bertemu dengan appa mu katakan padanya betapa aku sangat merindukan dia minta dia datang untuk menemui aku, dan kau harus hidup dengan baik mengerti?"

"eum" shotaro mengangguk dan tersenyum.

sementara itu Kun yang sedang memimpin operasi bingung kenapa shotaro nampak seperti sedang tersenyum saat operasi sedang berlangsung. 

"Taro ya... apa kau sedang bermimpi indah sekarang?" ucap kun dalam hati.

Saat operasi hampir selesai tiba tiba detak jantung shotaro menurun membuat semua orang panik. kinerja jantungnya menurun disaat yang sangat tidak tepat mereka segera melakukan tindakan tapi  shotaro tetap tidak merespon.

sementara itu, Sungchan yang masih memeluk taro perlahan melepaskan pelukannya dan menatap wajah taro dengan penuh kerinduan air matanya menetes karena rindu yang tak lagi bisa tertahan.

"SHOTARO JEBAL" Ucap Kun setengah berteriak sembari terus berusaha menyelamatkan shotaro.

"SHOTARO KAU TIDAK BOLEH GAGAL!" alat pemaju jantung terpaksa digunakan karena jantung shotaro telah berhenti berdetak, semua orang mulai kehilangan harapan tapi kun tetap berusaha.

"Catat ini... Nama shotaro usia 16 tahun waktu kematian pukul 14:32" ucap salah seorang dokter yang menangani shotaro.

"AKU YANG MEMIMPIN OPERASI INI! DIA AKAN SELAMAT" Kun tetap berusaha melakuakan yang terbaik meski harapannya juga sudah mulai memudar.

TIT.... 

garis lurus tertera pada layar pendeteksi jantung sejenak keheningan dan keputus asaan memenuhi ruangan operasi, kun terus berusaha walau hatinya juga sudah perlahan ragu.

"SHOTARO JEBAL!"

Sungchan melepaskan genggaman tangan shotaro dan membelai kepalanya dengan lembut.

"Shotaro pulanglah..."

"hyung tidak ikut dengan ku?"

"tidak nak... aku akan tetap disini menunggu mu"

"aku disini aku bisa ikut dengan mu sekarang jadi kau tidak perlu menunggu lagi"

sungchan tersenyum "belum saatnya kau ikut dengan ku sayang, kau masih harus pulang disana ada yang menunggu mu pergilah" ucap sungchan pada shotaro dengan suara serak terisak tangis perlahan sungchan memudar bagai kelopak bunga sakura yang berguguran terbawa angin.

"Jika aku kehilangan mu bagaimana aku bisa menatap Hendery? apa yang harus aku katakan padanya? bagaimana aku bisa menghadapinya?" ucap kun lirih berbisik dalam keputus asaanya.

TIT~~~tit~~~TIT~~~

disaat harapan sudah mulai memudar detak jantung shotaro kembali semua orang diruangan terkejut dengan keajaiban yang terjadi. Kun segera mengambil tindakan lanjutan dan dia menghapus air matanya.

semua orang disana menangis melihat betapa dokter Kun sudah berusaha sangat keras untuk menyelamatkan anak sahabatnya itu.

 "Dokter anda sangat hebat" ucap seorang perawat memuji.

Kun tersenyum dan mengusap kepala shotaro dia tersenyum bangga pada shotaro. Operasi telah selesai dan mereka memindahkan shotaro ke ruang perawatan, Kun menghampiri Hendery dan memberikan ucapan selamat.

"Selamat putra mu begitu kuat dia bertahan dengan sangat baik" mereka berdua berjabat tangan dan kedua sahabat itu saling berpelukan semua orang yang melihat ikut terharu terutama tim medis yang membantu kun dalam operasi tadi mereka mengucapkan selamat pada kun dan hendery secara bergantian., , 

"Selamat dokter kun operasi mu sukses, kau hebat" ucap hendery memuji.

Mereka berdua mengantarkan shotaro ke ruang perawatan, keduanya berjalan dengan penuh wibawa dan rasa bangga serta bahagia. mereka memandang satu sama lain dan saling bertukar senyuman.

Disaat harapan sudah hampir memudar kepercayaan dan keyakinan pada apa yang dilakukan akan menciptakan keajaiban. selama yang dilakukan adalah untuk kebaikan maka keajaiban akan datang seperti lentera yang menerangi gelapnya malam dihutan yang sunyi.

Hendery menatap shotaro dengan penuh harapan dia tau jika ini bukan akhir dari perjuangan shotaro tapi ini adalah awal dari perjuangan mereka. dunia hendery kini mulai berwarna semua yang awalnya hanya hitam putih kini mulai terlihat indah, hari harinya yang selalu tertutupi awan mendung dan badai kini badai itu perlahan mereda menyisakan pelangi indah yang akan menemani dia selamanya.

"Enam bulan lagi kita bisa melakukan operasi kedua, untuk memasang ring dijantung shotaro... setelah itu kita bisa memulai kemoterapi" ucap Kun memecah lamunan hendery.

"selama enam bulan kita akan memberikan dia obat obatan untuk menekan sel kanker agar tidak berkembang" lanjut kun menjelaskan.

Hendery menyandarkan tubuhnya dijendela kaca mentap gedung gedung tinggi dan langit sore yang memancarkan keseduan di iringi dengan sinar matahari dengan cahayanya yang mulai meredup.

"Kun ge"

Kun terkejut "sudah hampir sepuluh tahun, kau tidak memanggil ku dengan sebutan itu dan juga dengan nada yang begitu sopan" sahut kun meledek.

Hendery tertawa kecil dan mengangguk.

"sudah sepuluh tahun juga aku tidak mempercayai mu, cih aku sangat geli mengatakannya" mereka berdua tertawa.

"jadilah ayah yang baik ajarkan anak mu untuk jadi malaikan bukan iblis kecil seperti mu"

"aku akan jadikan dia malaikat ku dan iblis kecil untuk mu"

"dia itu sangat polos jangan sembarangan mendidiknya atau aku akan menculiknya"

"Cih kau ingin menculik putra ku? terakhir kali kau mencuri makanan dikantin asrama saja kau ketahuan"

"YAK! bodoh aku mencuri makanan itu untuk mu kau kelaparan karena nafsu makan mu yang seperti gajah itu, aku terpaksa mencuri untuk mu dan akhirnya aku dihukum membersihkan dapur selama 1 bulan sungguh pembawa sial"

Tawa pun pecah saat mereka mulai membicarakan masa lalu.

"Kun ge... terimakasih" hendery tiba tiba berbicara dengan sangat serius.

"wae?"

"kau sudah menyelamatkan putra ku"

"dia sendiri yang berjuang sangat keras, jaga dia baik baik karena dia sangat berharga" ucap kun yang langsung berlalu pergi.

Hendery mendekati tempat tidur shotaro dan menggenggam tangannya. ada begitu banyak selang dan kabel alat bantu yang terpasang tubuh mungil shotaro kulitnya yang putih kini terlihat pucat tapi saat ini kondisinya tidak seburuk sebelumnya.

 ada begitu banyak selang dan kabel alat bantu yang terpasang tubuh mungil shotaro kulitnya yang putih kini terlihat pucat tapi saat ini kondisinya tidak seburuk sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Taro ya... kau sudah berjuang dengan sangat keras kau pasti sangat lelah sekarang, istirahatlah sayang appa akan menjaga mu dan mulai sekarang appa janji tidak akan pernah meninggalkan mu lagi"

"taro appa sangat bangga pada mu kau adalah segalanya untuk appa terimakasih sudah bertahan..."

I WISH YOU HAPPY (SHOTARO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang