14. Duka lara Ara #1 🧦

17 6 33
                                    

Beberapa tahun lalu...

"Bu anaknya kok jelek bangat sih, dekil, jerawatan emangnya enggak diajarkan untuk merawat tubuh? Aduh kalau penampilannya layaknya gembel seperti ini lalat pun enggan mendekat."

Nafas Ara mendadak sesak rasa sedih datang tanpa permisi sedih menyayat hati segitu buruk kah dirinya dimata orang lain?

"Maklum saja Jeng, anak saya susah bangat diatur mainnya dibawah  teriknya matahari terus, males bangat mandi sudah gitu setiap hari makan makanan enggak sehat padahal saya sudah menyuruhnya diet, merawat tubuh, dan berpenampilan rapi. "

Hati Ara semakin sakit tubuhnya lemas ia lari menjauh dari Ibunya, tak pernah menyangka bahwasanya Ibu juga merendahkannya bukan membelanya.

"Duh beda bangat sama anak saya yang rajin, enggak pernah melawan kalau dikasih tahu didengerin bukan malah main begitu aja. Tidak punya sopan santun. "

"Diomongin begitu saja Ara marah, sama persis seperti Ayahnya. "

Tak bisa dipungkiri perkataan orang disekitarnya membuat Ara terluka.

🧦🧦🧦

"Ayah, Ara enggak kuat tinggal sama Ibu, Ara capek!!! Ara mau ikut Ayah. "

Air matanya berlinang menangisi kehilangan, kala kesedihan melanda jiwa mengunjungi makam sang ayah yang menjadi pelipur lara. Rasa rindu menyelimuti kalbu ingin rasanya seperti dulu. Namun sudah tak mampu, kematian adalah perpisahan paling menyakitkan.

"Kalau Ayah tahu ada orang lain yang berbicara buruk tentang Ara, pasti Ayah akan belain Ara," ucapnya seraya menghapus air matanya sendiri.

"Arana Mentari Azani putri kayangan Ayah, kebanggan Ayah. Ara rindu Ayah, pengen ketemu Ayah. "

Silet yang tajamnya luar biasa di genggamannya menciptakan luka teramat dalam. Di hadapan makam Ayahnya, Ara mencoba mengakhiri hidupnya sendiri.

"Katanya kalau Ayah menikah dengan Tante Mayang, Ayah akan mengajak Ara juga, tapi apa hah? Kalian ninggalin Ara. "

Darah segar serta air mata kesedihan mengalir deras membasahi nisan Ayahnya.

"IBU BESARIN KAMU BUTUH MODAL HARUS MENGHABISKAN BANYAK UANG APA YANG KAMU LAKUKAN HAH? MAU MATI KONYOL?"

Ibu sudah menduga bahwa Ara berada dimakan Ayahnya, banyak harapan untuk Ara sebagai seorang ibu, ia tidak mau putrinya mati sia-sia.

"Ara enggak minta dihadirkan di dunia ini, jika bisa memilih lebih baik Ara tidak pernah lahir. Ara hanya beban cuma bisa nyusahin Ibu, sekarang Ara mohon izinkan Ara menyusul Ayah agar beban dalam hidup Ibu berkurang. "

"KAMU ENGGAK BOLEH MENINGGALKAN IBU. "

Yang tersisa hanyalah penyesalan.

Terkadang pemikiran orang tua sulit untuk dipahami.

Terkadang orang tua menunjukan kasih sayang pada anaknya dengan cara yang salah.

Terkadang kasih sayang orang tua untuk  anaknya tiada batas.

Namun.

Terkadang orang tualah penyebab luka paling menyakitkan yang diderita oleh anaknya.

🧦🧦🧦

Senin 13 Juni 20**

"Ara kenapa murung? Coba sini cerita. "

Yanto merasa Ara tidak dalam keadaan yang baik- baik saja, dia tak lagi melihat senyuman manisnya, mendengar tawa renyahnya, sering kali Yanto menatap Ara yang murung sedih dan rapuh.

"Rindu Ayah, rindu Ibu, rindu Mama. Kenapa mereka melanggar janji, katanya akan selalu ada buat nemenin gue? Tapi kenyataan apa? "

Yanto memeluk erat tubuh mungil Ara, ia menghapus air mata yang terus menetes. Hanya ini yang bisa Yanto lakukan agar perasaan Ara sedikit lega.

"Udah jangan sedih lagi, kan sekarang ada gue, Ara enggak sendirian. "

"Makasih yah. " senyuman yang tenggelam kini terpancar kembali.

🧦🧦🧦

Bersambung


𝑆𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝐵𝑜ℎ𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛 || 𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕 ||Where stories live. Discover now