30) The First Time (END)

99 7 16
                                    

Berkali-kali Ayna menyambungkan sambungan telepon dengan Hendra yang pada akhirnya selalu terputus akibat tidak ada yang mengangkatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berkali-kali Ayna menyambungkan sambungan telepon dengan Hendra yang pada akhirnya selalu terputus akibat tidak ada yang mengangkatnya. Pertanyaan demi pertanyaan terus muncul dalam pikiran Ayna. Apa dia tidur? Atau sudah ada di perjalanan?

Kini, hanya tersisa beberapa orang di parkiran GOR dan hanya Ayna seorang diri yang berdiri sendiri tanpa teman. Ia mendengus, kesal dengan Hendra yang tidak menepati janji.

Tak lama, ponsel Ayna bergetar menandakan pesan baru.

____

[ Hendra ]
Sorry sorry
Ketidurannnnn
Gua otw skrng

Anjirrrrrr
Katanya di kafe????

[ Hendra ]

Mampir ke kost an tmn tdi hehe
Otw
Gak jauh bgt kok

_____

"Kak Ayna?"

Jantung Ayna seakan berhenti seketika ketika namanya dipanggil oleh suara yang tidak dikenalnya. Dengan perasaan cemas, Ayna menoleh perlahan dan baru menyadari ada sebuah motor yang sudah mendekat serta mendapati Hansel yang sedang menaiki motornya.

Ia Hansel, idola Ayna. Kini jantungnya bereaksi dengan berdetak lebih cepat dari biasanya. Senyumnya pun tidak dapat ia tahan lagi, menciptakan senyum paling cerah di hari itu.

"Ah iya," jawab Ayna kikuk, bingung hendak merespon dengan apa.

"Belum pulang?" tanya Hansel yang kemudian mematikan mesin motornya.

"Ini nunggu temen gue jemput," kata Ayna yang masih berusaha menyembunyikan kegugupannya. Siapa yang tidak gugup jika tiba-tiba orang diidolakan datang dan bertanya secara akrab "kok belum pulang?" seakan sudah berteman cukup lama?

Pikiran Ayna menjadi tidak fokus begitu menyadari bahwa Hansel baru saja menyebut namanya, yang artinya Hansel mengetahui eksistensi dirinya di dunia ini.

"Mau ditemenin?"

Kini rasanya Ayna benar-benar gila. Ia tidak pernah membayangkan adanya komunikasi antara dirinya dan Hansel, dan sekarang pemuda itu malah menawarkan sesuatu yang tidak pernah Ayna pikirkan sebelumnya. Semua terlalu tiba-tiba dan gadis itu tidak sanggup untuk mencerna keadaan. Berkali-kali mempertanyakan apakah ia salah dengar atau ini hanya imajinasinya saja. Lebih lagi, ini adalah pertemuan pertama, berkenalan pun belum pernah. Ayna hanya bisa berdiri mematung, merasakan kegugupan, kebingungan, ketidakpercayaan, dan kepanikan yang bercampur menjadi satu.

Better Better; harutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang