2.15 Doesn't want to be him

Start from the beginning
                                        

"habis gue jemput, gue bawa ke kampus, biar lo bisa istirahat." jelasnya sembari menyisipkan beberapa helai rambut gadis miliknya yang lepas dari jepit milik ia ke belakang telinga.

"aku payah, selalu payah." Gadis itu memeluk putranya, menjatuhkan tangisnya agar sang putra tak mengetahuinya, seperti biasa bobo adalah buah hati mereka yang paling peka dan akan memikirkan kesedihan ibunya sepanjang hari. dapat dibilang jika orang yang bobo sayang sedih dia juga akan turut bersedih sehari suntuk.

"ayo masuk." ajak suami si gadis tiba-tiba.

"kemana?"

"ke gedung dimana lo dulu bisa bahagia." ajak Lee Taeyong pada Lee Eunbelle yang pucat rautnya.

"aku? bahagia di gedung ini?" tanyanya, sembari tersenyum di sela tangis. "aku gak pernah bahagia disini kak, manabisa aku bahagia di tempat penyimpan kenangan buruk."

"dan lo tetap membiarkan kenangan buruk itu selamanya disimpan di gedung ini?"

"iya dengan itu, aku cukup menghindar dari gedung ini."

"dan hari ini lo datang lagi."

"kak..."

"kenangan buruk harus dihapus,"

"kamu gatau apa-apa."

"ayo masuk, kita hapus sama-sama."

"kamu bahkan gatau apa-apa!"

Taeyong mendorong gerbang SBSH ke arah samping, membuat gadis itu membelalakkan mata, saat satu tangan Lee Taeyong menarik gadis itu masuk ke dalam. Satpam tidak mencegahnya, karena saat itu Lee Taeyong memakai sebuah jas tanda dia sebagai pengajar di yayasan SB, yakni sebagai dosen di SBU dimana letak gedungnya berjajar di samping SBSH.

"sepi," cicit sang gadis saat melihat halaman sekolah yang biasa ramai tak berpenghuni saat ini

"udah pada pulang,"

"dulu waktu aku masih sekolah, jam segini dipakai ekskul kak,"

"sekarang pandemi, kegiatan dibatasi."

Eunbelle mengangguk paham, kemudian terduduk di sebuah tangga berundak menuju lorong utama SBSH, Bobo yang berada di pangkuan ibunya beranjak turun menarik-narik sepatu milik Bluena yang saat ini berada di gendongan sang ayah. "turun ya sayang, main sama bobo."

"ayang imanaah ninih ayang?" (ayah dimanakah ini ayah) tanya bluena manja masih memeluk leher ayahnya, bibirnya kerap kali mengecup pipi Taeyong, sedangkan rambut miliknya yang tipis-tipis dikuncir dengan karet sisa bungkus pop es milik sang ibu berulangkali mendusel leher milik sang ayah.

Lee Taeyong menurunkan putri kecilnya yang buru-buru menyambar tangan bobo untuk bergandengan dan berlari terseyol-seyol dengan pampers yang menggembung dibalik celana dan rok mereka. kedua balita kembar itu menaiki tangga berundak sampai hilang tertelan lorong.

"bobotoh bluben!"

"bobo bisa jagain bluena."

"tapi udah sore, kita pulang aja."

"gue mau bantu hapus kenangan buruk lo disini." tanpa menunggu persetujuan atas rencananya, Taeyong memaksa Eunbelle mengikuti langkahnya, mengitari beberapa pion penyatu lorong demi lorong menuju sebuah ruang koperasi yang sudah tutup namun bisa diakses dengan id card pengajar yang Taeyong memiliki sebagai tenaga kerja di yayasan SB Group.

"ngapain kita kesini?"

"pilih seragam yang cocok." ucap Lee Taeyong melepas jas miliknya lalu melepas kancing kemejanya satu persatu

"kakak ngapain!"

yang ditanya enggan menjawab, lebih memilih melanjutkan aktivitasnya, melepas seluruh kancing kemejanya dan menanggalkan kemeja miliknya di atas jas yang sudah ia sampirkan di sebuah sofa koperasi.

Script SwiftWhere stories live. Discover now