29 - Truth

399 71 0
                                    

Saat Yovan bernyanyi di panggung, semua orang tidak bisa melepaskan perhatiannya dari Yovan. Siswa-siswi yang berada di lapangan langsung mengerumuni panggung dan tidak ada hentinya memberikan sorakan. Sebagian dari mereka bahkan turut mengeluarkan ponsel masing-masing untuk mengabadikan penampilan Yovan. Mereka bernyanyi bersama. Dendra juga melihat Puspa menikmati penampilan Yovan dari samping panggung. Bu Mayang juga berada di sana. Memperhatikan Yovan dan menikmati nyanyiannya sambil tersenyum kagum.

Semua orang di sekolah larut dalam satu euforia yang sama. Sangat bertolak belakang dengan Dendra yang justru dipenuhi oleh banyak kekhawatiran.

Sepanjang penampilan Yovan, Dendra tidak bisa menghapus bayangan tentang Jian dari pikirannya. Anak itu dengan mudahnya menghilang di hari yang begitu penting. Setelah berbagai latihan yang mereka lakukan sebelumnya, Jian justru melepas tanggung jawabnya begitu saja. Dendra tau betul bagaimana Yovan di atas panggung tidak sepenuhnya enjoy dalam bernyanyi. Sebelum Yovan memulai penampilannya tadi, Ia bahkan berdiri dengan gugup. Menatap cemas ke semua orang yang berada di sana. Yovan jelas merasa takut akan mengacaukan penampilannya.

Namun di luar dugaan, Yovan justru berhasil menyuguhkan penampilan yang nyaris sempurna.

Yovan sempat mengucapkan beberapa kata setelah menyelesaikan nyanyiannya. Cowok itu lalu berjalan untuk turun dari panggung, diiringi dengan tepuk tangan dari semua orang.

Di tempat yang jauh dari panggung, Dendra menyimpulkan senyum tipis. Ia merasa lega karena setidaknya penampilan Yovan dapat berakhir dengan baik.

Saat Jian tiba di ruang guru tadi, guru BK Jean sempat bertanya mengapa Jian yang hadir untuk memenuhi panggilan ke sekolah

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Saat Jian tiba di ruang guru tadi, guru BK Jean sempat bertanya mengapa Jian yang hadir untuk memenuhi panggilan ke sekolah. Jian menjelaskan bahwa saat ini hanya ada Jian yang tinggal bersama Jean. Ia beralasan bahwa Bunda sudah meninggal, sedangkan kakaknya merupakan mahasiswa yang pergi merantau untuk berkuliah. Ayah sedang tidak ada di rumah karena harus pergi mengurus kerjaan di luar kota. Untungnya guru BK Jean bisa memahaminya, sehingga Ia dapat memaklumi kedatangan Jian.

Setelah berbincang lama, akhirnya Jian tau apa akar permasalahan Jean di sekolah. Adiknya bertengkar dengan anak kelas dua belas sesaat setelah cekcok di dalam toilet. Sebelumnya mereka berdua juga sempat berdebat di kantin. Menurut kesaksian beberapa siswa di kantin, guru BK Jean dapat menarik kesimpulan bahwa Jean tidak bersalah dalam perdebatan tersebut. Yang Jean lakukan hanya membela diri dan menolak segala bentuk ketidakadilan yang dilakukan oleh kakak kelasnya.

Namun Jean bersalah atas perkelahian yang terjadi di toilet. Apalagi pertengkaran tersebut menyebabkan mereka berdua babak belur. Karena itu, Jean beserta kakak kelas yang berkelahi dengannya sama-sama mendapat sanksi. Hukuman itu diberikan sebagai efek jera dari bentuk pelanggaran yang mereka lakukan. Jian akhirnya paham dan Ia langsung meminta maaf karena kekacauan yang telah disebabkan oleh adiknya.

Sepuluh menit yang lalu Jian baru saja turun dari bus, tetapi Ia tidak langsung pulang ke rumah. Cowok itu malah duduk sambil bersandar pada salah satu tiang halte di dekatnya. Ia sedang mengeluarkan ponsel dan berusaha untuk menyalakannya. Jian memang sengaja mematikan ponsel miliknya sejak pagi tadi.

The Dandelion'sحيث تعيش القصص. اكتشف الآن