11. Awal Dari Semuanya

2.9K 238 3
                                    

●H a p p y    R e a d i n g●

✨📚✨

"HAHHH!" Airil terbangun dengan napas terengah-engah serta bulir-bulir keringat dingin yang menghiasi wajahnya. Bayang-bayang dari kejadian tadi masih setia melekat didalam ingatannya.

"Lo ngga pa-pa?"

Airil tersentak. Reflek, gadis itu langsung beringsut memundurkan tubuhnya yang saat itu sudah berada diatas ranjang UKS.

Laskar yang tadinya baru saja datang kembali setelah berinisiatif membeli makanan serta minuman pada Airil, langsung menghentikan langkahnya selepas melihat respon Airil yang tampak ketakutan itu. "Tenang. Gue Laskar. Inget?" matanya memandang Airil teduh.

"La-laskar?" cicit Airil dengan suara bergetar. Kepalanya perlahan mendongkak untuk memastikan jika pemilik suara itu adalah seseorang yang dikenalnya.

"Iya ... gue Laskar." Cowok itu kembali berjalan mendekati Airil. Ia menyeret kursi yang berada tak jauh darinya mendekat pada ranjang, lalu duduk diatasnya senyaman mungkin. "Minum dulu." Laskar langsung menyodorkan air mineral yang baru saja dibukanya pada Airil.

Meski terkesan ragu, gadis itu tetap menerimanya, kemudian ia menegaknya hingga tersisa setengah. "Makasih," ucap Airil tulus.

Laskar tersenyum tipis. "Lo butuh apa lagi?"

Airil menggeleng pelan. "Ngga usah, Kar. Makasih." Ia terdiam lagi sembari menatap tangannya yang kembali mendingin secara tiba-tiba.

KIK! KIK! KIK! KIK!

"AAA!" Airil kembali terpekik histeris. Suara tawa mengerikan itu terputar paksa bak kaset lama yang sudah rusak didalam kepalanya. Gadis itu meringis pelan. Bibirnya menahan tangis sebab rasa sakit yang juga turut mendera kepalanya.

"Lo kenapa?!" ucap Laskar jadi ikutan panik.

"PERGI! GUE BILANG PERGI!"

Laskar langsung sedikit memberi jarak antaranya dan Airil. Reaksi gadis itu membuatnya kalut. Ada apa dengan Airil sebenarnya?

"Kak Laras mungkin bisa bantuin Airil."

Seakan mendapat petunjuk, Laskar bergegas menghubungi Larasati---kakaknya yang kebetulan adalah seorang psikiater di Rumah Sakit Wijaya, yang merupakan rumah sakit milik keluarganya.

"Kak. Tolong bantuin gue. Sekarang."

✨📚✨

"Lo apain dia, Kar?"

Laskar menatap kakaknya jengah. "Gue cuma nemuin dia pingsan didalem toilet. Udah. Ngga ada yang lain."

Laras---Kakak Laskar, tersenyum pahit pada gadis yang tengah terlelap damai karena suntikan obat penenang yang baru saja diberikannya. "Toiletnya gelap ya?" tanya Laras sembari mengelus lembut kepala Airil penuh sayang. Gadis yang malang, pikirnya.

Tanpa ragu, Laskar mengangguk cepat. "Iya. Emangnya kenapa?"

"Setelah gue diagnosis, dia kayak penderita phobia gelap, cuma dalam kasus yang lebih serius. Selain itu ada apa lagi?"

"Suara hantu." ucapnya lagi, blak-blakan.

"Ditambah itu. Kayaknya dia punya kejadian traumatis di masa lalu yang bikin dia terlalu cemas dan panik tadi. Tapi, menurut gue, gejalanya cuma terjadi kalau dia lagi sendirian. Gue pernah nemuin kasus yang persis sama kayak gini. Dia pengidap nyctophobia atau phobia gelap dan phasmophobia atau phobia hantu. Namun, dengan dia versi yang lebih bisa terkendali."

What The Hell?! Where stories live. Discover now