Amanda menatap gerbang sekolahnya yang sudah tertutup rapat. Entah sudah keberapa kalinya ia terlambat masuk sekolah.
Pak Nurdin yang menjabat sebagai satpam SMA Pelita Bangsa itu menatap Amanda jengah. Bukan hanya dirinya yang bosan akan keterlambatan Amanda ini, tapi hampir setiap guru sudah bosan dengan kelakuan Amanda.
"Pak jangan diem aja dong, pegel nih kaki Manda!" Kata Amanda sambil menggali harta karun yang sangat berharga itu dari lubang hidung nya.
Nurdin yang melihat kelakuan Amanda pun hanya bisa bergeleng-geleng kepala. "Saya yakin pasti suami kamu nanti bakal frustasi sama sikap kamu"
"Gak usah repot-repot mikirin suami Manda nanti bakal gimana pak. Bapak aja belum punya pendamping hidup sampai sekarang" balas Amanda sambil terkekeh pelan.
Semenjak memasuki SMA Pelita Bangsa, hobi dirinya semakin bertambah banyak rasanya. Salah satunya adalah mengganggu Nurdin, dan juga guru-guru yang lainnya.
"Kamu ya! Kalo ngomong itu suka bener!"
"Setau Manda penjual cireng di gang samping sekolah udah jadi janda, mau Manda bantuin gak Pak?"
Raut wajah Nurdin yang tadinya terlihat tidak punya tujuan hidup itu langsung berubah menjadi mermaid saat mendengar perkataan dari Amanda.
"Ah yang bener kamu man? Mbak Yuni beneran udah jadi janda? Yaudah, sebagai sogokan hari ini karena kamu telat itu bukan main catur lagi bareng saya. Tapi bantuin saya buat deket sama Mbak Yuni!"
Amanda tertawa pelan, "Siap pak! Tunggu tanggal mainnya aja"
Tinn tinnnn
Nurdin yang ingin membuka suara terpotong karena suara klakson motor yang sudah seperti suara kaleng rombeng.
"WOI CEWEK JADI-JADIAN! MINGGIR! MAU GUE TABRAK?"
Amanda menoleh kebelakang, lagi dan lagi ia harus berhadapan dengan Erlangga Dirgantara, laki-laki yang menjabat sebagai musuh bebuyutan nya sejak pertama kali dirinya masuk sekolah.
"DIEM LO DUGONG! PUNYA MOTOR BUTUT AJA BELAGU!" Sahut Amanda sambil menendang pelan ban motor Angga.
"HEH! BERANI LO HINA MOTOR KESAYANGAN GUE INI? ASAL LO TAU YA, MOTOR GUE INI JAUH LEBIH MAHAL DARI MOTOR LO ITU"
Amanda menutup mulutnya dengan telapak tagannya sendiri. "Mulut lo bau bangke! Gak sikat gigi berapa tahun?"
"Idih idih, mulut gue wangi bunga mawar gini dibilang bau. Gak berfungsi hidung lo? Makanya kalo punya ngupil tuh jangan setengah-setengah"
"Otak lu tuh sete-"
Ucapan Amanda terpotong dengan suara peluit Nurdin. "Kalian mau masuk apa engga? Jangan sampai kalian masuk kedalam dengan cara saya seret-seret kalian ya!" Kata Nurdin dengan galak.
"Iya Pak iya, kita masuk" balas Amanda lalu memasuki gerbang sekolahnya, diikuti dengan Angga yang mengikutinya dari belakang dengan motor kesayangannya itu.
"Motor lo kemana? Pasti rusak ya? Kasian, lagian itu motor apa kardus bekas" kata Angga sambil melewati Amanda.
"MATA LO KARDUS BEKAS! GUE SUMPAHIN LO SAMA MOTOR BUTUT LO ITU BAKAL JATOH!"
"Katanya kalau mendoakan orang yang nggak-nggak itu bakal balik ke diri nya sendi-"
Gubrakkkk
YOU ARE READING
ERLANGGA DIRGANTARA
Teen FictionBagaimana jadinya, jika bad gril dan bad boy bersatu? *** Katanya, Amanda Gabriella itu perempuan yang keras kepala, suka cari keributan, dan susah diatur. Tapi siapa sangka? dibalik itu semua, dia hanya perempuan biasa yang menyimpan banyak kesedih...
