Bab 19

7.3K 352 16
                                    

"Raka, ini..?" Jessa merasa kehilangan kata-katanya. Pandangannya hanya mengarah pada satu titik. Yaitu transportasi yang akan membawanya dan Raka menuju pulau tempat honeymoon mereka.

"Kenapa? Ayo naik!"

Jessa menggeleng. Melangkah mundur hingga membuat langkah kaki Raka terhenti. Kepalanya langsung menoleh ke arah Jessa. Menatap istrinya bingung.

"Kenapa?"

"Aku tidak bisa naik ini."

Raka hanya mendengus malas. Kembali meneruskan langkah kakinya yang sempat tertunda. "Berhenti merengek, Jes, kalau kamu tidak mau naik ini, bagaimana kita bisa sampai ke sana?"

"Tapi aku takut, Raka. Aku tidak pernah naik kendaraan seperti itu. Bisakah-"

"Tidak." Geleng Raka tegas. Tanpa mau mendengar ucapan istrinya lebih banyak, yang bisa saja membuat kepalanya terasa pecah. Dengan cepat dia bahkan langsung menarik tangan Jessa untuk mengikuti langkah kakinya. Membawa wanita itu untuk menaiki speed boat yang akan membawanya ke pulau.

"Raka,"

"Seharusnya kamu sudah tahu konsekuensi menerima tawaran mama, Jessa. Jadi jangan harap kamu bisa mundur sekarang. Jadi berhenti merengek dan ikut aku!"

Jessa menggeleng. Berusaha kuat tenaga menahan langkah kakinya. Berharap Raka benar-bener mengerti jika dia saat ini sedang takut.

Berada di daerah yang banyak air saja dia takut. Apalagi harus menaiki kendaraan seperti itu di atas laut?

"Raka, tapi aku benar-benar takut."

Raka memutar bola matanya malas. Menarik tangan Jessa lebih kuat hingga tubuh gadis itu terhuyung ke arahnya. Lalu tanpa perasaan dia pun mengangkat tubuh Jessa layaknya karung beras di pundaknya.

"Raka," pekik Jessa yang tak di pedulikan oleh Raka. Dia terus melangkah lurus. Bahkan ketika Jessa memukul-mukul punggungnya, minta diturunkan, Raka seolah tuli.

"Raka, apa yang kamu lakukan?! Turun kan aku! Raka!"

Jessa tidak punya pilihan lain selain memeluk Raka erat. Berpegangan pada pinggang pria itu agar tidak terjatuh.

Sepanjang perjalanan menuju pulau, Raka dan Jessa tidak ada yang membuka suara. Raka begitu fokus mengendarai speed boat nya. Dia begitu lihai, seakan-akan dia sudah terbiasa mengendarai kendaraan laut itu.

"Ayo turun!" Perintahnya begitu mereka sudah tiba di pulau tempat mereka akan honeymoon.

"Jessa!"

Jessa menggeleng. Kian menenggelamkan wajahnya di punggung Raka dengan tangan kian erat memeluk pinggang pria itu.

"Kamu mau turun sekarang atau aku yang akan membantumu?" Tanyanya berbahaya. Dan jelas itu bukan hal manis yang akan dilakukan oleh seorang pria yang baru menikah. Jessa jelas tahu itu.

Bahkan dari nada suaranya saja, Raka nampak kesal.

"Tapi, aku-"

Raka mengerang kesal. Melepaskan tangan Jessa yang memeluk pinggangnya erat dengan paksa. Tanpa perasaan dia pun menarik tangan Jessa ke atas.

"Cepat turun!" Perintahnya tegas. "Aku sudah memegang tangan kamu, Jessa! Apa yang kamu takutkan?"

Jessa melirik ke arah jembatan sampingnya dan laut di bawahnya. "Aku takut jatuh." Cicitnya lemah.

Raka mengeram tertahan. "Kamu mau kita di sini semalaman?"

Jessa menggeleng cepat.

"Kalau gitu apa lagi yang kamu tunggu? Cepat turun!"

The Perfect Bride (SELESAI)Место, где живут истории. Откройте их для себя