05 = Saling Bersandiwara

1.2K 374 65
                                    

"Aku berencana untuk merayakan satu tahun pernikahan kita."

"Tiba-tiba?" tanya Daisy dengan kernyitan di kening, setelah selesai memakai pakaiannya kembali.

"Sebenarnya aku sudah memikirkan rencana ini sejak sebulan lalu." Tepat setelah Nic sadar kalau Daisy memang belum benar-benar terpengaruh akan kehadirannya. Seolah semua sikap manis dan penurut yang Daisy tunjukkan selama mereka menikah hanya sebuah kamuflase. Terbukti bagaimana Daisy bisa dengan tenang menghubunginya demi wanita lain.

"Bukankah lebih menyenangkan jika merayakannya hanya berdua saja?"

Nic menoleh pada Daisy dengan posisi yang masih berbaring di atas ranjang. "Kenapa hanya berdua? Aku ingin seluruh dunia tahu kalau kau adalah milikku."

Daisy mengulum senyum di bibirnya. Sungguh, Nic memang aktor yang sangat hebat. Tetapi sayangnya, Daisy yang tidak memiliki pilihan selain mengikuti alur permainan Nic, hanya bisa mengangguk lalu kembali berbaring dalam pelukan pria itu. "Baiklah, jika kau memang menginginkan hal itu."

Tangan Nic bergerak mengelus puncak kepala Daisy dengan lembut. "Kau mau menyiapkan pestanya sendiri?"

"Aku sudah sangat sibuk di kantor, kupikir sebaiknya kita meminta seseorang saja untuk menyiapkan pestanya. Bagaimana?"

"Tentu," jawab Nic, lalu mengecup dahi Daisy. "Aku akan meminta Ibu untuk menyiapkan acara kita."

"Apa Ibu tidak keberatan?" Daisy mendongak menatap Nic.

"Kau tentu tahu bagaimana Ibu sangat memanjakan menantunya, kan?" sahut Nic dengan bibir yang pura-pura mencebik.

Daisy hanya mengulas senyum, tapi tentu hatinya menyembunyikan hal yang membuatnya miris. Semua orang mungkin mengatakan bahwa ia adalah wanita yang beruntung karena menikah dengan Nic yang sempurna dan juga memiliki ibu mertua yang begitu menyayanginya. Tetapi hanya Daisy yang tahu kalau perhatian yang terus diberikan ibu mertuanya itu hanyalah bentuk rasa tidak mau kalah dari Eline—ibu Hugo, yang adalah mertua Gie. Entah hubungan seperti apa yang dimiliki kedua ipar itu, tapi Daisy tahu kalau keduanya tidak pernah akur. Apalagi setelah Hagas—ayah Hugo meninggal, dan membuat Felix—ayah Nic menjadi pemimpin dari perusahaan keluarga Evandher.

Jadi sekali lagi, Daisy hanya bisa mengikuti tiap alur yang dibuat oleh orang-orang sekitarnya. Daisy akan terus bersandiwara seperti apa yang diinginkan oleh mereka semua. Sebab selama Daisy belum memiliki kekuasaan di atas keluarga Fredix, ia tidak akan bisa melepaskan diri karena panti asuhan tempatnya tinggal dulu yang akan menjadi korbannya.

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

"Huh?" Daisy menggeleng dalam pelukan Nic. "Hanya tidak menyangka kalau satu bulan lagi pernikahan kita sudah satu tahun."

"Kau benar. Kuharap, hubungan kita semakin membaik setiap waktu."

Lagi-lagi, Daisy hanya tersenyum. Daisy berharap Nic perlahan lelah dengan sandiwara yang pria itu buat demi untuk menjeratnya. Karena sekalipun yakin bisa menjalani hidup selamanya dengan berpura-pura terperangkap bersama Nic, Daisy tentu tak ingin membuang waktu dengan percuma lebih lama lagi.

===

Daisy terbiasa menghabiskan waktu di pesta apa pun hanya sebagai pengamat. Bahkan sekalipun sudah menikah dengan Nic yang cukup sering menghadiri berbagai pesta karena rekan bisnis pria itu, sama sekali tak mengubah kebiasaan Daisy. Lihat saja saat ini Nic sedang mengobrol begitu akrab dengan Gie—yang datang bersama mereka karena Hugo sedang pergi ke luar negeri.

"Apa kau tak merasakan apa pun saat melihat suamimu bersama dengan kakakmu sendiri?"

Kepala Daisy menoleh dan sedikit terkejut saat menemukan Janice Harald berdiri di sampingnya dengan wajah cantik yang sayangnya terlihat dingin.

One Only [Completed] ✔️Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu