2.15 Doesn't want to be him

Comenzar desde el principio
                                        

"kak!"

"yang ini kelihatanya masih pas." laki-laki dewasa itu kini meranggah sebuah gantungan baju seragam berukuran extra large kemudian memakai seragam SBSH disana untuk menutup bagian atas tubuhnya yang polos.

"jangan gila ya kamu."

"gue emang mau ngajak lo gila hari ini. pake!" Taeyong meranggah seragam SMA wanita untuk Eunbelle disana dan melemparkan pada gadis yang sudah tak paham alur fikir suaminya.

Eunbelle bersembunyi di balik almari, mengganti bajunya dengan seragam yang sama seperti yang ia kenakan lima tahun lalu.

"jangan kesini dulu belum aku kancingin!"

"apasih yang mau lo tutupin?"

"udah..." Eunbelle menunjukkan dirinya kembali memakai seragam SBSH lengkap dari seragam hingga sepatu putih yang kebetulan ia gunakan hari ini.

"bagus," puji Taeyong menarik jepit milik Lee Eunbelle, lalu memberantakkan rambut milik istrinya.

"kak gerah,"

"dulu lo begini, berantakan."

"tapi lo naksir gue,"

"gue naksir jenie."

"cih," decih eunbelle melirik menatap suaminya yang masih pantas-pantas saja mengenakan seragam SMA disaat buah hatinya sendiri sudah tiga.

menyadari sang istri yang melihati dirinya dari samping, dengan cepat taeyong menyambar hidung mancung Eunbelle mengecup hidungnya membuat Eunbelle tersentak, sedangkan Taeyong berlari mendahului gadisnya.

"mana boleh anak SMA cium-cium!"

"boleh, cuma dihidung." balasnya berbalik lalu berjalan dengan melangkah mundur sembari melihat gadis bermarga Go yang tampak sedang menguatkan diri.

"sesat, mau di mata kaki juga tetep aja gaboleh!"

"lo gamau bales cium gue?"

"buat apa bales cium kamu, kurang kerjaan."

"gue ceritanya ketua osis, the most wanted."

"kamu bilang gitu yang ada di otak aku mark."

"terus siapa yang bikin lo tertarik? gue mau memperlancar imajinasi lo."

"Nana."

Mendengar apa yang kembali diucap kesayangannya, Taeyong menghentikan langkah, memendarkan mata seolah sedang menghindar tatap, mencoba melapangkan sesuatu yang keras mengepul di dalam dirinya

"waktu itu aku gak peduli sama siapapun kecuali sahabat aku sendiri." tambah sang gadis memendar senyum lalu melangkah dekat meraih lengan laki-laki di depannya untuk membantu ia menyangga tubuh yang sudah lelah merindukan sahabatnya seharian.

"kita belum pake nametag,"

"kita bikin dulu," Lee Taeyong meraih pergelangan tangan istrinya, saling menautkan jemari disana, lalu berjalan mendekati lorong lantai satu yang tak asing bagi si gadis. Benar-benar tak asing membuat hatinya carut marut saat menyaksi sebuah palang kelas bertuliskan 11 Bips 3.

Eunbelle melangkahkan sebelah sepatunya, meraba sebuah pintu sembari tersenyum "terakhir kali aku kesini, bawa surat absen sakit Nana." selesai kata-kata itu lolos dari bibir yang bergetar, ingatannya kembali pada saat itu, saat dengan dingin dia menaruh surat di atas meja pagi-pagi. tangis gadis itu pecah, sengguk-sengguk tangisnya mulai mengundang laki-laki di sampingnya merengkuh tubuhnya, memeluk gadis di depan pintu kelas.

Taeyong mengecup puncak kepala Eunbelle, sembari mengelus punggung gadis yang selalu ia peluk setiap malam.

"aku belum siap kak."

Script SwiftDonde viven las historias. Descúbrelo ahora