17. Temen baru 🧦

11 7 35
                                    

"Dari dulu si Yanto emang enggak pernah berubah, " ucap seorang lelaki berbaju biru berparas manis dengan senyuman manja mempesona.

Ara termenung memikirkan kejadian beberapa jam lalu andai saja ia tak menceritakan tentang Senja pada siapapun mungkin Yanto maupun Cahaya tidak akan marah, tidak akan menjauhinya.

"Maksud lo apa? " tanya Ara, raut wajahnya nampak kebingungan. Apakah sifat Yanto memang seperti itu sedari dulu? Menyebalkan dan tidak mau mengerti perasaan orang lain?

Ternyata Yanto tak sebaik dan setulus yang Ara kira, sumpah demi apapun rasa kagumnya untuk cowok itu perlahan memudar.

"Gue sudah duga lo akan dibikin nangis sama tuh manusia bangsat, dulu Yanto mantannya Shera, Kakak gue. Entah sihir apa yang dia lakukan sampai Shera tergila-gila jatuh cinta setengah mati, lalu setelah Shera berjuang mengorbankan apapun yang ia punya Yanto ninggalin Shera gitu aja. "

Ara curiga bahwasanya Yanto pakai pelet agar semua cewek klepek-klepek jujur ia sangat menyesal karena sudah hampir menaruh hati pada orang yang salah.

Yanto brengseknya kebangetan bangat.

"Hiks hiks sroooott. " Ara menangis tersedu, air mata berlinang ingusnya melambai lambai.

"Udah jangan nangis nanti cantiknya hilang loh. " cowok itu, menghapus air mata Ara serta mengelap ingusnya menggunakan tissu toilet yang ia curi dari toilet umum.

"Terus gue harus gimana? Ngakak brutal sambil goyang pargoy kah? "

"Harus senyum biar cantiknya nambah. "

Duh nih cowok manis bangat, bikin Ara jadi laper.

Pengen makan yang manis manis.

🧦🧦🧦

"Saran gue lebih baik lo menjauh dari manusia enggak ada otak itu jikalau enggak mau merasakan kekecewaan teramat mendalam, sebab dari yang gue lihat lo mulai suka sama dia. "

Benar dari apa yang di ucapkan olehnya Ara memang sudah menaruh hati pada Yanto sihir cinta Yanto telah meracuni hidup Ara, bahkan gadis itu rela dijadikan pelayan agar Yanto ada terus di samping Ara selalu.

"Enggak bisa jauh dari dia, sebab cuma Yanto satu-satunya teman yang gue punya." mata Ara berkaca kaca sedih menyayat kaldu.

"Gue Ardian Dwi Putra siap menjadi teman lo, abang lo, pacar lo bahkan suami lo. Udahlah jangan terlalu berharap sama Yanto. "

"Hahaha ada-ada bae lo, yasudah deh mulai detik ini lo sabahat gue, btw gue harus panggil apa?"

"Panggil Adi aja, hm sayang juga boleh kok."

"Iyah Adi sayang. "

"I love you Ara. "

Duh belum kenal sudah diperlakukan manis begini, entah hati Ara yang terlalu mudah baper atau karena Adinya kelewat manis?

Hati Ara meleleh.

🧦🧦🧦

"Kenapa sih, ketawa terus? " Ara heran mengapa sedari Adi tertawa padahal tidak ada hal lucu.

Fantasinya terlalu liar imajinasi Adi sangat aneh nan menggelitik ia membayangkan jikalau Ara menikah dengan Yanto pasti hidup Ara akan sangat menderita sebab Yanto memang tidak pernah menghargai perasaan orang lain.

"Bayangin nih yah lo lagi ada masalah sama suami terus lo ngomong ke dia, Ayang beras di rumah habis, spp anak kita belum dibayar, hutang juga belum lunas, terus aku harus gimana? Terus suami lo jawab BUKAN URUSAN AKU JIAHH HAHAHA. "

Tawa Adi semakin keras terdengar Ara hanya bisa mengangguk sebab apa yang ia katakan ada benarnya juga.

🧦🧦🧦

𝓑𝓮𝓻𝓼𝓪𝓶𝓫𝓾𝓷𝓰𝓰𝓰...

𝙿𝚎𝚗𝚐𝚎𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚞𝚙𝚍𝚊𝚝𝚎 𝚋𝚊𝚋 𝚋𝚊𝚛𝚞 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚑𝚊𝚛𝚒 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚔𝚎𝚙𝚊𝚕𝚊 𝚔𝚞 𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛-𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛 𝚒𝚗𝚒 𝚔𝚎𝚙𝚊𝚕𝚊 𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚎𝚛𝚒𝚗𝚐 𝚜𝚊𝚔𝚒𝚝 𝚍𝚒𝚙𝚊𝚔𝚜𝚊 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚔𝚒𝚗 𝚙𝚞𝚜𝚒𝚗𝚐 𝚑𝚖.



𝑆𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝐵𝑜ℎ𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛 || 𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕 ||Where stories live. Discover now