Extra - 3

369 41 11
                                    

Rumah itu tidak sesepi biasanya. Om Rama dan Tante Bella sengaja menghias halaman belakang rumah sedemikian rupa. Lampu-lampu kecil menerangi area taman, musik-musik dengan berbagai genre terputar, juga balon-balon lucu menghiasi beberapa bagian halaman belakang. Di atas meja panjang sudah terdapat banyak makanan serta minuman. Mulai dari makanan manis seperti donat, cupcake, dan cookies. Hingga makanan berat seperti kentang goreng, pizza dan juga pasta. Selain itu, terdapat alat barbeque yang nantinya digunakan untuk memasak berbagai daging, seafood, dan juga olahan lainnya.

Om Rama bersama Tante Bella sengaja menyiapkan semuanya agar pesta kecil-kecilan yang mereka buat bisa berjalan dengan lancar dan menyenangkan.

Jae dan teman-temannya sudah hadir sejak sore. Ketika mereka datang, halaman belakang sudah dalam keadaan rapi. Mereka sampai dibuat takjub dengan segala persiapannya. Bahkan dari dekorasinya saja tidak pantas disebut sebagai pesta kecil-kecilan. Mereka sampai tidak berhenti berdecak kagum, sekaligus berterima kasih pada Tante Bella dan Om Rama, karena telah mengadakan pesta yang terbilang meriah untuk mereka semua.

Saat ini hari sudah malam dan pesta sudah dimulai beberapa menit yang lalu. Om Rama dibantu dengan Jiko dan Yoshi untuk mengurus bagian barbeque. Herga bagian merapikan makanan yang sudah matang bersama dengan Dendra. Yovan, Jian, Jae, dan Haivan sudah mengambil alih bagian karaoke dan sibuk bernyanyi sejak awal pesta. Juan bagian menonton sekaligus menjadi yang paling sering melempar candaan. Mario memperhatikan saja. Sesekali tertawa keras melihat kelakuan orang-orang di sekitarnya. Sedangkan Aska terlihat sibuk dengan kamera di tangannya. Ia memang membawa kamera miliknya untuk memotret teman-temannya di pesta malam ini.

Meskipun sibuk mengambil gambar, sesekali Ia ikut keseruan teman-temannya. Apalagi Juan dan Jae sering memaksanya untuk ikut bernyanyi hingga bergoyang ketika lagu koplo diputar.

Di tengah keseruan itu, Jean justru memilih duduk di tempat yang agak jauh dari mereka. Di bangku tepi kolam renang bersama dengan Tante Bella di sampingnya. Jean memperhatikan dari kejauhan orang-orang yang larut dalam kebersamaan. Ia tidak berhenti tersenyum menyaksikan semua orang bersenang-senang.

"Tante senang banget bisa buat pesta ini. Rumah jadi ramai. Jujur aja, Tante itu suka banget liat kalian kalau lagi bareng-bareng. Apalagi kalau sudah bercanda atau saling meledek satu sama lain. Bahkan meskipun kalian lagi bersikap aneh, gak jelas, atau bertingkah kenakan-kanakan, Tante tetap suka liatnya. Rasanya bahagia aja." Tante Bella tiba-tiba bersuara, membuat Jean langsung menoleh ke arahnya. Wanita itu berbicara sambil melihat ke arah orang-orang di kejauhan. "Dari dulu Tante selalu suka keramaian. Tante juga pernah berencana punya anak lain setelah melahirkan Jaehan, tapi sayangnya, kenyataan justru berkata sebaliknya. Takdir memang kadang berjalan gak sesuai sama keinginan kita. Dulu Tante mau Jaehan memiliki adik, supaya Jaehan gak selalu sendiri. Selama ini Jaehan kesepian. Bahkan sebelum Jaehan bersahabat dengan kalian, dia adalah anak yang tertutup dan hampir gak punya teman."

"Berarti sekarang kehidupan Bang Jaehan agak sedikit berubah dari sebelumnya?"

Tante Bella menjawab pertanyaan Jean dengan anggukan pelan. "Tante sama Om Rama punya pekerjaan yang menyita waktu. Kita berdua jarang bisa menemani Jaehan setiap harinya. Di saat Tante punya waktu luang, Om Rama punya urusan yang harus diselesaikan, begitupun sebaliknya. Kita hampir gak pernah punya waktu luang bersama. Waktu kecil, setiap pulang sekolah, Jaehan cuma main sama mainan yang dia punya. Kadang kalau bosan dia pergi ke taman belakang. Selebihnya dia cuma habiskan waktu dengan mengurung diri di kamar."

Tante Bella terdiam. Tiba-tiba terbesit rasa bersalah di dalam hatinya. Saat memikirkan Jae, Ia memang selalu teringat dengan masa itu. Masa dimana Ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya, hingga lupa bahwa Ia harus membagi waktu untuk anaknya juga. Dulu Tante Bella seperti menghabiskan seluruh waktu dan harinya hanya untuk bekerja. Jae memang kecewa. Apalagi Ia merasa begitu kesepian di rumah. Saat itu, Papa bilang Mama bersikap begitu karena sedang berusaha melupakan rasa sakitnya, setelah mengetahui fakta bahwa Ia tidak lagi bisa memiliki buah hati. Mama berusaha melampiaskannya dengan tenggelam dalam kesibukan dan sejenak melupakan apa yang Ia alami.

The Dandelion'sNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ