***

"Mommy." Angel langsung melompat ke pangkuan Daisy saat ia dan Apple merasa lelah bermain.

"Kalian sudah selesai?" tanya Daisy sambil mengusap keringat di kening Angel.

Gadis kecil itu menggeleng. "Kami hanya beristirahat."

"Biar Mommy suapi kalian makan siang." Daisy mengambil kotak makan di sampingnya dan mulai menyuapi mereka berdua secara bergantian. Apa yang lebih membahagiakan dari ini?

Mengapa aku harus pergi jauh hanya untuk merasakan kebahagiaan ini? Batin Daisy.

Daisy merasakan sebuah tangan mengusap pipinya. "Mengapa Mommy menangis?" tanya Angel.

Daisy segera menggeleng, "Tidak apa-apa. Mommy hanya bahagia melihatmu telah tumbuh menjadi gadis cantik." Ia memaksakan sebuah senyuman.

Setelah menghabiskan makan siangnya, Angel dan Apple kembali larut dengan keseruan dari permainan yang entah apa itu namanya dan hanya anak kecil yang akan menganggap itu menyenangkan untuk dimainkan. Sementara Daisy dan Maura hanya memantau mereka dari bawah pohon tidak jauh dari mereka. Maura meninggalkan Daisy untuk mengurus sesuatu di dapur. Tidak berapa lama setelah itu, Niall datang menghampirinya dan duduk tidak jauh darinya.

"Angel mengatakan jika kau akan pergi hari ini?" tanya Daisy.

"Kau pikir aku akan dengan mudah meninggalkanmu bersama Angel dan tidak berpikir bahwa kau akan membawanya pergi?" ucap Niall angkuh.

"Mengapa kau berbicara sekasar itu? Di mana perasaanmu?" tanya Daisy sambil menatap mantan suaminya itu.

"Kukira kau sudah tahu jika aku tidak memiliki perasaan." Ujar Niall sarkastik.

"Hentikan!" bentak Daisy.

Hening.

Niall tahu apa yang dia lakukan. Dia hanya ingin menjauhkan Daisy darinya, membuatnya pergi dari kehidupnya, membuatnya meninggalkannya dan Angel. Niall hanya menginginkan itu. Dia juga menginginkan Daisy bahagia dengan pria lain tentunya. Terkadang, dia hanya merasa tidak pantas jika disandingkan dengan mantan istrinya itu. Daisy terlalu sempurna untuknya. Daisy terlalu naif, dia terlalu pintar berlakon dan dia terlalu sering membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa padanya. Begitulah yang dia rasakan.

"Angel akan mendapatkan seorang Mommy baru." Niall kembali membuka pembicaraan dan ini sungguh tidak membuat Daisy tertarik.

"Lalu apa yang kau inginkan?" tanya Daisy.

"Aku ingin kau enyah dari hidupku dan jangan pernah muncul di hadapan Angel lagi." ucap Niall. "Aku akan membuatnya menemukan orang yang bisa menggantikan tempatmu." Tambahnya.

Hati Daisy terasa tertusuk oleh ribuan pisau. Dia tidak menyangka jika mantan suaminya itu akan tega berbicara seperti itu padanya. Tidakkah dia sadar jika Daisy dulu pernah menjadi bagian terindah dalam hidupnya? Dengan semudah itukah dia menggantikan dan menghapus Daisy dari hidupnya?

Daisy menahan air matanya supaya tidak menetes. Setiap kata yang Niall ucapkan membunuhnya secara perlahan. Daisy mengusap ujung matanya.

"Mengapa kau diam? Aku akan melakukannya." Ucap Niall yakin.

"Aku tahu. Cepat atau lambat, aku akan berada di urutan kesekian dalam kehidupan Angel. Aku yakin itu." Daisy menahan sebisanya supaya air matanya tidak jatuh.

"Syukurlah kalau kau sadar akan hal itu. Jadi, kau jangan merasa posisimu begitu penting baginya." Ucap Niall.

"Tidak bisakah kau berhenti melukai hatiku, Niall? Bisakah kau bersikap layaknya kita orang biasa yang tidak pernah memiliki hubungan apa-apa? Berhentilah membicarakan tentang kehidupanmu yang sempurna itu. Kau bisa mendapatkan dan melakukan apapun dengan mudah. Bahkan, hidupmu terlalu sempurna dan dengan mudahnya kau membatasi hubungan seorang anak dengan ibunya." Kini air matanya sudah tidak tertahankan lagi dan dengan derasnya air mata itu mengalir.

Incomplete (On Editing and Re-publishing)Where stories live. Discover now