BAB 18

2.7K 507 43
                                    

Percakapannya dengan Tuan Shin sukses membuat amunisi di dalam tubuhnya siap melepas mengenai kepala pria yang terus bicara omong kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Percakapannya dengan Tuan Shin sukses membuat amunisi di dalam tubuhnya siap melepas mengenai kepala pria yang terus bicara omong kosong. Entah mengenai kekayaannya karena suatu organisasi, entah pembicaraan yang terus mengarah pada keluarga Jeon seolah mencari informasi, atau mencari celah untuk membuatnya mengamuk di dalam pesta.

Pria tua itu seharusnya tak lagi berkeliaran di dunia yang kejam seperti itu atau mungkin memang pria itu adalah dalangnya membuat helaan napas malam ini terasa berat dan kepalanya penuh tanpa alasan. Marahnya harus ia lepaskan atau mencari objek yang mampu membantu amarahnya agar menguap. Sial, ia tak puas hanya dengan membalas setiap ucapan pria tua itu.

Yang paling mengganggu adalah ucapannya mengenai keluarga Jeon yang begitu penasaran membuatnya memejamkan mata, terlihat tenang dari luar walaupun di dalam nya bergejolak. Kim Taehyung tetaplah seorang manusia walaupun amarahnya terkadang bertindak seperti hewan yang tak memiliki akal dan sampai saat ini Kim Taehyung benci jika Jeon Jungkook di usik.

Anggap dirinya adalah penguntit, menunggu Jeon Jungkook keluar dari bangunan mewah itu, tetapi telah lewat tengah malam dan pemuda itu tak kunjung keluar bahkan pesta telah selesai lima menit lalu. Hal itu membuat pandangannya mengedar, mencari sosok alpha yang berkeliaran di sekitar pemuda itu.

'Di mana dia?"

Bibir nya bergumam dengan jemari yang kini mengusap dagu dan bibirnya secara perlahan dan bergantian. Kakinya bergerak gelisah dan tatapan tak mampu ia alihkan begitu saja. Iris cokelat nya menyorot ke arah pintu masuk yang langsung terhubung dengan lift berharap jika pemuda itu memperlihatkan batang hidungnya. Namun, nihil. Tak ada tanda.

Pandangannya tetap jatuh pada objek yang sama, tetapi pikirannya berkelana pada beberapa jam sebelumnya di mana ia bicara dengan Jungkook di satu lantai di bawah lantai pesta. Ingatannya membawa pada raut wajah yang terlihat sendu, pucat terlihat jelas dan tatapan kosong terpancar dari irisnya. Baik. Kim Taehyung baru menyadari dan tak memperhatikan pemuda itu sama sekali.

Hal itu membuat kakinya melangkah sedikit gelisah, memasuki lift dan menunggu benda metal itu membawa nya ke tempat pertemuan terakhirnya dengan Jeon Jungkook. Harusnya pemuda itu berada di sana jika memang tak kembali ke pesta. Ia mengetuk lantai dengan pandangan menunduk, tatapan menyorot seolah marah entah pada apa.

Salahnya. Malam ini ia melakukan kesalahan pada omega nya. Ia melakukan kesalahan dan Kim Taehyung terus merutuki diri sepanjang perjalanan benda metal itu. Omega memiliki hati yang begitu lembut dan penurut. Itu lah yang selalu dikatakan Ibu nya sebelum kematian. Omega yang begitu lembut itu, ia membentaknya dan memberikan ucapan semoga berhasil untuk kematiannya hingga Taehyung menyisir rambutnya ke belakang semakin gelisah.

Suara lift menyadarkan lamunannya, melangkah dengan ragu ketika ia menemukan lantai begitu gelap. Lampu dimatikan dan tampaknya hanya satu lift yang bergerak dan kini menuju lantai teratas. Namun, iris nya melebar ketika ia menemukan pheromones manis sekilas, terlalu samar, tetapi ia bisa menciumnya.

Et Cetera (Etc) [ TAEKOOK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang