Bab 14

46.4K 4.9K 15
                                    

Arus rendah sungai yang bertubrukan bersama batu berlumut menjadi suara di keheningan yang mendera, awan berhamburan ke segala penjuru cakrawala, indahnya senja menjadi pemandangan terindah yang pernah di lihat sepasang mata, burung berbulu runcing masih mengepakkan sayap dibawah langit oranye, dua insan yang membuang waktu untuk menikmati semilir angin sore hanya saling membisu tanpa ada sepatah kata yang keluar dari mulut mereka.

Anna setia mendongak, memandang para burung yang terkesan aneh, ini bukan hal yang aneh pertama kali Anna lihat, beberapa burung yang berada diatas sana memiliki ekor ular meski terlihat samar.

"Besok malam". Ujar Arthur yang duduk disamping Anna sembari meluruskan kakinya ke depan, sedangkan ke-dua lengan nya merentang ke arah belakang.

"Ada apa dengan besok malam?". Tanya Anna yang nyata nya tidak tahu apapun.

"Besok malam kita makan bersama Anna, untuk merayakan bulan purnama".

"Maksudmu satu desa?".

"Hmm".

Pohon-pohon raksasa berjajar rapi dengan jarak lumayan jauh dari sungai, Anna terdiam cukup lama hingga kicauan burung menebas suasana senyap diantara mereka berdua, cahaya lembut dari sang mentari menembak meski terhalang oleh dedaunan hingga berhasil menerpa surai kelam milik Anna.

"Apa setiap bulan purnama kalian merayakan nya?". Anna kembali bersuara.

Arthur mengangguk seraya menatap Anna yang berada disamping nya begitu lekat, "Bulan purnama hanya terjadi selama tiga tahun sekali".

"Lama sekali, emm.. Kenapa kalian merayakan nya?". Ujar Anna penasaran.

Dahi Arthur mengerut dalam, "Apa kau tidak tahu? Apa kau pura-pura tidak tahu?".

"A-aku benar-benar tidak tahu". Seketika wajah Anna langsung memucat kala Arthur menatap nya dari dekat, bahkan begitu dekat, Anna segera menggeserkan tubuh nya untuk menjaga jarak.

Arthur tersenyum simpul, "Aku heran kenapa kau tidak tahu, padahal kita sama-sama tinggal didunia ini dan kita telah hidup sejak lama".

Perlahan kepala Anna menunduk bersama sinar di ke-dua bola matanya mulai meredup, Aku berbeda dengan kalian, aku bukan makhluk seperti kalian, dan seharusnya aku tidak berada disini.

"Aku anggap saja kau lupa Anna, karena ingatan seorang Werewolf lebih bagus dari pada seorang Wizard". Ujar Arthur membuat pandangan Anna kembali terangkat.

"Akan aku ceritakan padamu, dengarkan baik-baik".

Lantas Anna segera mengangguk, memasang pendengaran nya setajam mungkin untuk mendengar perkataan Arthur dengan serius.

"Dimalam bulan purnama itu adalah malam kemenangan yang mulia Lord saat melawan musuh yang akan meratakan dunia ini, aku tidak tahu secara detailnya, yang aku tahu hanya itu, setelah itu para mahkluk immortal, yaitu kita membangun wilayah dan kerajaan-kerajaan para makhluk yang berbeda-beda kaum tinggal, dan menjadikan yang mulia Lord sebagai pemimpin dunia atau Raja diatas Raja". Papar Arthur menjelaskan secara ringkas.

"Jadi lebih singkatnya malam bulan purnama itu adalah malam yang begitu istimewa untuk kita".

Anna kembali menganggukkan kepala mengerti, "Apakah kau pernah bertemu dengan yang mulia Lord?".

Arthur terkekeh pelan, "Belum, aku belum pernah bertemu bersama yang mulia, semua mahkluk yang ada disini tidak semuanya pernah bertemu dengan yang mulia Lord, hanya para Raja atau bangsawan saja yang pernah melihatnya, mungkin, itu juga tidak semuanya".

"Siapa namanya?".

"Kau begitu penasaran? Yang aku dengar dari seseorang tidak ada satu pun yang tahu nama nya".

DESTINY WITH THE DEVILWhere stories live. Discover now