BAB 30

2K 347 10
                                    

"Kim Taehyung tidak mengizinkanmu untuk pergi."

Jemarinya mengepal ketika Jung Hoseok lagi-lagi mengatakan hal yang sama, menghentikan langkahnya ketika ia hendak memasuki mobil. Giginya menggertak, rasa khawatir dan cemas kini berusaha mempermainkan mentalnya hingga mata nya terasa begitu perih dan napasnya terasa tak nyaman membuatnya berteriak, menutup kedua matanya tanpa peduli para pengguna basement melihat.

"Kim Taehyung dalam bahaya dan aku harus datang, Jung Hoseok!"

Suara bentakan itu terdengar pada seorang pria yang masih menghalangi jalan masuk ke arah mobil putih yang mulai menyalakan penghangat. Pandangannya tertuju pada Jeon Jungkook walaupun ingatannya kini mengarah pada Kim Taehyung yang tampak terburu-buru, menghubunginya dan mengatakan untuk tidak membiarkan Jungkook pergi sendiri apalagi menyusulnya.

"Aku, aku akan menyusulnya." ucap Hoseok begitu ringan seolah marah Jungkook tak mempengaruhi apapun. Hal itu membuat Jungkook mengangkat pandangannya, menahan tangis dengan jemari yang terus mengepal hingga Jungkook pun menganggukkan kepala, kembali menatap Hoseok dan memberikan arah agar pria itu pergi.

"Pergilah sekarang. Aku ingin Kim Taehyung dalam keadaan hidup bagaimanapun juga," ucap Jungkook dengan air mata nya menetes walaupun tatapan itu terlihat tajam, mengancam jika terjadi sesuatu pada alphanya. "Jika dia terluka," ucapannya terjeda, ketika bibirnya gemetar dan Jungkook tak mampu menahan tangisnya. "Aku akan merasa bersalah, seumur hidupku. Kau tahu aku dengan baik kan?"

Hoseok terdiam mendengar pernyataan itu. Ia mengenal Jeon Jungkook lebih dari apapun, seorang omega yang mudah merasa bersalah akan segala hal yang terjadi di dunianya, seorang omega yang terluka hanya karena setangkai bunga tak bisa lagi tumbuh dan omega yang mencoba untuk berjuang untuk membalas kematian saudara kembar nya. Hoseok mengerti membuatnya mengangguk.

Jawaban itu membuat Jungkook melemparkan sebuah kunci mobil pada Hoseok, melangkahkan kakinya dan memberikan ruang agar mobil itu bisa keluar. Jemarinya masih mengepal, menatap Hoseok dengan amarah yang tersisa hingga Hoseok pun terdiam dan menganggukkan kepalanya, masuk ke dalam mobil untuk kembali berkendara. Mungkin, Kim Taehyung berada ditempat yang sama dengan yang ditulis oleh Juna.

Jungkook terdiam ketika Hoseok melajukan mobil meninggalkan basement membuat pandangannya terlihat kosong sebelum anak didik Hoseok menghampirinya membungkuk. Hatinya bergemuruh, rasa takut kembali hadir dan bersiap untuk memakannya hidup-hidup, takut jika daun akan kembali berguguran, takut jika dirinya tak lagi memiliki pilihan, takut jika seseorang kembali berkorban untuknya.

Takut, jika hadirnya ia sebagai seorang omega akan membawa keburukan bagi yang lain. Mungkin, seharusnya ia mati dan bukan Jeon Jeongguk yang mengalami hal itu hingga Jungkook pun menghela napas dan melirik ke arah seorang beta yang mengenakan setelan berwarna hitam.

"Tolong belikan aku kopi dan juga roti, aku lapar." ucap Jungkook pada dua orang pria di hadapannya, salah satu membungkuk hingga Jungkook pun menghentikan langkah pria itu. "Aku ingin roti yang ada di ujung jalan. Beli lah bersama, aku tidak ingin menunggu lama." ujar Jungkook yang menghadirkan ragu antara kedua beta yang kini terdiam, karena bukan itu tugasnya hingga Jungkook pun menatap tajam dengan jemari yang mengepal.

"Cepat." ucap Jungkook yang kembali menghela napas karena kedua beta itu tak kunjung bergerak. "Aku menunggu di ruangan pria bernama Juna itu."

Jungkook pun memilih untuk melangkahkan kaki, mengabaikan dua anak didik Hoseok yang tampaknya tengah menghubungi seseorang untuk menjaga nya lagi membuat Jungkook melirik sekilas, masuk ke dalam lift dan menuju lobby. Jantungnya berdetak cepat karena cemas dan kakinya bergerak gelisah, tanda stress, itu lah yang Taehyung katakan setiap kali ia menggerakkan kaki.

Et Cetera (Etc) [ TAEKOOK ]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ