BAB 2

3.7K 611 35
                                    

Hujan mengguyur, tak lagi rintik, ada kilat dan guntur yang menyapa secara bergantian, bersama angin dan menyusuri jalanan yang kini masih tampak ramai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hujan mengguyur, tak lagi rintik, ada kilat dan guntur yang menyapa secara bergantian, bersama angin dan menyusuri jalanan yang kini masih tampak ramai. Mungkin, kantor membubarkan karyawan nya secara serentak hingga kemacetan bisa terlihat di setiap jalanan besar maupun kecil.

Bahkan, jembatan besar yang melintas di atas Sungai Han yang begitu megah pun tampak ramai dengan suara klakson yang sesekali terdengar, mungkin menunjukkan amarah karena tak ada pergerakan yang berarti dan entah apa yang menjadi penyebab kemacetan. Mungkin, pemerintah perlu mengubah sistem jalanan ataupun jam pulang kerja bagi perusahaan besar.

Namun, hal itu tak berlaku bagi sosok pria yang kini masih disibukkan dengan beberapa berkas di hadapannya, membaca begitu teliti dan sesekali melirik pada monitor besar yang memperlihatkan grafik ataupun beberapa file perusahaan yang menjadi acuan untuk nya membubuhkan tanda tangan berharga nya atau tidak. Terkadang, tanda tangannya mampu menjadi masalah besar.

Sudut mata nya sedikit berkerut ketika ia menemukan ketidaksesuaian antar Departemen yang membuat nya menghela napas, melemparkan berkas tersebut ke sembarang arah sebelum lengan lainnya mengambil berkas penunjang yang sama. Entah ada yang melakukan penggelapan atau memang kesalahan ketik membuat nya kembali membuang berkas yang sama.

Jemari berurat nya kini meraih sebuah mouse berwarna hitam yang senada dengan ruangan berwarna monokrom yang di desain sesuai dengan kesukaan nya. Ia tidak terlalu menyukai warna yang terlalu terang karena menyakiti mata nya ketika ia tengah bekerja. Cukup layar monitor yang menyakiti mata nya kali ini dengan ada nya penurunan grafik.

"Sebenarnya apa yang mereka kerjakan."

Itu hanyalah pertanyaan retoris yang terlontar dari bibir tebal nya dengan iris berwarna cokelat tajam yang kini memperlihatkan sedikit lelah hingga menghela napas pun ia lakukan,, tanda lelah nya bertambah karena ia harus melakukan pemeriksaan cukup besar bagi setiap departemen dan memperhatikan departemen pemasaran dengan lebih baik sebelum terjadi kerugian yang tak diinginkan.

Jika boleh jujur, ia enggan mengurus permasalahan penggelapan dana ataupun barang yang terjadi, karena tak ada kepuasan dalam dirinya jika pelaku hanya dihukum sesuai dengan aturan yang dibuat oleh pemerintah. Terlalu ringan bagi seorang penipu membuat nya memilih memberlakukan hukum rimba jika karyawan perusahaannya melakukan hal itu.

Ia sedikit marah karena ketidaksesuaian dokumen sebelumnya yang menyebabkan aroma pheromones nya menguar cukup mencekam memperlihatkan jika suasana hatinya sedang tidak dalam keadaan baik. Ingin nya, ia meluapkan emosi dan memanggil si pembuat laporan untuk datang ke hadapannya sekarang, tetapi sisi lain hati nya meminta ia untuk tenang dan menyelesaikan segala sesuatu nya esok.

Terlebih, malam ini hujan. Gambaran rintik pada kaca besar dibalik kursi nya itu membuat nya terdiam, mengalihkan pandangannya dari ukiran nama yang terbuat dari kaca 'Kim Taehyung' dan memilih untuk menatap kerlip kota dengan dasar warna gelap karena malam kembali datang.

Et Cetera (Etc) [ TAEKOOK ]Where stories live. Discover now