16. Mantan penbawa sial🧦

12 6 36
                                    

"Ara tahu enggak masa Samudra sama Jingga kalau pacaran di semak semak, dih enggak elite bangat. "

Yanto sebagai kakaknya Jingga khawatir adiknya diserang serangga atau digigit ular mengingat kebun itu banyak rumputnya, banyak nyamuknya.

"Biarin aja kenapa sih? Samudra pasti bisa jaga Jingga udah jangan cemas oke? "

Ara mengelus kepala yanto dengan tangan lembutnya, ia tahu betapa Yanto sangat menyayangi adiknya, tak mau Jingga salah arah.

"Ara kalau kita udah pacaran, gue mau kita jalan-jalan ke taman, malamnya makan nasi goreng sepiring berdua seraya menatap langit bertaburan bintang. "

Imajinasi Yanto memang luar biasa indah bahagia selamanya bersama Ara adalah tujuan utamanya, cintanya untuk Arana Mentari seluas cakrawala.

"Kalau gue enggak mau jadi pacar lo gimana? "

Sungguh sesaknya dada teramat terasa ditolak sebelum berjuang. Namun Yanto tak akan menyerah begitu saja ia akan terus memperjuangkan cintanya.

"Gue kan pengen punya pacar, kita enggak tahu kedepannya seperti apa? Siapa tahu yang jadi pacar gue itu elo, Arana Mentari. "

Diusapnya pipi Ara dengan lembut penuh kasih sayang dan cinta, manisnya belaian tangannya membuat hati Ara hangat rasa sepi yang dihadapi lenyap begitu saja.

"Maaf Yanto hidup gue sudah sangat pahit gue tidak mau menjalin hubungan percintaan dengan siapapun dulu. "

Hati Ara belum siap, luka lama belum sembuh ia tak mau menambah luka baru. Hidup Ara tak selalu indah, Ara memang banyak sedihnya lagi pula ia belum sepenuhnya melupakan seseorang dari masa lalunya.

"Masih cinta lo sama Senja hah? Masih sayang? "

Yanto tahu mengapa Ara tak memberi tahu keberadaan Senja pada Cahaya mungkin saja gadis itu tak pernah rela melepaskan cinta pertamanya bersama orang lain.

"Enggak gitu lo kenapa sih tiba-tiba marah enggak jelas. "

Ara tak kuasa menahan emosinya, kala Yanto menceritakan semua hal manis yang pernah dilalui bersama mantan kekasihnya, Ara mendengarkan meskipun hatinya menjerit nyeri. Tetapi ketika Ara menceritakan semua tentang hidupnya Yanto marah tak terima.

"Masih kagum kan lo sama Senja? Kejar dia sana selagi masih bisa. Buat apa lo selalu di samping gue, menemani gue, BUANG BUANG WAKTU!!! "

Sungguh sakit hati Ara, ia bersusah payah membuka lembar baru, membuka hati untuk menerima orang baru, Yanto malah menyuruhnya kembali pada masa lalu yang tiada pasti.

"Kalau gue mau kenapa enggak dari dulu gue perjuangkan dia hahaha. " Tawa renyah Ara menggema.

"Perjuangkan dia, buat apa sih lo masih disini? "

Melupakan tak semudah merangkai kata, pahitnya menunggu tanpa kepastian, lelah terus memendam rindu sendirian, sakitnya menanti hal yang tak pasti Ara lalui dengan tangis air mata hingga pada akhirnya Ara mulai terbiasa tanpa hadirnya Senja dalam hidupnya.

"Buat apa memperjuangkan seseorang yang sudah sangat menyakiti hati gue hah? Senja cuma mempermainkan perasaan gue doang, hanya bikin hidup gue yang sudah sangat menderita semakin berantakan. "

Tetesan air mata membasahi pipinya, memori kelam beberapa tahun lalu terngiang berputar putar membuat kepala Ara sakit, nafas Ara mendadak sesak.

"Kenapa lo ceritakan semuanya? SUMPAH BUKAN URUSAN GUE!!! "

Kini Ara sadari, enggak semua hal harus ceritakan bukan karena tidak semua orang mampu memahami luka, tetapi tak semua orang mau menerima segala hal yang terjadi pada masa lalunya.

🧦🧦🧦

Bersambung 💔

Maaf baru upload bab baru, Authornya lagi sibuk bucin sama Ayang 😚💕💕💓❤❤

Ayang aku manis bangat mau ngertiin aku, enggak kaya Yanto huh🥲

Hehehe

Makasih sudah mau baca✨

Love sekobon buat kalian ❤❤❤❤❤❤💓💓💓💓💓💓💕💕💕💕💞💞💞💞💛💛💛💛💛💛💛💚💚💚💚💙💙💙💜💜💜💜💜🤎🤎🤎🖤🖤🖤🖤💗💗💗💗💗💖💖💖💖💘💘💘💝💝💝💝💝

𝑆𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝐵𝑜ℎ𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛 || 𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕 ||Where stories live. Discover now