familly time

4.6K 359 15
                                    

"gimana hubungan kamu sama jendral hen?" Tanya Cakra sambil memasukkan singkong goreng buatan sang istri untuknya.

"Baik yah, ya kaya biasa." Jawab mahen.

"Syukur kalo gitu, bunda seneng dengernya."

"Iya Bun."

Jehan hanya diam sambil menikmati singkong goreng di tambah dengan film pororo tidak tau dari kapan dia suka sekali dengan Pororo.

"Sore pak!" Sapa salah satu orang lewat yang mengklakson ke rumah cakra saat melihat Cakra dan keluarga nya sedang ngeteh hangat di lantai teras rumah.

"Yo sore!" Balas Cakra sambil mengangkat tangan nya.

"Ayah sebenarnya ayah itu temen nya ada berapa si? Mahen heran setiap orang pasti kenal ayah." Tanya mahen.

"Tidak tau hen, ayah juga bingung." Jawab ayah Cakra.

"Ayah mah jiga buronan, kabeh ge nyaho saha ayah Cakra." Jawaban jahen membuat Cakra melemparkan piring plastik dari bawah kopi nya kepada sang anak.
"Ayah mah kaya buronan, semua juga tau siapa ayah Cakra."

"Tuman ai kamu teh sok kita ka kolot! Doakan!" Ayah Cakra memandang marah kepada Jehan namun tentu saja itu hanya bercanda.
"Kebiasaan kamu mah suka gitu ke orang tua! Durhaka!"

"Aw yahh!" Rengek Jehan merasakan kening nya sakit karna di lampari piring oleh Cakra.

"Naha?! Awak wae gede kalakuan jiga budak tk." Sindir Cakra.
"Kenapa?! Badan aja gede kelakuan kaya anak TK."

"Mana ada?!" Jehan tidak terima di katai anak TK oleh ayah nya sendiri.

Ayu dengan mahen hanya diam menikmati drama anak dan ayah ini.

"Etah tingali naon nu ku kamu di liat Jehan, eta teh pororo." Cakra menunjuk hp Jehan yang terpampang jelas film pororo.
"Itu liat apa yang kamu di liat Jehan, itu Pororo."

"Nya kunaon mun Pororo? Kan lucu eta Aya si gendut." Jehan mencoba memamerkan salah satu karakter Pororo yang berwarna putih.
"Ya kenapa kalo Pororo? Kan lucu itu ada si gendut."

"Nih yah anak tentara itu harus hitam!" Teriak cakra membara.

"Syapp!" Jehan langsung memasang postur tubuh yang tegap dengan tangan hormat kearah sang ayah.

"Ga ada yang putih putih!" Jika ini di dunia fantasi mungkin kalian bisa melihat kobaran api di dalam mata Cakra.

"Syapp!" Kali ini bukan hanya Jehan namun mahen juga ikutan.

"Tentar-"

"Tentara harus waras!" Ayu menanggapi kerandoman sang keluarga sambil memotong omongan sang suami.

"Syapp! Eh?!" Jehan dan mahen seketika tertawa saat sadar apa yang di katakan oleh sang bunda.

"Bwahahahah ayah ga waras!" Jehan tertawa lepas sambil menunjuk nunjuk sang ayah yang memandang mereka bertiga dengan marah.

"HAHAHAHAHAHA." Tawa mereka bertiga menggelegar di tambah mahen yang memang orang nya receh jadi komplit sudah.

"Ahahaha aduh mas maaf." Ayu memegangi perut nya yang sakit karna menertawakan sang suami.

"Adek mah." Cakra menatap melas ke arah ayu.

"Astaghfirullah!!" Teriak Jehan dengan mahen saat melihat ayah nya sedikit ekhem jyjyk ekhem.

(Cakra : heh ga sopan yah kamu!

Aduh yah ampun!!!

Dan berakhir author di suruh push up oleh ayah Cakra)

berandal kesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang