47

21.9K 1.4K 5
                                    

Akhirnya setelah sekian lama aku bisa up lagi, maaf lama up nya. Akhir-akhir ini aku sibuk.

Dan makasih buat kalian yang udah doa in aku, Alhamdulillah, aku naik kelas. Kemarin udah pengambilan raport.

Aku bakal double up guysss.

Happy reading

🦋🦋🦋


Bel pulang sekolah sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Alira sedang membereskan peralatan sekolahnya. Kelasnya sudah sepi, hanya tertinggal dirinya saja. Rena dan Gara sudah keluar sedari tadi.

Alira tadi sedang mencatat materi yang di tulis di papan tulis. Rena tak bisa menemani karena Bagas sudah memberinya pesan untuk segera menghampirinya di parkiran. Dan Gara, ia menyusul Galend ke kelas cowok itu. Gara dan Galend sudah membuat janji akan bermain basket bersama.

Alira menggendong ranselnya, ia berjalan keluar kelas. Ia langsung ke parkiran mobil, mungkin saja Sargas sudah menunggunya di sana.

Baru berjalan beberapa langkah seseorang sudah memanggilnya, membuat langkah kakinya mau tidak mau harus berhenti.

"Alira.." panggil seoarang siswi. Sepertinya dia Kakak kelas Alira.

"Iya, Kak, ada apa?" Alira tersenyum ramah pada Kakak kelasnya. Ia mengetahui siswi itu, kebetulan sekali Kakak kelasnya ini satu kelas dengan Sargas.

"Lo katanya di suruh ke halte, Sargas udah nungguin di sana." ucapnya dengan nada ogah ogahan.

"Eh, beneran?" tanya Alira memastikan.

"Iya, beneran. Kalau enggak percaya sana samperin aja, keburu Sargas nya pergi." ucap siswi itu yang bernama Ziva.

"Iya Kak, makasih udah kasih tahu."

"Hmm." kemudian Ziva pergi meninggalkan Alira.

Yang tadi niatnya ingin menghampiri Sargas ke parkiran mobil, Alira urungkan. Alira langsung ke halte yang di maksud oleh Ziva. Alira berjalan dengan cepat, ia tak mau membuat Sargas menunggunya lama.

Di koridor, Alira berlari dengan lancar. Ia tak perlu desak desakan karena sekolah ini sudah sepi.

Sesampainya di halte Alira malah sama sekali tidak melihat keberadaan Sargas. Ia hanya melihat motor besar terparkir, juga satu orang memakai hoodie dengan kupluk yang menutupi kepalanya. Orang itu sedang duduk di kursi halte sembari memainkan ponselnya.

"Lah, Kak Agas mana kok enggak ada?" Alira celingukan mencari keberadaan Sargas.

Alira hendak menelepon Sargas numun baterai ponselnya ternyata habis. Alira menggerutu kesal sebab ponselnya tidak bisa dinyalakan. Alira duduk di samping cowok itu sembari menunggu Sargas.

Awalnya Alira tenang-tenang saja, ia tak menghiraukan orang di sampingnya. Alira juga tak mencurigai Kakak kelasnya yang menyuruhnya ke halte dengan beralaskan Sargas menunggunya di sini. Namun nyatanya, sosok Sargas sama sekali tidak ada di sini.

Hingga rasa tak nyaman muncul kala cowok di sampingnya mulai mendekati nya. Cowok itu berdeham pelan, ia membuka kupluk hoodienya. Dia terus mendekatkan duduknya hingga mepet pada Alira.

"Emm, bisa geser dikir gak duduknya? Di samping lo, kan, masih lumayan lebar." Alira berkat sopan.

Bukannya menjawab cowok itu malah mengulurkan tangannya pada Alira.

"Kenalin gue Zidan," ucap Zidan sembari menunjukan senyum smiknya yang membuat Alira takut bukan main. Masih ingatkah kalian dengan Zidan? Ya, Zidan adalah mantan sahabat Sargas di sekolahnya yang dulu. Yang kala itu menatap penuh minat Alira di boncengan Sargas.

ALIGAS [END]Where stories live. Discover now