"pelan-pelan, kita timpa kenangan buruk kamu hari ini, gue janji." saat berkata demikian Eunbelle memeluk laki-laki di depannya erat, lebih erat dari sebelumnya.
sebelah tangan Taeyong mendorong pintu kelas yang tampak tak terkunci disana, "ayo, pelan-pelan."
sebalah tangan laki-laki berahang paripurna itu masih memeluk gadisnya hingga, si gadis berani membalikkan dirinya memasukki ruang kelas dengan warna dinding yang sama seperti lima tahun lalu.
"dimana dia duduk?" tanya Taeyong memastikan dimana Na Jaemin dulu terduduk di kelas ini.
"kurang tau pasti, dia lebih sering ke kelasku, karena aku gak mungkin datang ke kelasnya."
"bocah brengsek semacam dia, pasti duduk disini." Taeyong menarik sebuah kursi di pojok kelas, dan mendudukinnya.
"dia memang duduk disitu, saat aku coba curi-curi pandang waktu lewat kantin."
"tebakan gue nggak pernah salah. sini." ajak Taeyong agar Eunbelle duduk di sebelahnya.
Go Eunbelle menunduk menatap meja yang sudah tak sama, tak seperti dulu lagi, warna cokelat dulu, kini berubah menjadi warga jingga, sama seperti sinar yang menerobos melalui jendela saat sayup sayup jingga dibawa oleh tirai yang diusil maruta.
Taeyong menarik sebuah kertas dan pena di dalam loker, dan mengambil selotip yang ia sakukan saat di koperasi.
laki-laki tampan itu menulis sebuah nama sosok penting yang menjadi pusat fikirnya hari ini, 'Lee Eunbelle'.
kertas itu disobek setelah sebelumnya ujung dari kertas yang hendak dipotong dibasahi dengan saliva yang ada di bibir laki-laki itu, membuat potongan yang dihasilkan lebih rapi.
kertas itu ditempel dengan selotip di atas saku lambang OSIS seragam yang dikenakan Eunbelle.
"giliran lo,"
".."
"tulis name tag gue."
Eunbelle mengambil alih pena yang berada di jemari suaminya beserta kertas yang sudah Taeyong potongkan untuk ia,
melihat huruf pertama yang dituliskan Eunbelle, Taeyong tidak mampu mengeluarkan secarik bahkan sebuah keping kata.
'Na Jaemin'
itu yang ditulis istrinya, di atas sebuah kertas untuk diletakkan dalam tubuh yang bukan pemilik nama.
Eunbelle membantu Taeyong memasangkan nama itu di atas kain seragam SBSH. Eunbelle sedikit menjauh selesai menaut pasang, namun matanya masih menatap nametag kertas sembari tersenyum, kemudian menyangga kepalanya dengan tangan di sebuah meja.
"kalau gue Jaemin lakukan sesuatu yang buat sesal lo hilang," titah Lee Taeyong yang menyatukan kedua tangan miliknya sendiri di atas meja.
"..."
"buruknya kenangan, datang dari penyesalan." tambah laki-laki bermarga Lee lagi.
"lihatin kamu sampai bosan, itu yang mau aku lakukan."
"..."
"karena yang paling sakit di hidup gue adalah kenyataan bahwa gue gaakan pernah bisa lihat lo lagi."
Taeyong menyandarkan punggungnya di dinding menyaksikan arah pandang gadisnya pada nama yang tertulis di atas saku seragamnya.
"kapan lo bisa cinta Lee Taeyong sebesar ke Na Jaemin?" Sebuah tanya tiba-tiba terlintas dari fikirnya membuang canggung di antara mereka saat laki-laki itu sendiri tidak tahu bagaimana dia harus menjadi sosok Na Jaemin yang jelas memiliki sifat yang saling bertolak belakang dengan inti dirinya.
YOU ARE READING
Script Swift
General FictionKita memang terlihat bahagia, tapi... Hai naskah, aku sudah sampai rumah. Go Eunbelle From: Script Swift (2021) ????cover by: naa.graphic
2.15 Doesn't want to be him
Start from the beginning
