BAB 31

4.6K 463 57
                                    

Omega Jeon, tumbuhlah jadi seorang omega yang paling bahagia di bumi. Aku akan memohon pada Tuhan agar memberikan seorang Alpha yang baik dan lembut, selembut hatimu ketika lahir nanti.

Seseorang mengatakan hal itu, menjadi omega yang paling bahagia walaupun omega Jeon kecil tak mengerti maksud bahagia itu seperti apa. Namun, Jungkook kecil pun hanya menganggukkan kepalanya setuju untuk menjadi omega paling bahagia dengan cara yang mungkin telah ditentukan semesta, seperti semesta menentukan hidupnya untuk menjadi seorang omega.

Omega yang diciptakan oleh semesta untuk menjadi air bagi alpha yang hidup bagaimana api, penuh dendam dan rasa amarah, tak ada kelembutan hingga semesta melembutkan hatinya ketika seorang omega hadir dalam hidupnya. Begitulah cara kerjanya hingga jika diibaratkan omega adalah pohon dan alpha adalah daunnya. Pohon harus tetap hidup, agar kembali menghidupkan daun.

"Suara siapa itu?"

Jeon Jungkook gemar bertanya-tanya, hanya sekedar itu dan tak pernah menemukan jawabannya siapa pemilik suara itu hingga ia melupakannya begitu saja, begitu baik dan hidup seperti omega pada umumnya. Melukis, bermain musik, berolahraga jika ingin hingga kejadian penculikan itu memakan Jungkook yang tetap hidup dalam raganya, tanpa tahu jadi siapa. Omega atau alpha.

Rasanya seperti hidup dalam neraka, dipenuhi nestapa. Takut, cemas, khawatir, dan sakit. Sakit karena ia harus menahan diri untuk tidak menemukan alphanya, sakit menahan sakit ditubuhnya dan suntikan yang terus masuk hingga ia merencanakan kematian penuh keputusasaan.

Cepat atau lebih cepat dari yang semesta tentukan karena ia tak akan pernah bisa bersama dan menemukan alpha nya. Namun nyatanya, ada yang berbisik pada semesta mengenai keputusasaannya, membawa nya bertemu seorang alpha pemilik pheromones woody yang mampu mengalirkan darah begitu cepat dalam dirinya, seolah memberitahu ia hidup dan tak ada malaikat maut yang datang.

Tak ada rencana untuk mendekat, tetapi rasanya semesta memberikan kesulitan lain untuknya dihadapan seorang alpha yang nyatanya begitu peduli mengenai omeganya dan mengendus nya dengan baik. Melindunginya, bertutur kata begitu baik hingga tak ada kurang ditemukan apalagi alasan untuk menolak.

Seorang alpha yang membuatnya ingin hidup lebih lama dari seharusnya hingga ia penasaran bagaimana takdir menjawab inginnya. Mungkinkah semesta akan mengaminkan atau semesta akan tetap membawanya pada kematian karena keinginan yang kuat di masa lalu, tetapi jika Jeon Jungkook diperbolehkan untuk jujur, ia ingin hidup dan menyapa Kim Taehyung dengan baik, di rumah yang ia impikan.

Namun, semesta memang gemar berkata lain, merasuk ke dalam hatinya yang begitu cemas dan khawatir akan masa yang akan datang hingga malam memberikan kesempatan untuknya menulis surat singkat untuk alpha yang telah melindunginya dan memberikan kasih yang begitu banyak tanpa perlu ia memelas.

Rasanya, Jungkook tak pandai berkata hingga omega Jeon hanya meninggalkan satu kalimat pada selembar kertas.

Aku ingin hidup lebih lama bersama alphaku, Kim Taehyung.

"Tuan Kim? Kita sudah sampai."

Suara itu membangunkan lamunannya, mengangkat pandangan dan sekeliling ketika kata sampai itu berhasil dicerna. Namun, netra nya terjatuh pada gedung di hadapannya, sebuah rumah duka yang kini cukup ramai dan membuatnya menghela napas. Terasa sesak dan kakinya enggan untuk melangkah.

"Haruskah aku beritahu jika Anda tidak bisa datang?"

Pertanyaan itu diajukan membuat Taehyung menggelengkan kepala dan memilih untuk melangkahkan kakinya keluar hingga pandangan nya pun terangkat, menemukan salju yang kembali turun dan lebih sering dari biasanya. Jantungnya berdetak cepat, pandangannya tampak melamun dan tubuhnya tak mampu bergerak.

Et Cetera (Etc) [ TAEKOOK ]Where stories live. Discover now