🦋 01. NIGHT DATE WITH BROTHER 🦋

6.4K 743 984
                                    

°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°

"𝓢𝓮𝓼𝓮𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝓱𝓪𝓭𝓲𝓻 𝓭𝓪𝓵𝓪𝓶 𝓱𝓲𝓭𝓾𝓹, 𝓽𝓲𝓭𝓪𝓴 𝓱𝓪𝓻𝓾𝓼 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓴𝓲𝓽𝓪 𝓶𝓲𝓵𝓲𝓴𝓲 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓷𝔂𝓪

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"𝓢𝓮𝓼𝓮𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝓱𝓪𝓭𝓲𝓻 𝓭𝓪𝓵𝓪𝓶 𝓱𝓲𝓭𝓾𝓹, 𝓽𝓲𝓭𝓪𝓴 𝓱𝓪𝓻𝓾𝓼 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓴𝓲𝓽𝓪 𝓶𝓲𝓵𝓲𝓴𝓲 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓷𝔂𝓪. 𝓚𝓪𝓻𝓮𝓷𝓪 𝓫𝓲𝓼𝓪 𝓼𝓪𝓳𝓪, 𝓭𝓲𝓪 𝓼𝓮𝓷𝓰𝓪𝓳𝓪 𝓭𝓲𝓬𝓲𝓹𝓽𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓱𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓮𝓻𝓲𝓴𝓪𝓷 𝓹𝓮𝓵𝓪𝓳𝓪𝓻𝓪𝓷 𝓱𝓲𝓭𝓾𝓹 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓫𝓮𝓻𝓱𝓪𝓻𝓰𝓪."

🍁🍁🍁

Hembusan angin kian menusuk wajahnya perlahan terasa dingin. Nadira termenung menopang dagunya, menatap kosong ke arah luar dari balkon kamarnya. Selepas keputusannya mengakhiri hubungan dengan Farhan, Nadira seperti tak memiliki semangat untuk melanjutkan hidup.

Menangis, uring-uringan, dan akhirnya menangis lagi. Hanya itu yang dilakukannya selama seminggu, menyedihkan bukan?

Dia yang pertama membuatku cinta,

Dia juga yang pertama membuatku kecewa..

Kamu yang pertama, menyembuhkan luka

Tak ingin lagi ku mengulang, keliru akan cinta..

Sengaja diputar lagu sesuai dengan kondisinya saat ini. Membuat Nadira semakin terlarut dalam alunan musik dan lirik yang dinyanyikan dalam sebuah lagu tersebut.

"Bosannnnnnnyaaaa!!!"

"Aaaaaaaaaaaa... Gini amat jadi jomblo di malam Minggu!"

"Lah ini apaa? Didalam kamar mulu sampe lumutan!"

Mungkin sangat familiar, jika seseorang yang tidak memiliki pasangan meronta-ronta kesepian. Merasa ia orang paling menderita di seluruh dunia karena kesendiriannya.

Gerutu Nadira kini sampai di telinga adik laki-lakinya yang bermain PlayStation dilantai 1.

"Berisik banget sih jadi jomblo, gue dong biasa aja!" sungut Eiden masuk ke kamar Nadira. Memicingkan matanya kesal dengan keributan yang diperbuat kakaknya.

"Lo cakep. Lah gue, bentukannya kayak tabung gas tiga kilo. Siapa yang mau!" Nadira melempar guling pada Eiden yang menyebalkan sekali.

Eiden menduduki ujung kasur, "Kita semua istimewa Dir. Gak tau esok atau nanti, yang pasti lo bakal dipertemukan sama orang yang bisa nerima apa adanya."

"Lo habis nangis lagi ya Dir?" Eiden melihat mata sembab Nadira serta hidung yang kemerahan.

"Enggak," elak Nadira memutar badannya ke belakang menyeka sisa air matanya.

"I know u lie Dir," sela Eiden sangat tau keadaan kakaknya.

"Hati gue sakit banget Den," lirih Nadira memilih menenggelamkan wajahnya di dalam bantal.

Happy Not Ending (ON GOING)Where stories live. Discover now