30. Pilihan Terberat

1.6K 97 2
                                    

Double up yaa, biar readers puas bacanya hari ini.
Yuk langsung baca jangan lupa vote & comment.
Follow penulis eista_

Brakkkk. . .

Matanya terpejam erat sebelum mendengar suara benturan.

Kedua mobil itu sama-sama dalam keadaan kencang, menyadari keadaannya yang terpojok Marvis berfikir keras untuk menyelamatkan dia dan Amala yang ada didalam mobil.

Saat posisi kedua mobil mulai dekat, Marvis membelokkan mobilnya tajam, mobil yang dikendarai Marvis berbelok tajam kekanan menghantam pembatas jalan menimbulkan suara yang sangat kencang. Mobil dari arah depan yang berniat menabrak mobilnya jatuh sisi kiri menghantam pembatas antara laut dan jalanan kemudian terjun bebas kedalam laut.

Marvis kenal jelas mobil itu, Porsche merah milik Janied kakak tirinya. Sebelum mobil milik Janied jatuh sempurna kedalam laut pria yang ada didalam mobil itu melompat dari mobilnya dan terguling dijalanan yang beraspal.

Mata Amala terbuka saat merasakan sentuhan hangat dipipinya. Apakah kali ini dia masih selamat untuk yang sekian kalinya ?

"Kamu baik-baik saja."

Amala mengangguk tak ada luka serius kecuali hanya goresan kecil dikeningnya akibat benturan.

"Marvis. .!!"

Berbeda dengannya, pria tampan yang disamping terluka parah, tapi masih bisa menatapnya dengan penuh kelembutan. Kecemasan dan ketakutan menyelimuti hati Amala.

Satu musuh belum berkurang dan sekarang bertambah musuh yang lainnya. Apa mereka berdua bisa lolos dari situasi ini dengan kondisi selamat? Amala terus berdoa, semuanya pasti akan cepat berakhir.

"Jangan keluar apapun yang terjadi." Perintah Marvis.

Pria itu keluar dari mobil dengan keadaan sempoyongan menatap kearah Janied yang berdiri jauh darinya. Tak lama Vio keluar dari mobilnya berlari kearah Marvis.

"Jangan mendekat." Ujarnya mengarahkan pistol pada Vio.

"Marvis. ." Vio berhenti, lalu menatap tajam kearah Janied. "Hey, apa yang kau lalukan pada Marvis keparat." Vio mengarahkan pistolnya ke arah Janied.

Janied menyeringai. "Matamu buta hah, jelas-jelas aku ingin membunuhnya." Janied ternyata juga membawa sebuah pistol yang dia sembunyikan di belang tubuhnya.

Jadi posisi mereka sekarang sama-sama membawa pistol dan mengarahkan kepada target mereka masing-masing.

"Yang harus dibunuh adalah wanita jalang itu bukan Marvis."

"Aku tidak peduli dengan wanita itu, dia bukan urusanku."

"Jatuhkan pistolmu Janied, kita tak harus saling membunuh." Ucap Marvis.

"Tutup mulutmu, kau memang adik yang kurang ajar seperti ibumu. Karena kalian berdua ibuku meninggal dan harta ayah malah jatuh ketanganmu, padahal aku anak kandung pertamanya."

Mendengar itu Marvis tak terima. "Ibumu meninggal karena sakit keras, bukan karena ulah kami. Sampai kapan kau mau menyalahkan kami atas kematian ibu."

"Jika kalian berdua tidak masuk kedalam kehidupan kami, ibuku tidak akan kepikiran sampai jatuh sakit." Janied berteriak.

"Ayah dan ibuku sudah hidup bahagia selama lima belas tahun lebih tapi tiba-tiba ayah pulang membawa kalian berdua dan berkata kalau kau adikku dan wanita itu istri kedua ayah. Coba kau pikir hati wanita mana yang tak sakit. Ibuku berusaha tetap tersenyum waktu itu dan menerima kehadiran kalian tapi aku tidak. ."

AMALA Istri Kontrak Sang CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang