13 = Harus Berusaha

1.4K 457 184
                                    

Tiga bulan setelahnya, Nic seolah sudah terbuai dengan kehadiran Daisy dalam hidupnya. Nic benar-benar tak pernah lagi menemui Gie tanpa melibatkan Daisy—walau ia masih harus menahan kesal pada sikap Daisy yang terlihat begitu tenang tiap kali Gie berinteraksi akrab dengannya. Karena jujur, Nic ingin melihat Daisy bersikap sepertinya yang selalu kalang kabut tak suka tiap kali sang istri bersama pria lain. Sayangnya, Daisy belum pernah menunjukkan hal seperti itu.

Hanya saja, ada yang sedikit membesarkan hati Nic—saat Daisy terlihat sendu ketika menunjukkan hasil tes kehamilan yang belum menunjukkan dua garis. Sekalipun ada perasaan sedih karena belum diberi kesempatan memiliki anak dari Daisy tapi melihat respon sang istri tentang hasil dari tes kehamilan itu membuat Nic semakin yakin kalau Daisy memang benar-benar ingin bersama dengannya—walau sejujurnya Nic belum tahu bagaimana perasaan Daisy yang sebenarnya sekarang.

"Lihatlah, Nate seperti sudah terlatih mengurus anak."

Nic yang sejak tadi hanya memandangi Daisy dari jauh seketika menoleh ke arah Nate yang terlihat sedang menggendong balita bernama Aaron—anak pria itu bersama Jane. Butuh usaha sangat keras dari Nate agar bisa sedikit menyentuh hati Jane sehingga memberi kesempatan bagi sahabatnya itu untuk ikut mengurus Aaron. "Bahkan di pesta pernikahanmu kau masih bisa bergosip tentang sahabatmu," cibirnya yang langsung dibalas delikan tajam oleh Red.

"Ah, tapi ngomong-ngomong, aku ingin segera memiliki anak perempuan."

"Dia baru saja resmi menikah tiga jam yang lalu, tapi sudah membicarakan tentang anak," cibir Javier.

Nic terkekeh geli. "Kau tidak boleh lupa kalau dia pasti sudah lebih dulu menanamkan sahamnya."

Bukannya marah, Red justru tertawa menanggapi ejekan dari Nic barusan. "Kalian harus tahu kalau ada alasan kuat bagiku memiliki anak perempuan," ujarnya. "Aku berniat menjodohkan putriku dengan Aaron."

Jeda dua detik sampai tawa geli meluncur di antara Nic, Javier dan Sean. Jika diingat-ingat lagi, Red memang selalu memiliki pemikiran aneh. Malam ini saja, Red membiarkan wanita yang sudah resmi jadi istri pria itu tidur sendirian di kamar karena memang tidak menyukai pesta—tentunya setelah memamerkan wanita cantik itu ke khayalak ramai tadi.

"Aku mengerti sekali tujuan utamamu ingin menjodohkan putrimu dan putra Nate," kekeh Nic yang masih tak habis pikir dengan kalimat absurd Red tadi. "Jika saja aku tidak memiliki hubungan darah dengan Jane, aku juga berniat menjodohkan putriku dengan Aaron. Hidupnya pasti akan terus bergelimang harta karena ayah dan ibu mertuanya sama-sama memiliki perusahaan besar yang menghasilkan uang ratusan dollar dalam sekejap."

Red menyambung dengan tawa lagi. "Kalian tidak tertarik mencoba melakukannya?" tanyanya pada Javier dan Sean yang masih terkekeh kecil. "Istrimu sedang mengandung bayi perempuan kan, Javier? Kurasa kau bisa mencobanya. Aaron akan menjadi yang terkaya di antara anak-anak kita nanti."

"Ck! Diamlah! Putriku bisa hidup tanpa uang dari pria mana pun selain aku."

"Wah, posesif sekali kau," cibir Red. Kemudian Red beralih pada Sean yang usia putrinya tidak jauh dari usia Aaron.

"Urus saja urusanmu sendiri!" ketus Sean dengan nada sebal tanpa menunggu kalimat apa pun dari Red.

Nic dan Red hanya terkekeh geli mendapati respon dari kakak-beradik itu. Benar-benar ayah posesif.

Obrolan mereka terhenti saat Gie tiba-tiba datang menghampiri Nic mengatakan ingin membicarakan sesuatu.

"Di mana istriku?" tanya Nic pada Gie setelah perlahan melepaskan rangkulan di lengannya—saat mereka sudah duduk di bangku yang ada di pinggir ruangan yang lebih sepi.

Gie yang menyadari penolakan halus itu seketika tersenyum kecut menerima perubahan sikap Nic yang jauh berbeda akhir-akhir ini. "Ada telepon dari Fiza. Sepertinya tentang produk baru kami yang akan diluncurkan sebentar lagi."

One Only [Completed] ✔️Where stories live. Discover now