10 : Sastra Tanpa Olimpiade

92 18 1
                                    

Mohon bantuan jika ada typo terdeteksi


















Tiga murid diclub sains meneguk ludah  menerima amplop dari Pak Willy tadi.

"Amplop itu berisi keputusan sekolah mengenai peserta yang akan ikut andil dalam olimpiade kali ini," jelas Pak Willy.

Sastra mengerutkan keningnya, "bukannya biasanya akan diumumkan oleh Pak Bondan?"

Ucapan Sastra itu membuat kedua rekannya ikut mengangguk.

"Iya pak, ko aneh terlebih ada anggota baru yang jelas-jelas kita gak tahu potensinya," terang Gerry rekan cerdas cermat Sastra tahun lalu.

Ginny hanya melirik kecil. Iya siswi itu baru beberapa hari yang lalu gabung club tapi sudah menjadi kandidat olimpiade.

Pak Willy hanya tersenyum tipis, "Pak Bondan mungkin tidak akan mengurusi club lagi, mengingat usianya yang mulai renta jadi kedepannya mungkin akan saya urusi sendiri sampai mendapatkan guru pengganti. Tentu kalian diharuskan belajar dengan metode saya."

Sastra mengangguk mengerti begitupun Gerry yang mau tak mau menuruti sedangkan Ginny hanya mengikuti dua kakak kelasnya.

Ketiga amplop itu dibuka oleh mereka dengan harap-harap cemas. Begitupun Sastra yang sangat berharap bisa menyertakan diri dalam olimpiade kali ini

Gerry menatap nanar amplopnya lalu ia menoleh pada Sastra karena yakin pemuda itu pasti akan mendapatkannya tapi nihil, wajah Sastra justru menampakkan sebaliknya.

"Selamat Ginny kamu yang akan jadi perwakilan sekolah untuk olimpiade kali ini." Pak Willy bertepuk tangan membuat ketiganya tersadar.

Ginny tersenyum senang meski suasana menjadi canggung tapi gadis itu tetap mengucapkan terimakasih dengan sopan.

Gerry meringis, "maksudnya gimana ya pak? Kalo Sastra yang jadi perwakilan sih saya bisa terima tapi ini?? Siswi kelas sepuluh yang baru beberapa hari yang lalu gabung? Ko bisa??"

"Itu karena Ginny adalah siswi yang paling banyak menjawab kuis saya kemarin waktu di aula."

Sastra jadi melongo dan ingat betul mengenai kuis yang katanya berhadiah beasiswa itu. Kuis itu hanya tak lebih dari pertanyaan mengenai yayasan Harapan dan sekolah dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan sains.

Gerry tertawa miris, "bapak becanda??"

Sastra menoleh pada Gerry lalu menipiskan bibirnya. Gerry tipe orang yang tidak suka dikalahkan oleh omong kosong.

"Bapak tolong berikan alasan kuat kenapa Ginny yang dijadikan kandidat resmi??" tanya Sastra.

Pak Willy lagi-lagi tersenyum tipis, "kalian berdua adalah anggota aktif OSIS juga sebentar lagi ada acara camping. Saya rasa kalian tidak bisa diikutsertakan karena akan merusak fokus kalian."

"Merusak fokus?? Jangan becanda pak, kita dari kelas sepuluh udah biasa dihadapkan dengan keadaan kayak gini dan hasilnya tetap sempurna. Bahkan dulu salah satu anggota cerdas cermat adalah anggota inti OSIS." Gerry masih bersikeras.

"Gerry tolong mengerti keadaan. Dulu itu cerdas cermat sedangkan sekarang olimpiade individu. Bukannya sudah saya bilang saya akan menerapkan metode saya."

Gerry kini terdiam begitupun Sastra. Kali ini benar-benar tak ada harapan untuk keduanya.

"Saya tahu kalian berat hati menerima keputusan ini tapi ini demi kebaikan sekolah dan yayasan. Saya tidak ingin terus-menerus mendapatkan posisi kedua."

The Theory of The Trio [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang