11 = Berbalik Arah

1.4K 446 185
                                    

Kening Nic sedikit mengernyit saat tidak menemukan Daisy di lobi kantor wanita itu. Karena itu, Nic kembali menghubungi ponsel Daisy tapi tiba-tiba saja ia tak bisa menghubungi istrinya itu.

Kepanikan seketika melanda Nic saat ia melihat lift yang tidak berfungsi dengan baik. Perasaannya benar-benar tak karuan karena takut kalau Daisy sedang terjebak di dalam lift yang membuatnya tak bisa menghubungi wanita itu. Nic tidak terpikir lagi untuk menghampiri ke ruangan Daisy karena istrinya tadi sudah mengatakan akan turun menghampirinya dan bagaimana ponsel wanita itu tak bisa dihubungi tentu semakin menguatkan dugaannya.

Ketika Nic melihat seorang satpam masuk ke lobi menghampirinya, ia segera meminta pria itu untuk menghubungi teknisi lift untuk memastikan apakah Daisy ada di dalam atau tidak.

Nic berlari menaiki tangga darurat saat salah satu teknisi mengatakan kalau ada seseorang yang terjebak di lantai lima dan jantungnya seperti terlepas ketika pintu lift itu di lantai itu terbuka menampilkan Daisy yang tengah merangkak sambil memegang dada seperti kesulitan bernapas.

Tangan Nic segera menangkap tubuh Daisy yang hampir meluruh di dalam lift. "Daisy, bernapaslah, kau dengar aku??" pekiknya panik. "Disy!" panggilnya tanpa sadar saat melihat kedua mata Daisy justru memejam.

Dengan gerakan tergesa, Nic segera memencet tombol turun ke lantai dasar setelah seorang teknisi mengatakan kalau lift sudah bisa digunakan. Kepanikannya masih belum berkurang saat menyadari wajah pucat dan keringat dingin di kening Daisy. Nic bahkan berkali-kali mengumpat saat menyadari perjalanan menuju rumah sakit tak begitu dekat.

Akhirnya, setengah jam kemudian, Nic berhasil membawa Daisy ke rumah sakit untuk segera ditangani dokter. Dan penjelasan yang dokter katakan tentang keadaan Daisy yang terkena serangan panik sampai sesak napas—yang mungkin disebabkan oleh trauma seketika semakin membuat Nic terhenyak dalam diam.

Benar.

Nic semakin yakin kalau Daisy adalah gadisnya. Gadis kecilnya.

Duduk dengan kepala menunduk di samping ranjang Daisy, ingatan Nic kembali melayang pada kejadian di masa lalu saat ia mengalami penculikan di usianya yang ke sebelas tahun. Setelah beberapa jam sendirian terkurung dalam ruangan sempit, pria yang menculiknya membawa seorang gadis berwajah sembab yang menyorot penuh ketakutan. Awalnya mereka hanya saling diam—dengan gadis itu yang beberapa kali terus meliriknya ragu-ragu. Di tengah keputus-asaannya, Nic mengulum senyum kecil melihat tingkah gadis yang penampilannya sedikit lusuh itu.

"Namaku Disy, kalau kakak?"

"Kenapa aku harus memberitahu namaku padamu?"

Nic masih ingat jelas raut cemberut yang gadis itu tunjukkan setelah mendengar jawabannya. Tetapi Nic justru menikmati pemandangan itu. Hebatnya, setelah mendapat sikap ketus yang disengaja olehnya, gadis bernama Disy itu justru terus mengajaknya bicara seolah tahu dengan hal itu ketakutan mereka akan berkurang.

Esok harinya, Nic baru tahu kalau ia dan gadis kecil bernama Disy itu akan dijual pada orang lain. Itu sebabnya, Nic semakin berusaha keras mencari jalan untuk keluar dari ruangan sempit itu. Sayangnya, Nic justru tertangkap dan dipukuli tanpa belas kasihan saat berusaha melindungi Disy. Hal terakhir yang Nic lihat adalah tangisan Disy di mana gadis itu berusaha keras untuk menolongnya. Setelah itu, Nic kehilangan kesadarannya.

Dan ketika membuka mata, Nic justru mendapati ia sudah berada di rumah sakit diiringi tangisan berisik dari sang adik. Nic sudah bertanya pada ayahnya tentang keberadaan Disy tapi ayahnya itu bahkan mengatakan tak menemukan siapa pun di sana selain dirinya dan para penculik yang sudah ditangkap paksa.

Berbulan-bulan Nic berusaha mencari keberadaan Disy sambil menyimpan sebelah anting gadis itu yang didapatnya secara tak sengaja saat melindungi gadisnya dari amukan satu penculik ketika mereka berusaha kabur.

Itu sebabnya, ketika Nic menemukan sebelah anting itu di meja belajar Gie, ia mulai menggila. Nic yang tadinya tak terlalu peduli saat sang ayah memperkenalkan Gie sebagai anak dari salah satu rekan kerjanya—setelah kepindahan mereka ke kota ini—seketika berubah sikap menjadi pemuja dari wanita itu. Nic bahkan seolah mengabaikan tentang nama yang diucapkan gadis kecilnya saat perkenalan jelas berbeda dengan nama Giane Fredix. Karena waktu itu Nic hanya berpikir bahwa Disy hanyalah nama kecil yang tidak ingin Gie ingat lagi karena peristiwa penculikan itu.

Sialnya, ternyata Nic salah.

Wanita yang berusaha dihancurkannya inilah yang ternyata gadis yang selama ini ditunggunya. Nic tak pernah menduga kalau ia akan berada dalam situasi seperti sekarang. Karena Nic sadar kalau penerimaan yang Daisy lakukan selama ini tentu bukan karena wanita itu sudah jatuh cinta padanya. Terlihat jelas dari bagaimana Daisy tak pernah terlihat kesal atau marah saat tahu ia masih sering menemui Gie tanpa sepengetahuan wanita itu.

Lalu setelah ini, apa yang harus kulakukan? Nic mengusap wajahnya kasar mengingat kembali betapa jahat isi kepalanya pada Daisy selama mereka menikah. Sekalipun akhir-akhir ini Nic tahu kalau ada yang berbeda dari perasaannya tiap kali bersama Daisy, tetap saja ia bersalah karena sudah membuat wanita itu masuk dalam kehidupannya dengan cara yang tak pantas.

Sialan!

Berulang-kali Nic membuang napas agar bisa lebih tenang dan mulai bisa berpikir dengan kepala dingin. Benar, setelah ini yang perlu dilakukannya hanyalah berusaha untuk membuat Daisy benar-benar mempercayainya sampai berakhir mematikan perasaan cinta pada pria lain.

Seharusnya, belum terlambat, kan?

Karena menilik dari keadaan Daisy yang sepertinya memiliki trauma seperti ini, Nic sangsi jika ia bisa egois untuk mengingatkan wanita itu tentang pertemuan pertama mereka saat penculikan bertahun-tahun yang lalu.

Nic menyandarkan tubuhnya di kursi sambil menggenggam sebelah tangan Daisy yang tidak dipasang infus. Ia masih terus menatap Daisy sambil membayangkan kembali wajah gadis kecil miliknya.

Iya, miliknya.

Sekalipun terkesan tak tahu malu, tapi sejak dulu Nic memang sudah mengklaim gadis kecil bernama Disy itu sebagai miliknya. Karena itu ketika Nic menemukan Gie adalah gadis kecil itu, ia berusaha keras untuk menjaga dan membahagiakan Gie—walau harus rela terluka ketika wanita itu lebih memilih menikah dengan pria lain asalkan demi kebahagiaan sang wanita.

Tetapi ternyata Nic salah duga. Gie bukanlah gadis kecilnya. Dan menemukan bahwa Daisy adalah gadis miliknya, tentu Nic tidak akan mengalah lagi pada siapa pun. Persetan dengan merelakan demi kebahagiaan sang wanita. Karena untuk yang satu ini, Nic akan berusaha keras mempertahankan Daisy. Gadis kecilnya. Satu-satunya wanita yang akan menjadi istrinya.

Tubuh Nic menegak lalu menarik napas lega saat melihat kedua mata Daisy perlahan terbuka. "Daisy?"

Daisy mengerjap lambat berusaha menyesuaikan penglihatannya. "Nic..." panggilnya lemah.

Nic tersenyum. "Ya, ada yang kau butuhkan?" tanyanya sambil mengelus puncak kepala Daisy dengan lembut.

"Aku haus."

Dengan gerakan cepat, Nic segera memberikan minum pada Daisy melalui sedotan. "Apa selain jamur, sekarang lift juga bisa membuatmu kehilangan nyawa?" tanyanya pelan sambil meletakkan kembali gelas ke atas nakas.

Daisy hanya mampu mengulas senyum tipis.

"Tidurlah lagi. Ini masih jam tiga pagi." Nic berujar tanpa menunggu jawaban dari pertanyaannya tadi. Karena Nic memang hanya ingin bergumam menyuarakan kekhawatirannya yang sempat menggunung melihat wajah pucat Daisy.

"Aku sedang kehilangan tenagaku sekarang. Jadi jangan mengajakku berdebat dulu, ya?"

Nic mendengkus geli mendengar kalimat itu. Kepalanya mengangguk mengiyakan sebelum kembali mengelus kepala Daisy sambil menggenggam tangan istrinya itu dengan tangannya yang bebas. "Tidurlah. Terima kasih sudah baik-baik saja," bisiknya, lalu memberi kecupan di kening sang istri.

Nic berharap, setelah ini ia benar-benar mampu membuat Daisy percaya bahwa hanya wanita itu yang akan dijaga dan dicintainya seumur hidup.

===

jadi gitu, semoga ya Nic belum terlambat HAHA

salam,
yenny marissa

16 Juni 2022

One Only [Completed] ✔️On viuen les histories. Descobreix ara