16. Sour And Sweet Day!

1.4K 128 2
                                    

●H a p p y   R e a d i n g●

✨📚✨

"Kamu mau pesan apa? Biar saya pesankan."

Airil menggeleng pelan sembari tersenyum canggung. "Ngga usah repot-repot, Mba. Aku cuma mau nanya sesuatu," bisik Airil.

"Oh gitu? Silahkan. Kamu mau nanya apa?" balas Amirah dengan senyum manisnya.

"Tapi, Mba. Aku ngga bisa ngomongnya disini. Soalnya topiknya agak sensitif." Sebenarnya, Airil juga mau sedikit berbasa-basi dulu untuk memberikan kesan baik pada Amirah, tapi bagaimana lagi? Sudah terlanjur. Lagipula, to the point itu lebih baik-kan?

"Oke. Kita bicara di ruangan saya. Mari." Airil mengangguk, ia langsung berjalan mengikuti langkah Amirah menuju ruangan pribadinya. "Silahkan." ujar Amirah mempersilahkan.

Airil segera duduk disofa yang disediakan disini. "Begini, Mba. Aku juga ngga tahu mulainya harus dari mana. Tapi, skandal tiga tahun lalu. Mba---"

"Ah, kejadian itu ya?" gumam Amirah seraya menatap Airil teduh.

Melihat ekspresi Amirah yang langsung berubah 180 derajat membuat Airil sedikit merasa bersalah. Seperti katanya tadi, ternyata topik ini memang topik yang sensitif bagi Amirah.

"Kamu temannya Luna ya?"

Airil berkedip. "Mba? Kenapa Mba bisa tahu?!" pekik Airil tak percaya. Jangan-jangan Amirah ini model dan penyanyi berkedok cenayang?!

"Saya ngga sengaja ngelihat kamu lewat di depan rumah Luna kemarin. Rambut panjang diikat dengan kardigan biru. Itu benar kamu-kan?" tanya Amirah memastikan. Wajah kaget Airil yang terlalu kentara membuatnya terkekeh kecil.

Airil meringis malu. Bisa-bisanya ia sampai tak sadar jika kemarin itu Amirah melihatnya sekilas. Kalau begitu, apakah Luna juga sempat melihatnya hingga gadis itu mendiaminya tadi? Padahal ia sudah berusaha agar tak terlihat sedikit pun.

"Maaf, Mba. Aku cuma mau bantu Luna. Akhir-akhir ini, aku sering nemuin dia murung terus. Sebagai sahabat yang baik, aku ngga mau dia begitu." Mau bagaimana pun, ia harus berterus terang pada Amirah. "Dan Mba juga mau ngungkapin semuanya kan? Kita bisa bekerja sama, Mba. Gimana?" tawar Airil.

"Semuanya engga semudah itu, Airil. Sudah tiga tahun belakangan ini, saya bersama orang suruhan orangtua saya mencari pelakunya. Dan kamu tahu hasilnya? Engga ada."

Airil menatap Amirah iba. Ternyata, masalahnya lebih rumit dari yang dibayangkannya. "Ada orang yang Mba Amirah curigai ngga?" tanya Airil.

Sejenak, Amirah terdiam memikirkan jawaban pertanyaan Airil. "Saya engga yakin juga. Tapi, memang ada seseorang yang saya dicurigai." Amirah menatap gadis didepannya lekat. "Aninda. Dia satu-satunya adik perempuan saya."

"Adik Mba? Kok bisa?" Airil terkejut akan penuturan Amirah barusan.

Amirah menghela napas pelan. "Sejak dulu, dia selalu merasa tersaingi dengan saya. Dan entah sejak kapan dia menjadi seperti itu. Dia pernah berkata, ibu sama ayah kita hanya menyayangi saya. Tidak dengannya." Mengingat hal itu, hati Amirah kembali terasa sesak. Adik perempuannya yang baik hati berubah menjadi wanita pendendam dan licik.

Airil tak menyangka jika kisah Amirah akan se-tragis itu. Adiknya sendiri yang menusuknya dari belakang. "Emm ... jadi, Mba. Gimana kronologi kecelakaan tiga tahun lalu itu?"

✨📚✨

Saat ini, Airil sedang berada di sebuah salah satu restoran terkenal di Jakarta. Gadis itu tengah memata-matai Aninda Mahatma, adik perempuan Amirah yang harus diselidikinya. Amirah yang memberitahunya jika Aninda sedang berada disini bersama temannya. Dan ternyata benar saja, dia memang berada disini.

What The Hell?! Where stories live. Discover now